Kriiiiing!
Bel pulang sekolah telah berkumandang sampai ke penjuru sudut sekolah, semua siswa dan siswi SMA Antariksa segera berbondong-bondong untuk mengemas semua barang-barang mereka ke dalam tas, setelah berdoa bersama dan guru telah mengucapkan salam, maka mereka semua langsung bergegas untuk keluar dari kelas.
Tetapi tidak semua, contohnya di kelas 10 IPS 1 ini, masih ada Shanin, Ocha, Bulan dan Gladis yang masih setia duduk dibangku mereka masing-masing.
"Guys! Kalian ga pada pulang?" tanya Reyhan yang sudah berdiri dengan tas yang menggantung disebelah bahu.
"Habis ini Rey, masih mau sidang dulu, lo mau ikutan?" tanya Ocha pada Reyhan.
Reyhan lantas tertawa sambil menggelengkan kepalanya, "Enggak deh pasti isinya masalah cewe semua, contohnya bahas cowo, terus belanja online, makan-makan, jalan-jalan, iya kan?" tebak Reyhan.
"Ih, lo kok tau banget sih tentang cewek? Jangan-jangan lo punya buku seni memahami wanita lagi ya?!" tebak Gladis dan disetujui oleh Ocha yang ikut menganggukkan kepalanya dan menunjuk-nunjuk wajah Reyhan.
"Enggak, gue kan udah hafal sama sifat-sifat cewek," ujar Reyhan.
"Dih," cibir Bulan. Membuat semuanya lamgsung menoleh ke arah cewek itu yang tengah asik bermain ponsel.
"Kenapa sih mbuuul?" tanya Reyhan.
"Gpp," sahut Bulan.
"Itu si Shanin nggak kalian bangunin?" tanya Reyhan sambil menunjuk Shanin menggunakan dagunya. Karena memang gadis itu sedang tertidur, sudah terhitung setengah jam sejak guru sejarah tadi sedang menerangkan pelajaran dan sampai detik ini belum bangun juga.
Karena Shanin ngantuk berat, guru sejarah yang sedang mengajar tadi seperti mendongeng, jelas aja Shanin makin ngantuk, apalagi ada fasilitas AC di dalam kelas ini, jadi makin nyenyak deh tidurnya.
"Nin..bangun woi, udah bel pulang nih, lo gak mau pulang apa? Atau lo mau nginep di sini sampe besok pagi? Tapi hati-hati aja kalo ntar malem lo ditemenin sama...." ujar Ocha sambil melirik teman-temannya satu persatu.
"Tuyul, poci, terus apa lagi ya? Penunggu di sekolah kita tuh banyak loh Nin, jangan main-main," ujar Ocha lagi.
"Tau nih, kebo banget deh, kalo lo ga bangun dalam lima menit ke depan, bakalan kita tinggal. Kita mau beli seblaknya Mbak Ririn nih, yakin lo gak mau?" tanya Gladis sambil menggoyang-goyangkan tubuh Shanin.
"Eungggh," erang Shanin. Mereka pikir Shanin akan bangun, tapi nyatanya cewek itu hanya mengerang saja dan tidak membuka kedua matanya.
Dasar ya, padahal tidurnya duduk terus ngelipet tangan dan kepalanya ditaruh di atas tangan loh, kok bisa betah dan nyenyak sih diposisi kayak gitu? Emang bener-bener nih Shanin kayaknya perlu disiram air segentong dulu baru bisa bangun.
"Misiiii," seru Aksa yang tiba-tiba saja datang dan berdiri di ambang pintu sambil menggendong tasnya disebelah bahu kiri. Lalu di belakangnya ada Alung dan Reza yang menyusul.
"Iyaaa kak, ada apa? Mau nyari Shanin ya pasti?" tanya Gladis menebak.
"Tau aja, mana anaknya? Masih ngambek sama gue nggak?" tanya Aksa sambil berjalan masuk ke dalam kelas milik Shanin dan warga kelas 10 IPS 1 yang lain.
"Nih kak, tersangka nya lagi ngorok, ngebo, dari tadi molor dia sampe sekarang belum bangun-bangun, kayaknya sih ngantuk berat banget," ujar Ocha pada Aksa.
Aksa langsung tertawa renyah, aduh jadi makin keliatan ganteng banget kan! Tolong ya kak, jangan bikin teman-teman Shanin ini jadi pengen ngegebet kamu, ntar jadi temen makan temen lagi!
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai, Aksa!
Fiksi RemajaCerita ini tentang, Aksa Ailen Dirgantara dan gadis rahasia yang akan kalian temukan di dalam ceritanya... Jangan lupa ucapkan hai untuk ke datangan Aksa. 𝐇𝐚𝐢, 𝐀𝐤𝐬𝐚! ••• Selamat datang, selamat membaca✨ Copyright© 2020 by dinaafebrianii Mulai...