"Ten, turun cepet! Bentar lagi mau berangkat nih!" Teriak Taeyeon dari bawah.
"Jingan, malah diingetin." Rutuk Ten, ia segera berganti baju asal lalu turun kebawah menemui mama dan papanya.
"ASTAGA! ANAK MAMA KOK KAYA GEMBEL!" Taeyeon misuh-misuh, ia dengan cekatan menarik tangan Ten untuk kembali ke kamar lelaki cantik itu dan mengganti pakaiannya.
Gimana engga cuy, Ten memakai kaos putih oblong di padukan dengan kemeja kotak dan memakai celana jeans sobek-sobek. Ini mau ketemu sama calon suami apa mau tawuran di jalan?
"Ish, ma ini tuh udah bagus. Ngapain di ganti lagi sih!" Ten merajuk, lelaki cantik itu mengerucutkan bibirnya kesal.
Taeyeon mendengus, ia lalu menepuk pelan kepala anaknya agar sadar dari kebegoannya.
"Kita mau ketemu calon suami kamu, masa anak mama yang paling cantik dandan kaya orang mau minta duit di jalanan sih. Ga elit banget, harusnya tuh kamu pake jas gitu loh."
Setelah Ten mengganti pakaiannya, ia di tarik kembali ke depan meja belajarnya. Di sana terdapat bedak bayi dan lipbalm milik lelaki cantik itu.
Taeyeon mendandani Ten dengan tipis, lalu memakaikan anaknya pelembab bibir agar lebih cerah dan fresh. Lalu kembali menarik tangannya keluar dari kamar dan menuju mobil yang akan di kendarai mereka.
"Lama banget, udah kek dandanin anak perawan." Sindir Donghae yang sedari tadi menunggu di mobil.
"Lambemu, Ten emang masih perawan kali. Udah cepet jalanin mobilnya, keburu keluarga calon besan nungguin lama." Ucap Taeyeon dengan sinis.
Ten hanya menghela napas pasrah dengan kelakuan orang tuanya itu.
.
.
.Sesampainya di cafe, mereka di antar oleh pelayan ke ruangan khusus. Hanya mereka dan calon besan di sana, semacam ruang VVIP.
Taeyeon tersenyum cerah mendapati calon besannya sudah di sana.
"Halo, jeng. Udah nunggu lama ya? Maaf banget, biasa anak perawanku dandannya lama. Kan mau ketemu calon suami, hehehehe."
"Nggak papa kok, jeng. Kita juga baru aja nyampe kok. Duduk, aku udah pesenin makan buat kalian. Tadi sekalian aja." Ucap Yoona-- lebih tepatnya Lee Yoona istri dari Lee Jaejoong.
"Aduh makasih banget ya, jeng."
Ten risih sedari tadi ada sepasang mata menatapnya tajam seakan dirinya adalah mangsa utamanya. Lalu secepat kilat ia membalas tatapan itu tidak kalah tajamnya.
Seseorang itu lalu tersenyum kecil, dan mengedipkan sebelah matanya. Menggoda lelaki cantik yang berada di depannya.
"Eyyy, Taeyong sama Ten udah berani goda-godaan nih. Udah saling kenal tah?" Tanya Jaejoong yang tidak sengaja melihat anaknya yang memberi kan wink kepada Ten.
"Engga, om." Ucap Ten dengan malas.
Mereka hanya menganggukkan kepalanya. Lalu menyantap makanan yang dihidangkan di meja.
.
.
.Beberapa saat kemudian mereka telah menghabiskan makanan yang tersaji lengkap dengan makanan penutupnya.
"Langsung ke intinya aja, jeng." Taeyeon mengangguk antusias, "Gini, kita langsung nikahin Ten sama Taeyong secepatnya aja. Satu minggu dari sekarang."
Mata Ten melebar mendengar penuturan Yoona. Demi apapun kenapa malah di majukan? Kenapa nggak di batalin aja?!
"Lho kenapa kok di majuin, jeng? Apa Taeyong udah nggak sabar?"
"Eh engga juga, tante. Tapi saya hanya pengin cepet-cepet mengikat Ten aja. Saya juga udah nyiapin rumah buat kita tinggalin berdua, jadi kita nggak akan nyusahin kalian." Ucap Taeyong.
"Wah bagus banget tuh, Taey. Itu hadiah dari ayah kamu atau dari jerih payah kamu sendiri?" Tanya Donghae.
"Itu dari kerja keras saya sendiri, om. Saya kan juga sudah menjadi Direktur di perusahaan ayah, jadi saya bisa menabung sedikit demi sedikit untuk membeli rumah itu." Ucapnya.
"Idih dasar pamer." Ucap Ten pelan, matanya memicing menatap Taeyong.
Taeyong mendecih pelan, telinganya sangat tajam hingga dapat mendengar apa yang Ten katakan.
"Saya minta tiga hari dari sekarang. Pernikahan saya dan Ten di majukan tiga hari dari sekarang." Ucap Taeyong tegas.
"APAAN?!"
.
.
.Hello?

KAMU SEDANG MEMBACA
Di Jodohin || TaeTen✔
Fanfiction"Saya ini suami kamu, harusnya kamu menghargai!" "Gue nggak sudi punya suami kayak lo!" [short story]