3. Taman

10.1K 977 170
                                    

Mew membenarkan posisi Kana di gendongannya. Mereka berdua baru saja pulang dari sebuah acara pesta salah satu tetangga yang tinggal di komplek sebelah. Acaranya sih belum selesai, tapi Mew sudah keburu bosan dan memutuskan untuk pulang duluan bersama Kana. Ibunya beserta mama Kana masih disana untuk membicarakan arisan dan segala macamnya bersama ibu-ibu komplek lainnya.

Karena sudah pukul setengah empat sore, jadinya cuaca sudah tidak sepanas dan seterik siang tadi. Si kecil tampak nyaman bersandar di dada Mew sambil menggalungkan satu tangannya di leher Mew.

"Loh... Kan tadi sudah janji tidak menghisap jari lagi, kok dimasukkan lagi ke mulutnya?" tegur Mew membuat Kana segera mengeluarkan telunjuknya dari mulut.

"Hehe..." kikiknya tanpa merasa bersalah.

"Jangan ulang lagi ya, nanti dimarahi mama loh"

"Kok ndak boyeh cih?" tanyanya. Sebenarnya dia penasaran sekali kenapa tidak boleh menghisap jarinya sendiri. Bukan sekali atau duakali lagi mama memarahinya karena sering kedapatan memasukkan tangan kedalam mulutnya. Baginya hal itu sangat menyenangkan sekali tau!

"Karena itu kotor"

Kana kebingungan, kotor? Kok gitu? Perasaan tangannya bersih-bersih saja tuh. Tidak ada unsur kotornya sama sekali.

"Tanan aku belsih kok" belanya tak terima.

"Iya bersih, tapi kita kan gak tau kalau tangan kamunya ada kuman atau tidak!" Mew berkata seakan dirinya sudah suci tanpa noda. Padahal kalau di kelas dia juga sering menggigiti ujung pena dan kuku-kukunya.

"Tuman?"

"Iya kuman"

"Tuman tu apa?"

Mew berdehem sejenak, "Kuman itu sejenis bakteri jahat. Kalau kena bakteri jahat kita bisa sakit" jawabnya sedikit kurang yakin.

"Bakteli tu apa?"

"Eum... Sejenis virus mungkin" kata Mew pelan.

"Pilus?"

Itukan cemilan favorit Kana. Pamannya sering membelikan makanan ringan tersebut ketika baru pulang dari Bali. Jadi selama ini cemilan kesukaannya itu sejenis makhluk jahat ya.

"Bukan pilus yang itu yaa... Tapi VI-RUS" Mew segera mengoreksi sebelum bayi ini salah paham dan berpikir yang tidak-tidak. Semenjak bermain dengan Kana kosakata Mew jadi banyak bertambah. Apalagi bahasa bayi yang biasanya cuma di mengerti oleh seorang ibu.

"Oooo~" Kana menganggukkan kepalanya sok paham. Hatinya lega mengetahui pilus nya tidak jahat.

"Jadi tuman tu apa?"

"Hah?"






*****






Kana menaiki tangga berwarna kuning tersebut satu-persatu. Dia berusaha untuk tidak terpeleset dan jatuh ke bawah yang di penuhi pasir. Setelah sampai di puncak, Kana mengambil posisi duduk di perosotannya dan meluncur bebas ke bawah.

"Wiiiiiiiii~" Serunya riang.

Dari kejauhan Mew duduk di kursi taman dan tetap mengawasi Kana sembari membalas pesan temannya melalui ponsel.

STILL A BABY   ||   BABY KANA IN ACTION✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang