し
Ilna mengernyit, bau anyir darah memenuhi seluruh ruangan. Tangannya mengerayap, berusaha menemukan saklar lampu.
"AAAAKKH!!"
Ilna terjatuh, menemukan sesosok perempuan tergantung secara mengenaskan di langit-langit kamar. Itu Sua, sudah pasti.Perutnya bersimbah darah, terkoyak begitu dalam hingga rasanya seluruh organ yang Sua miliki habis tak tersisa. Kakinya tinggal sebelah, sebelahnya terletak tak jauh dari Ilna bersimpuh saat ini.
Cukup! Ilna mau muntah saat ini juga!
Gila?
Apa yang sedang terjadi disini? Itu Sua? Oh Sua yang kemarin masih berbicara dengannya?Tunggu? Apa yang harus Ilna lakukan?
Telepon polisi? Ah, benar! 112!Ilna menggigiti kukunya, berusaha mengumpulkan kekuatan dan kesadarannya. Memperhatikan seluruh ruangan ini, hingga ia menemukan sesuatu di lantai kamar Sua.
Genggaman Ilna mengendur, handphonenya terjatuh. Apa yang terjadi disini?"ASTAGA, NONAAA!!! APA YANG TERJADI DISINI??" suara wanita berusia kepala lima menyadarkan Ilna.
Wanita itu buru-buru turun, meninggalkan Ilna memberitahu seluruh khalayak yang menunjukkan eksistensinya.
"Ada wanita bunuh diri disana! Tali menggantung di lehernya, menakutkan sekali, astaga! Panggil polisi!" Wanita itu tampak memucat, di sampingnya sudah banyak berkumpul masyarakat yang sedang berolahraga, ikut serta mengalami kepanikan.
Wanita itu melihat Ilna keluar seperti jasad tak bernyawa. Ilna clueless, belum mampu menangkap dan memproses apa yang terjadi dan ia baca barusaja.
"Nona itu! Jangan-jangan kau membunuhnya? Lihat tangannya penuh darah! ASTAGA PEMBUNUH!"Ilna mengerjap, "Tidak! Ini salah paham bibi! Aku temannya!"
Bibi itu tidak mau kalah, "Lalu, bagaimana kau bisa masuk ke dalam? Dasar, pembunuh!"
Ilna maju secara bertahap, yang mendapat penolakan dari ibu-ibu yang tengah berdiri dengan radius tujuh meter.
"Pintunya sudah terbuka sedari awal, bibi!"
Suara sirine polisi samar-samar mulai terdengar dari kejauhan. Gawat! Kalau ibu-ibu dihadapannya nanti berkata yang tidak-tidak, Ilna akan berakhir di balik jeruji besi.
Sesosok polisi turun dari kursi supir mendekat kearah Ilna dan gerombolan ibu-ibu itu.
"TANGKAP NONA ITU, PAK POLISI! DIA MEMBUNUH TEMANNYA!"
"Tidak! Sungguh, aku memang yang pertama kali menemukanㅡ" Ilna berusaha membela diri.
"ㅡBaik. Ibu-ibu tolong jangan mendekat kearah TKP. Untuk nona, silahkan ikut saya." tangan polisi itu menggiring kedua bahu Ilna agar masuk ke dalam mobil polisinya.
"Tidak, Pak! Sungguh, aku menemukan temanku sudah seperㅡ"
Polisi itu berbisik, "Diam, jangan menarik perhatian."
Suaranya berat, menekan ditiap katanya, mengancam Ilna hanya melalui beberapa kata yang ia ucapkan.。
KAMU SEDANG MEMBACA
delicate: scoups
FanfictionPerburuan itu dimulai ketika Ilna menyadari bahwa selama ini Seungcheol bukanlah kakak kandungnya. Tidak, Seungcheol tidak berbahaya. Tapi, selalu ada titik hitam yang Seungcheol coba sembunyikan dari Ilna sepanjang hidupnya. Lalu, mengapa di usiany...