しSelama 19 tahun hidupnya, Ilna tidak pernah membayangkan akan berada di posisi ini.
Ia dan Seungcheol memang sering sekali berpindah tempat, dari satu rumah ke rumah lainnya. Saat itu Ilna pikir ia harus kerap kali hidup nomaden karena Seungcheol bekerja harus terus berpindah.
Tapi, selepas SMA. Seungcheol mulai berani melakukan transaksi, membuka kaleng bir, mengisap obat putih dihadapannya.
Jujur, Ilna juga buntu. Ia bingung harus pergi kemana. Sudah belasan tahun Ilna dan Seungcheol hidup tanpa bersosialisasi.
Ralat, hanya Ilna yang hidup bersosialisasi di kampusnya. Itupun hanya mengenal teman sekelasnya.Dipikir lagi, jika saat ini Ilna sudah diusir. Bagaimana nasib kuliahnya ke depan?
Cari kerja?
Astaga, harus kerja apa Ilna kalau notabene ia hanya seorang mahasiswi yang asosial. Satu-satunya teman yang paling dekat dengan Ilna hanya Oh Sua.Oh Sua?
Sua??!
Kemana saja, tinggal menumpang di kosan Sua kan juga pastinya masih bisa hidup?"Jadi, Choi Seungcheol bukan kakakmu?" cerca Sua begitu menerima kedatangan tiba-tiba dari seorang Ilna.
Ini tiba-tiba sekali memang. Seingat Sua, yang namanya Ilna ini penurut sekali dengan kakaknya. Dan, kakaknya tidak pernah membolehkan Ilna pergi bermain ke kosan Sua. Entah karena alasan apa.
Batas maksimal yang dapat Seungcheol tolerir hanyalah party. Dengan alasan klasik, karena di party banyak orang dan tidak mungkin Ilna berani melakukan yang tidak-tidak.
"Seungcheol, benar-benar sudah membuangmu." usai Sua mendengar penuturan Ilna.
"Dia benar-benar hanya mengatakan bahwa ia bukan kakak kandungku, tanpa penjelasan yang lebih lanjut." Ilna mendesah, meraih sprite yang sudah tinggal setengah botol isinya.
"Lupakan saja, kau bisa disini bersamaku. Tapi kita buat perjanjian dulu. Bagaimana?" tawar Sua.
"Jangan sampai ada yang mengetahui kalau kau tinggal bersama denganku disini. Nanti aku harus membayar biaya sewamu, dapat dari mana aku uang?"
Ilna mengangguk, "Bagaimana dengan Hyunjin?"
Sua buru-buru menggeleng, "Tidak! Dia juga tidak boleh tau! Bisa-bisa dia nanti membayarkan uang sewamu, aku tidak ingin merepotkannya lagi."
Ilna mengernyit, "Bukankah itu bagus? Punya pacar orang kaya?"
Sua mendesah panjang.
"Sebenarnya aku bukan benar-benar pacarnya. Laki-laki kaya sepertinya sudah pasti dijodohkan. Sudah jelas bukan, dia hanya bermain-main denganku?""Lalu, kalian apa?"
"Friends with benefit."
"Holy shit, Oh Sua!"
Satu hal kelam yang baru Ilna ketahui dari sesosok Sua adalah ia seorang lady escort. Tidak sampai pada tahap having sex, memang. Tapi, Sua kerap kali melakukan pertemuan di kamar kosnya.
Sialnya, tadi siang dengan tiba-tiba Sua mendapatkan 'jadwal' pertemuan sebelum kedatangan Ilna, dan pantang ditolak bagi Sua. Sudah dikatakan sebelumnya, bukan? Ilna tiba-tiba sekali datangnya.
Jam sudah menunjukkan pukul 08.00 PM, pasti saat ini Sua sudah bertemu dengan orang yang ingin 'ditemani'.
Dengan segala keberatan hati, Ilna memutuskan menginap di sauna dekat kamar kos Sua. Setidaknya hanya satu malam ini saja.
Gila saja Ilna mau menginap lama di sauna saat musim panas seperti ini.
Telur kukus yang Ilna beli setibanya di sauna harus terinjak di salah satu kaki pengunjung tak bertanggung jawab.
Hanya itu satu-satunya makan malam Ilna hari ini. Lalu, harus hilang begitu saja. Sebenarnya Ilna ingin saja berteriak di wajah pengunjung itu, tapi ia menghilang bak angin. Tak ada di sudut manapun sauna perempuan.
Pada akhirnya Ilna memutuskan tidur, mengabaikan rasa laparnya. Kalau menurut Sua, biasanya orang yang minta 'ditemani' akan segera pulang sekitar pukul empat hingga lima pagi, agar tidak ketahuan orang sekitar.
Ini sudah jam satu, tiga jam lagi Ilna juga akan makan ramyeon dengan Sua. Tahan!
Jam sudah menunjukkan pukul 4.30 AM di pergelangan tangan Ilna ketika ia berjalan pulang menuju kamar kos Sua.
Satu hal yang agak mengherankan bagi Ilna adalah lampu anak tangga menuju kamar Sua, mati?
Seingat Ilna saat ia pergi menuju sauna semalam, lampunya masih baik-baik saja. Dan lagi, Sua sengaja tidak mengunci kamarnya? Kenapa terbuka sedikit?
"Apa semalam mereka memiliki malam yang 'panas'?" gumam Ilna.
Tangannya meraih ganggang pintu. Basah? Sedikit lengket? DARAH???
"OH SUA!"
。
KAMU SEDANG MEMBACA
delicate: scoups
FanficPerburuan itu dimulai ketika Ilna menyadari bahwa selama ini Seungcheol bukanlah kakak kandungnya. Tidak, Seungcheol tidak berbahaya. Tapi, selalu ada titik hitam yang Seungcheol coba sembunyikan dari Ilna sepanjang hidupnya. Lalu, mengapa di usiany...