8

988 108 65
                                        

Gue hari ini ultah, ucapin dulu baru baca. Gue maksa pokoknya! HEHE ><


































Pagi harinya saat Ten akan berangkat sekolah Om Taeyong memanggilnya dari arah dapur. Dengan terpaksa ia melangkah kan kakinya kesana.

"Apa?" Ucapnya dengan malas.

Oh tentang kejadian semalam, mereka tersadar dan yah berusaha bersikap biasa saja. Om Taeyong yang sadar jika Ten masih kecil berusaha menahan hasratnya.

"Kenapa kamu nggak masak? Kamu kan udah jadi istri saya, jadi kamu wajib masak buat saya." Matanya menatap si manis dengan tajam.

"Males, lagian gue cowok mana bisa masak." Ten memutar tubuhnya beranjak dari dapur sebelum suara Om Taeyong kembali membuatnya menoleh dengan terpaksa.

"Setidaknya kamu masak roti panggang, belajar menjadi istri yang baik. Walaupun kamu tidak bisa memasak, kamu bisa search tentang bagaimana cara memasak. Apa itu susah?" Tatapannya masih sama.

Ten mendecih pelan, "Gue nggak mau, buang-buang tenaga aja."

"Saya ini suami kamu, harusnya kamu menghargai!" Om Taeyong meninggikan suara.

Ten berjengit dan dirinya menatap tajam Om Taeyong, "Gue nggak sudi punya suami kayak lo!"

Lelaki manis itu berbalik dan berjalan cepat menuju pintu, menutupnya dengan debaman keras.

Om Taeyong sadar jika dirinya sudah keterlaluan pun hanya bisa mengacak surainya kesal, belum genap seminggu menjadi istrinya tapi ia sudah membentak Ten.

Pasti lelaki manis itu berpikir jika ia adalah pria yang mudah marah atau sebagainya.

"Argh! Sial!" Ia menuju kamarnya dan mengambil keperluan untuk ke kantor.

.
.
.

"Gue putus sama Jaehyun." Kalimat itu meluncur dari belah bibir Ten. Ia bersama Doyoung berada di kantin untuk masuk ngisi perut sebelum bel masuk berbunyi.

"Hah?! Kok bisa? Lo udah cerita sama Jaehyun kalo lo nikah sama orang yang di jodohin sama lo?" Doyoung menatap kaget Ten.

"Hm, sebelum nikah sama Om Taeyong gue ngasih tau Jaehyun. Lo tau reaksinya gimana?" Sementara Ten menjeda ucapannya Doyoung menggeleng, "Dia bentak gue, nyalahin gue karena nggak nolak perjodohan. Dia nggak tau seberapa keras gue nolak perjodohan kuno ini, Doy."

Doyoung prihatin melihat Ten seperti ini, bagaimana pun juga ia mengerti apa yang di rasakan lelaki cantik itu. Menghela napas pendek lalu merangkul Ten dari samping, meletakkan dagunya di pundak kanan sahabatnya.

"Yang sabar, gue tau ini nggak mudah. Tapi, gue juga tau pilihan orang tua lo nggak pernah salah. Lo harus buka hati buat suami lo, dan jangan mikirin Jaehyun lagi."

Ten tersenyum, "Melow banget jingan, udah ah jangan peluk-peluk bau lo pasti belom mandi?"

Doyoung tertawa lebar ia menepuk keras punggung Ten, "Kok tau sih lo?"

"Akh, sakit tolol! Udahlah gue mau masuk kelas. Bye." Ia meraih tas dan berlari menjauhi kantin.

"Oy Ten tunggu!" Doyoung mengejar lelaki manis yang sudah tidak terlihat punggungnya karena belokan koridor. Orang-orang yang melihat itu tertawa gemas, walaupun sangar Ten dan Doyoung termasuk uke yang menggemaskan jika kalian belum tau.

TBC.

Di Jodohin || TaeTen✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang