19. Fun Day

2.8K 426 364
                                    

Kini sorakan riuh para penonton mulai menggema dan memenuhi seluruh lapangan indoor ini, semua bangku bertingkat telah terisi penuh, semua supporter terlihat begitu antusias untuk menyemangati jagoan dari sekolahnya masing-masing.

Shanin, Bulan, dan Gladis kini tengah menemani Ocha diruang belakang, Ocha sudah siap dengan segala alat pelindungnya, mulai dari head protector sampai body protector lengkap ia pakai.

"Deg-degan banget gue," ujar Ocha.

"Mba Ocha ternyata bisa deg-degan juga ya," ledek Bulan disusul tawanya.

"Iyalah, gue masih punya jantung anjir," balas Ocha.

"Tenang Cha, bakalan gue doain dari awal sampe akhir, lo pasti bakalan menang!" seru Shanin.

"Ada kak Lea woy, dia udah sabuk merah,  keren banget," puji Ocha sambil melihat Lea yang sedang diganggu oleh Alung disana.

"Halah sabuk lo juga udah biru strip merah, abis ini naik tingkatan ke merah kan? SEMANGAT!!!" Gladis tiba-tiba berteriak sambil mengepalkan tangannya didepan Ocha.

"NAH TUH! DENGERIN KATANYA GLADIS GLANDANGAN!" seru Shanin heboh yang langsung mendapati jitakan dari Gladis.

"Gladis aja! gak pake glandangan!" kesal Gladis tak terima.

"Bagusan ditambahin embel-embel glandangan, biar lebih aesthetic!" tambah Bulan yang ikut-ikutan.

"AW!" pekik Bulan saat Gladis tiba-tiba mencubit lengannya.

Sementara itu diradius beberapa meter mereka berdiri ada Lea yang sedang naik darah karena sedari tadi Alung dan Aksa serta Reza terus mengganggunya yang sedang sibuk bersiap-siap.

"BISA DIEM GAK SIH LO PADA?!" pekik Lea marah-marah terus sedari tadi.

"Nggak bisa neng, gangguin lo tuh kaya ada kenikmatannya sendiri gitu wkwkwkwkwk!" ujar Reza.

"Ini tuh gini, dibenerin dulu biar nanti kamu ga kenapa-napa," Alung membenahi letak head protector Lea.

Lea sempat terdiam sejenak memperhatikan wajah Alung, kalau dilihat-lihat Alung ini emang ganteng, banget malah. Tapi sayangnya dia gila kaya ga punya otak, udah gitu sifatnya kek dajjal lagi, siapa yang gak gedek coba?! plus dia itu fakboi, semuanya diakuin pacar sama dia.

"Fiuh!"

Lea langsung terperanjat kaget sambil mengedipkan matanya beberapa kali dan refleks mundur ke belakang menjauhi Alung, cowok itu tadi meniup wajahnya secara tiba-tiba.

"NAHKAN! KE GEP NGELIATIN GUE KAN LU?!" seru Alung.

"Ah! gue udah tau, gue itu emang ganteng, Aksa sama Reja jauh dibelakang!" tambahnya.

"Alah tai," sahut Aksa jengah.

"Dua in," imbuh Reza.

"SERATUSIN!" tambah Lea dengan kesal.

Alung pun langsung memegang dadanya seolah-olah menjadi orang yang sangat ter-zalimi. Wajahnya pun sengaja ia buat-buat menjadi seseorang yang paling melas sepanjang masa.

"Kamu jangan solimi!" ujar Alung.

"Solimi-solimi, solehah!" sahut Reza.

"Udah deh mendingan kalian semua pergi dari sini, buru naik ke atas, nanti semangatin gue biar menang!" ujar Lea.

"Siap mba jago," sahut Alung dan Reza.

Sementara itu, Aksa yang tadinya tengah bermain ponsel kini langsung terpecah fokusnya saat mendengar suara tawa dari gerombolan teman-teman Shanin. Lelaki itu mengangkat pandang dan memperhatikan Shanin dari jauh, gadis itu tengah bercanda gurau dengan cowok yang kemarin menemaninya diruang UKS, iya yang dimaksud itu Reyhan.

Hai, Aksa!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang