Pagi harinya Ten bangun pagi-pagi sekali jauh sebelum Om Taeyong membuka mata. Yeah— si manis seperti tersihir dengan kata yang diucapkan suaminya tadi malam, bahwasannya seorang istri harus membuat makanan, bersih-bersih dan semacamnya.
Ten yang notabenenya memang pandai memasak pun membuat sarapan special untuk sang suami. Lalu bebenah rumah, menyiapkan baju untuk Om Taeyong pergi bekerja dan mandi.
Tidak berselang lama Om Taeyong bangun dan mendapati ranjang di sebelahnya kosong, sedikit panik karena biasanya sang istri akan bangun lebih siang darinya. Tak ambil pusing ia lalu melangkah kan kaki menuju kamar mandi.
Beberapa menit ia telah selesai acara mandi dan tertegun melihat setelan kemeja lengkap dengan dasi, sepatu, dan kaos kaki di depan lemarinya.
'Ten, yang nyiapin ini semua?'
Bibirnya melengkung keatas menandakan ia sangat bahagia, ah— jadi tambah cinta.
Ia turun ke bawah menuju dapur dan melihat sang istri tengah menuangkan kopi, pasti untuk saya.
Tersenyum lebih lebar ia melingkarkan tangannya di perut sang istri, sedikit berjengit tapi tidak apa-apa.
"Om, kaget gua." Sambil menghela napas karena kaget.
"Mulai sekarang jangan panggil lo-gua, panggil aku-kamu aja gimana? Aku gasuka." Katanya, mulutnya sibuk mengecupi leher si manis.
"A-ah.. Om geli ih, sana duduk aja!" Tangannya mencoba melepaskan tangan suaminya yang masih saja melingkar di pinggang.
"Bilang iya dulu."
Lagi— Ten menghela napas, "Iya."
Om Taeyong nyengir, ia langsung duduk dan menunggu istrinya menyiapkan makanan di piring.
"Udah om jangan nyengir mulu, garing ntar tuh gigi." Tangannya meletakkan piring di depan Om Taeyong.
Tidak menghiraukan perkataan si manis, ia lalu memakan masakan sang istri dengan lahap. Ini jinjja enakkkeun, ga boong.
"Pelan woy pelan, kesedak baru tau rasa!"
Om Taeyong ketawa pelan, "Ini enak banget, sayang."
Ten ngeblush, malu di panggil sayang padahal udah sah suami istri.
"Om malu ih!"
Om Taeyong ngakak, suka banget ngeliat istri cantiknya ngeblush kaya gitu.
Drrt drrrt.
Handphone milik si manis bergetar, ada yang menelfon nya.
Jaehyun.
Om Taeyong sekilas melirik layar handphone Ten, ada sedikit rasa tidak suka di hatinya. It's okay, mungkin Ten belum menerima ia sebagai suami sahnya.
Ia lalu bergegas dari duduknya dan meninggalkan meja makan tanpa berucap sepatah katapun.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Jodohin || TaeTen✔
Fanfic"Saya ini suami kamu, harusnya kamu menghargai!" "Gue nggak sudi punya suami kayak lo!" [short story]