2 | I Can Prove It

166 66 80
                                    

PLAYLIST:

Butterfly by BTS
On My Way by Amber ft. Gen (di mulmed)
 

 

            

 

"Kali ini, aku membuat bumi iri terhadapmu, gravitasimu terhadapku lebih kuat. Aku tidak tahu pasti apa yang menyebabkan hal ini terjadi padaku. Yang pasti, sejak aku menatap mata elangmu itu, porosku mulai berpindah."

              

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

      
 
     

"Aku mau!"

Suara gadis itu seolah memecah hening kemudian tawa susul menyusul setelahnya. Kaki Qila lemas dan tangannya dingin, apa yang salah dengan mengikuti lomba? Dia juga ingin kelasnya menang. Ditatap seisi kelas dengan tatapan merendahkan membuat nyalinya ciut. Gadis itu mengambil napas panjang dalam sekali tarikan dan menghembuskannya.

"Aku akan mewakili lomba puisi." Ucap Qila lagi.

"Kau bisa apa dengan puisimu?" ejek seorang gadis yang duduk di pojok depan.

"Jelas-jelas ada Evan yang bisa menulis dengan indah dan dia juga mengikuti lomba tahun lalu." Timpal Dario.

Qila kini menoleh kearah laki-laki yang duduk tak jauh dari tempatnya yang kini juga menatapnya. Laki-laki yang sama dengan yang berlari bersamanya pagi tadi, Evan. Tatapan mereka bertemu untuk sepersekian detik namun Qila segera memalingkan muka.

"Hei, Evan. Majulah dan wakili Beta Class," ucapan Oralie mampu meremukkan hati Qila dalam sekali remat.

Sedari tadi gadis itu bahkan hanya melirik Qila yang mengacungkan tangan dan mengulang pernyataannya dua kali tapi seolah Qila barang astral yang tak pantas di perhatikan. Qila tak pernah tahu Evan atau segala tulisan laki-laki itu, tapi setidaknya disini Qila ingin menunjukkan bakat yang dimilikinya selama ini. Qila hanya ingin membuktikan pada mereka bahwa dirinya juga mampu. Setidaknya untuk kali terakhir, dia mampu mewujudkan apa yang selalu dia impikan. Ada di atas panggung saat Malam Puncak, merasakan bagaimana rasanya ada disana, disaksikan ratusan orang dan ikut berbahagia. Setidaknya, itu yang bisa dia lakukan untuk membalas gugurnya Afro disekolah ini.

Tak disangka, Evan justru menggelengkan kepala. Kedua tangannya melesak di saku celana dan meluruskan kakinya santai. "Aku akan mewakili lomba musik."

"Apa?" Oralie hampir saja berteriak mendengar ucapan Evan.

"Sudah ada Qila yang mewakili puisi, kenapa menunjukku. Lagipula, aku memang tidak minat dengan lomba itu." terang Evan dengan tatapa tertuju lurus pada Qila. Gadis itu kini menatapnya dengan mata berbinar menahan tangis.

SPERANZA  ✓ [Revised]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang