4

2.2K 258 79
                                        

"Lo mau bawa gue kemana, om?" Tanya Ten was-was.

Taeyong menoleh sekilas dari sampingnya, "Ke apartemen saya."

"Ngapain kesana anjrot, lo mau ngewein gue ya biar lo bisa nikah sama gue?! Jawab om!" Ten menggoyangkan lengan kiri Taeyong.

"Kamu bisa diam atau tidak?"

"OM! GUE NGGAK MAU DI PERKOSA!"

ckiit.

Mobilnya berhenti di pinggir jalan sepi, Taeyong menoleh ke lelaki manis di sampingnya-- menatapnya tajam.

Badannya mencondong ke arah Ten, "Kamu terlalu banyak berbicara, cantik. Mau ku lakban mulutmu yang manis ini?"

"Heung.." Ten menggeleng lucu.

"Bisa diam?"

"Uh huh.." Ten mengangguk lucu.

"Good." Tangannya mengacak surai Ten gemas, ia lalu menjalankan mobilnya menuju apartemen.

.
.
.

"Om! Kita ngapain kesini sih?!" Ten merengut lucu, ia duduk di sofa mahal milik Taeyong, sementara lelaki tampan itu masih berkutat dengan ponsel promag miliknya.

"Om!" Ten greget ingin mencakar wajah mupeng Taeyong, gemas karena tidak di jawab.

"Apa? Saya mau mandi, kamu siapkan saya makanan. Dan jangan pergi dari apartemen saya kalau tidak dengan saya." Ucapnya, lalu ia berjalan menuju kamar yang terletak di samping dapur.

"Astagfirullah, sabar. Anak cantik anak baik harus sabar, ntar kita mutilasi si om jelek itu ya sabar." Ten mengusap dadanya, menghela napas panjang dan menuju dapur untuk memasak.

Nggak gitu, Ten tuh cuma takut di perkodok kalo nggak nurutin apa yang om bilang.

Setelah menunggu beberapa menit Ten selesai berkutat dengan masakannya, detik itu juga Taeyong keluar dari kamarnya-- masih dengan rambut yang basah.

Nih daritadi ngapain aja anjrot di dalem kamar mandi, coli ya lo?! - Ten cantik 2020.

"Nggak usah ngeliatin saya begitu, naksir kamu ntar." Taeyong duduk di salah satu kursi di meja makan.

Ten merotasikan matanya, "Pede banget nih upil babi." Tangannya mengambil handuk di pundak Taeyong, "Gue keringin ya, mata gue nggak bisa liat ginian ntar langsung males liat lo." Nggak maksud bodoh :)

Taeyong terkekeh, "Bilang aja kamu perhatian sama saya."

"Nggak usah banyak nyocot deh lo, makan noh udah gue siapin daritadi juga. Nggak menghargai banget jadi orang. Dasar om om mesom." Ten mengusak rambut Taeyong dengan kasar, sebel banget dia sama si om.

"Adudududududuh sakit Ten! Pelan-pelan dong, kayanya suka banget yang kasar-kasar ya kamu." TUHKAN BANYAK BACOT.

"MUKE LU KAYA KONT*L ANJROT! AU AH GELAP MO BOBOK DOLO BYEEE!" Ten menjitak kepala Om Taeyong, dan pergi menuju sofa untuk tidur.

Taeyong ngakak, setelah itu pergi menyusul Ten.

Melihat Ten tidur, ia berinisiatif untuk menindih tubuh mungilnya, "Ten gara-gara kamu, rahang saya jadi lebam. Obatin."

"Ohok! Ohok! Busett badan lo berat banget! Minggir oi!" Ten mencoba bangun, tetapi Taeyong menahannya menjadi lelaki tampan itu di atasnya.

"Obatin dulu."

"Iya anjrot, minggir dulu ah berat!" Taeyong menurut, ia duduk di bawah sofa aka karpet berbulu.

"Nih kotak P3K nya manahhh?!"

"Di laci dapur, cari sana."

"Idiiihh emang gue babu lo apa? IYAIYA NIH GUE JALANN!" Taeyong menatap tajam Ten hingga lelaki manis itu mengkerut sedikit takut.

Ten misuh-misuh, menyebalkan sekali Taeyong di matanya.

Lelaki manis itu kembali, "Mana yang lebam?!"

"Galak banget kamu Ten, sini duduknya di pangkuan saya. Biar bisa leluasa kamu ngobatinnya." Om Taeyong menepuk pahanya.

"Dih, kayak ngajak anak perawan ewe aja lu." Tapi Ten tetap menuruti Taeyong.

Selama lelaki tampan itu di obati oleh Ten, ia tidak henti-hentinya menatap paras cantik calon istrinya itu. Yah, cinta pandangan pertama.

Tepukan di pundak menyadarkannya, "Udah nih, awas gue mau pulang. Lo anterin gue."

Om Taeyong menahan Ten untuk tetap berada di pahanya, lalu merengkuh pinggangnya. Wajah mereka saling berdekatan, membuat Ten merona.

Tidak menunggu lama, Om Taeyong segera mengecup bibir tipis miliknya.

Cup.

Mata kucing milik Ten berkedip lucu, lalu bibir lelaki tampan itu bergerak di atas bibirnya. Menyesap membuat bibirnya membengkak, lalu melumat dan memasukkan lidahnya kedalam mulutnya.

Manis, sangat manis. Itu yang di pikiran Om Taeyong.

TBC.

Di Jodohin || TaeTen✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang