Dua hari belakangan ini, bayi manis kesayangan mama, papa, dan Phi Meow sedang terbaring sakit di atas ranjang. Si kecil yang biasanya aktif dan ceria, saat ini hanya bisa termenung sambil menatap kosong langit-langit kamarnya yang berhiaskan poster bintang dan planet. Wajah Kana tampak memerah dengan bibir kering dan pucat pasi.
"Kana sayangg~"
Mama datang menghampiri Kana dengan membawa sebaskom air hangat dan handuk putih bertekstur lembut. Sudah pukul setengah 3 siang, waktunya si kecil membersihkan tubuhnya.
Mama meraih tangan mungil anaknya yang terangkat kemudian mengecupnya berkali-kali. Satu lagi kebiasaan Kana. Ketika sedang sakit, Kana selalu meminta orang yang berada di sampingnya untuk menggengam jemarinya. Karena suhu tubuh orang yang sehat itu punya sensasi menyenangkan tersendiri bagi si kecil.
"Waktunya lap-lap badan ya nak?" mama melepas plester penurun panas yang terpasang di dahi Kana, kemudian membuangnya ke tempat sampah.
Kana mengangguk saja dan membiarkan mama melepas seluruh pakaian miliknya. Tubuh Kana berjengit kaget saat handuk basah mengenai permukaan kulit panasnya.
Kalau sedang sakit, Kana merupakan tipe anak yang selalu diam dan tidak terlalu rewel. Memang sedikit berbeda dengan anak-anak lain pada umumnya. Namun, Kana akan mengatakan semua yang dirasakannya secara langsung pada mama atau papa. Seperti saat ini.
"Napa atap na putal-putal ma?" tanya Kana dengan suara parau dan lirih. Kepalanya mulai terasa pusing lagi ketika mama mendudukkan tubuhnya untuk mengelap bagian punggung menggunakan handuk. Di pandangannya, langit-langit atap tampak berputar dengan kekuatan sedang.
"Pusing lagi ya sayang? Tunggu ya... Habis ini kita pasang lagi plester penurun panasnya"
Mama segera menyelesaikan acara membersihkan tubuh Kana, dan dilanjutkan dengan memakaikan pakaian baru. Pakaian tadi sudah lembab akibat terkena keringat, jadi sudah waktunya untuk diganti juga. Disaat demam, pakaian tipis adalah pilihan yang baik supaya suhu panas yang terperangkap di dalam tubuh lekas turun.
Usai mengganti baju, mama sekalian mengganti alas tidur baru di kasur anaknya. Dan menaruh alas yang lama ke sudut kamar berbarengan dengan baju kotor Kana yang tadi. Setelah selesai semua, mama kembali membaringkan Kana di atas ranjang.
"Baby mau makan sesuatu?" mama bertanya sambil memasangkan plester penurun panas di kening kecil Kana. Dari pagi tadi, Kana belum mau makan apapun kecuali minum susu dan air kelapa muda.
Kana menggeleng pelan, "Ndk au matan! Au gendong aja ma" tolaknya kemudian memberi gestur minta di gendong.
Untuk sekarang, dia tidak mau makan apa-apa dahulu. Soalnya rongga mulutnya terasa aneh dan pahit sekali. Apapun yang dimakannya, semuanya jadi pahit dan tidak enak. Kecuali susu favoritnya dan air bening kelapa muda.
"Oke-oke... Sini mama gendong"
Diraihnya tubuh sang anak dan mendekapnya erat. Sesekali mama mengecupi rambut lepek Kana yang berkeringat. Tidak tercium bau sama sekali, malahan aroma asli tubuh anaknya semakin menguar kuat membuat mama tergila-gila. Bau tubuh anak kecil memang beda, harumnya pun tercium khas dan beraroma lembut.
"Ayun-ayun ma" pinta si kecil, matanya mulai tertutup agar atap-atap yang berputar tak lagi terlihat melalui pandangannya.
"Iya ini mama ayun" dengan pelan mama mengayun tubuh Kana dan menepuk-nepuk pantat anaknya agar lekas tertidur.
"Cepat sembuh anak mama~"
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
STILL A BABY || BABY KANA IN ACTION✔️
Historia Corta[COMPLETE] Keseharian baby Kana sebagai tetangga mini phi Meow. Mew : 14 tahun. Kana : 3 tahun. Cerita ini mengandung bromance. ⏩15-08-2020 20-06-2021⏪ Highest Ranking, [#2. Raikantopeni, 13-03-2021] [#3. Gulfkanawut, 09-04-2021] [#1. Bromance, 19...