はるSuara detik jam membuat Ilna terhanyut bak terhipnotis, ditambah dengan aroma selimut yang perlahan memaksa kesadaran Ilna untuk hilang.
Jam di dinding sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, tapi perasaan Ilna masih saja kukuh mengharuskan kesadarannya tetap terjaga.
Ada perasaan mengganjal tiap kali Ilna bertatapan dengan Helen sedari pagi tadi. Masakannya lezat, terlalu enak bahkan untuk seukuran orang yang sedang dalam masa penyembuhan. Walaupun, Ilna sendiri tidak yakin Helen sakit apa.
Gemuruh jantung Ilna kian berdegup kencang kala ia mendengar suara geraman yang semestinya tidak muncul di rumah ini. Chihuahua memang bisa menggeram, tapi seharusnya tidak sekeras ini suaranya.
Ilna membalik badannya, menarik selimut hingga ke atas bahu. Berusaha menyangsikan segala kejanggalan yang ia alami saat ini. Rasanya tidak tahu diri sekali Ilna jika ia mencurigai Helen yang notabene sudah bersikap baik dengannya.
Ilna masih mengatur nafasnya, memaksa kedua matanya terpejam ketika jeritan wanita terdengar keseluruh penjuru rumah ini.
Mau, tidak mau. Ilna bangkit, membuka pintu kamarnya dan menyaksikan Jeonghan tengah kalap memeluk tubuh Helen dari belakang. Di wajahnya sudah tercetak empat cakaran panjang, dihiasi darah segar mengalir perlahan.
"PERGI CHOI ILNA! PERGI DARI RUMAHKU SEKARANG JUGA!" titah Jeonghan, terlihat ia juga tengah kesusahan menahan laju amarah Helen.
Berantakan, seluruh penjuru rumah Jeonghan seperti kapal pecah. Bulu isi bantal beterbangan, menghalangi pandangan jauh Ilna. Sedang, anjing manis itu sudah menggeram keras. Jadi memang anjing itu yang menggeram sedari tadi.
Disitu Helen.
Tengah menatap Ilna tak tentu.Tidak, itu bukan Helen?
Helen menatap nyalang ke arah Ilna. Semburat hitam memenuhi seluruh matanya, rambutnya berubah menjadi kemerahan bak apel yang baru dipetik dari pohon, itu merah darah.Ilna masih tidak bisa menjangkau bagaimana dunia disekitarnya terjadi. Ilna makin kalut ketika Helen berteriak, melengking seperti orang kesetanan. Tubuhnya seolah dikendalikan bergerak tak tentu, tak terbaca.
Begitupula hal selanjutnya yang terjadi pada Ilna. Helen sudah terlepas dari rengkuhan Jeonghan, berlari tunggang langgang ke arah Ilna.
Mencekik, menekan, menggigit.AAAKKHHHHH
Tetesan darah mengalir dari bahu kanan Ilna. Helen mencabik daging bahu Ilna, menghasilkan bau anyir darah dan baju rompang yang tengah Ilna kenakan.Luar biasa sakit, tentu saja. Tapi dihadapan Ilna saat ini jauh lebih tidak masuk akal, hingga kakinya kelu untuk sekadar berlari untuk melarikan diri.
Jeonghan mendekat, berusaha memisahkan Helen dengan Ilna. Tepatnya menahan Helen agar tak makin mengoyak lengan atas Ilna. Gigi Helen sudah menancap, jauh lebih menyakitkan dari jarum suntik yang pernah Ilna rasakan ketika di rumah sakit. Kuku Helen sudah mencakar kemana-mana, leher Ilna tak luput dari sasarannya.
Usaha Ilna seolah sia-sia, kakinya memberontak membangun pertahanan diri. Tapi, seolah memberikan umpan pada hewan karnivora. Helen lagi-lagi mencakar, menjilat, menggigit kuat kaki Ilna hingga lagi-lagi percikan darah berceceran di lantai rumah Jeonghan.
"PERGI ILNA! LARI! LARI SEJAUH MUNGKIN!" Jeonghan berteriak, merengkuh Helen dalam pelukannya meskipun kini dadanya menjadi makanan sang pemburu.
Ilna berdiri tertatih, memegang tembok belakang yang sudah basah dengan darahnya. Merasa tak benar meninggalkan Jeonghan seorang diri dengan kondisi mengenaskan seperti ini.
Ilna hendak mendekat kearah Jeonghan, tapi Jeonghan menggeleng.
"Tak apa sungguh, aku bisa menangani Helen. Pergilah sejauh yang kau bisa," nada keputusasaan Jeonghan sudah di ambang batasnya, dalam lengannya Helen terlihat masih ingin memberontak menyerang Ilna bertubi-tubi.
Ilna menghela nafas, membulatkan tekadnya membiarkan Jeonghan disana. Berlari keluar dari rumah Jeonghan tertatih, kakinya terasa begitu ngilu untuk melangkah. Tapi bayangan Helen akan memakannya masih tergambar jelas dalam benak Ilna.
Apa yang sebenarnya terjadi?
。
KAMU SEDANG MEMBACA
delicate: scoups
FanfictionPerburuan itu dimulai ketika Ilna menyadari bahwa selama ini Seungcheol bukanlah kakak kandungnya. Tidak, Seungcheol tidak berbahaya. Tapi, selalu ada titik hitam yang Seungcheol coba sembunyikan dari Ilna sepanjang hidupnya. Lalu, mengapa di usiany...