29. Brussel

137 4 0
                                    

syahra kini sudah sadar, ia sedang duduk bersandar di ranjang rumah sakit sambil makan siang disuapi oleh sang pria tercinta.

"kamu udah makan?" tanya syahra.

"udah kok" jawab al berbohong.

toh, al tidak ada nafsu makan setelah tau tentang kondisi kesehatan syahra.

"bener udah? muka kamu keliatan pucat banget" tanya syahra lagi meyakinkan.

"iyaa..."

al menyuapi syahra lagi dengan sendok besi yang ada ditangannya.

"ra... aku berpikir gimana kalo kita pindah ke Brussel, kita bisa bebas disana, salah bisnis aku juga bercabang disana, jadi bisa sekalian aku urus. gimana? kamu mau nggak?"

"terserah kamu aja al, aku dukung apapun keputusan kamu"

"kalo kamu mau, gavin dan feelka bisa ikut kok. nanti aku suruh feelka bujuk papa supaya kuliahnya pindah kesana. biar sekalian ada yang jagain dan temenin kamu kalo aku lagi lembur"

syahra tampak sedikit senang dengan semua perhatian dan kepedulian al, ia tersenyum manis seakan sedang bahagia.

"makasih ya..." gumam syahra.

al juga terlihat bahagia melihat senyuman indah dari sang wanita tercinta. ia juga tersenyum dan mengelus lembut pipi mulus nan merah milik syahra.

"setidaknya aku bisa bahagia sama kamu disana tanpa halangan dari orang tua aku, dan setidaknya aku bisa menghabiskan waktu sama kamu sebelum kita dipisahkan oleh ajal.... aku janji ra, nggak akan ada wanita pengganti kamu setelah kamu pergi nanti" gumam batin al.

al sedikit menunduk dan meneteskan air mata, untung saja syahra tak melihatnya.

seminggu kemudian dua pasangan terlarang itu berangkat ke Belgia.

berbulan-bulan mereka menghabiskan waktu disana.

usia kandungan syahra sudah semakin bertambah begitu juga dengan penyakitnya yang semakin parah.

malam itu, syahra sedang berada di balkon untuk menghabiskan serta menikmati indahnya malam bersama al sang laki-laki yang sangat dicintainya itu.

mereka duduk di bangku berbahan besi dengan posisi syahra memeluk erat pinggang al dari samping dan menyandarkan kepalanya pada dada bidang al.

begitu juga dengan al yang memeluk tubuh mungil syahra dan mengelus perutnya yang sudah membesar itu.

"aku nggak sabar nungguin dia lahir"

syahra hanya tersenyum mendengar ucapan al tak mengerubis apapun.

"aku ngantuk gara-gara obatnya banyak banget"

syahra memejamkan matanya sejenak, ia semakin ngantuk karena merasa belaian lembut di kepalanya dari tangan al.

tak lama, ia pun tertidur. al melihat syahra yang sudah terlelap didalam pelukannya.

ia sedikit terkekeh dan juga bersedih melihat hal itu.

ia terkekeh karena syahra yang sering sekali tertidur didalam pelukan. namun ia juga bersedih karena hal itu pasti tidak bisa dirasakannya lagi setelah ajal menjemput syahra.

ia pun dengan perlahan bangun dan menggendong tubuh syahra untuk dipindahkan ke ranjang.

"lucu banget ibu negara tidur" gumamnya setelah meletakkan syahra di atas ranjang.

ia pun ikut tidur disebelah syahra dan memeluk erat tubuh syahra lagi.

To Be Continued ♥️

Forbidden Love [Completed]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang