あか
Ilna meremang, bulu kuduknya berdiri, menujukkan tonjolan pori-pori yang terbuka ketika kulitnya bertemu dengan dinginnya pendingin mobil hitam milik laki-laki yang menyelamatkannya dari dua polisi gadungan.
"Itu tadi apa?" Ilna berusaha membuka topik obrolan, selain itu wajah mengerikan yang mencair kental menghembuskan letupan asap yang tidak akan pernah Ilna lupakan.
Apa baru saja ia melihat jelmaan makhluk astral?
"Iya, makhluk tadi makhluk bawah tanah milik Tuan Muda." Ujar laki-laki disampingnya, matanya masih berfokus membelah jalanan kota yang cukup padat merayap pagi itu.
Ilna seketika menoleh, matanya menelisik. Mencari tahu segala kemungkinan yang tidak mungkin terjadi di abad kedua puluh saat ini. Laki-laki dengan kacamata yang menggantung dihidungnya itu memberikan aura berbeda dibandingkan Joshua, si misterius. Masih meneliti dengan jeli, hingga Ilna juga memperhatikan bagaimana laki-laki itu menyibakkan rambutnya ke belakang.
Ada yang berbeda, ada yang tidak tepat dengan laki-laki disampingnya ini. Tapi, peduli setan! Bahkan, Ilna sudah muak dengan hari-harinya.
"Oh, jadi kamu sudah bertemu dengan Joshua? Hebat sekali, aku saja tidak pernah bertemu holy trinity? Tepatnya aku belum bertemu dengan Jeonghan."
Ilna menggeleng, menutup kedua mulutnya rapat-rapat. Kau bisa mendengar suaraku?
Laki-laki itu memberikan senyuman miring penuh arti. Melihat sosok Ilna dari ujung kepala hingga ujung kaki. Kemudian, menepikan mobilnya.
Laki-laki itu menjawab, menggeram ditiap frasa yang ia lantunkan. "Iya, aku bisa mendengar segalanya. Jadi, jaga sikapmu ketika bersamaku."
Ilna hafal betul dengan jalan yang sedang laki-laki ini lalui. Ini menuju rumahnya dan Seungcheol! Itupun jika dirinya masih dianggap penghuni rumah tersebut.
Semakin dekat, hingga mobil ini berhenti tepat di depan teras rumah yang tidak terawat tersebut. Rumput liarnya kian meninggi dari terakhir kali Ilna meninggalkan rumah ini, sampah menumpuk di depan pintu. Sangat tipikal seorang Choi Seungcheol yang enggan membuang sampah, hingga ke depan pagar rumah.
"Merindukan rumah?"
Ilna terbelak, bingung harus bereaksi seperti apa. Rasanya puluhan pertanyaan yang sudah berusaha Ilna susun runtuh seketika.
Angan-angannya berbuih lepas, meletup bersamaan dengan gemuruh perasaan yang tidak pernah Ilna mengerti.
Mengapa jantungku berdegup tak beraturan seperti ini?Sosok laki-laki yang sudah menghentikan laju mobilnya itu tertawa, tertawa kencang sekali. Menggema memenuhi mobil Range Rover Hitam.
"Astaga! Seungcheol masih belum mempertegas keberadaanmu? Bodohnya!" matanya menyipit, sedang tang kirinya memegang perutnya. Merasa apa yang ia dengarkan merupakan hal paling lucu seantero dunia.
Laki-laki itu berjalan memutar, membuka pintu mobil dekat Ilna duduk. Menarik paksa pergelangan tangan Ilna hingga kemerahan, membawanya hingga ke depan pintu rumah Seungcheol yang tertutup rapat.
BUKA CHOI SEUNGCHEOL! AKU TAU KAU MENDENGARKU! LIHAT SIAPA YANG AKU BAWA!
APA PERLU KUBAWA PADA TUAN MUDA? SOSOK YANG MEMBUAT HOLY TRINITYNYA RUSAK?"Kau tidak akan berani melakukannya, bajingan. Lepas, atau lehermu akan merasakan kinzhal-ku menggorok hingga ke tulang belakangmu." Seungcheol, laki-laki itu entah darimana sudah siap menggorok kerongkongan Mingyu, si penipu holy trinity.
。
KAMU SEDANG MEMBACA
delicate: scoups
FanfictionPerburuan itu dimulai ketika Ilna menyadari bahwa selama ini Seungcheol bukanlah kakak kandungnya. Tidak, Seungcheol tidak berbahaya. Tapi, selalu ada titik hitam yang Seungcheol coba sembunyikan dari Ilna sepanjang hidupnya. Lalu, mengapa di usiany...