Malamnya, sekitar pukul setengah 7. Papa beserta Kana tengah berkunjung ke minimarket simpang jalan komplek perumahan. Beberapa tinta pulpen papa sudah habis dan papa juga membutuhkan satu pack kertas HVS untuk keperluan kerja. Tau papanya akan pergi belanja, Kana pun tidak mau ketinggalan dan bergegas berdiri dari rebahan santainya. Dengan tergopoh-gopoh si kecil menghambur ke kaki papa lalu segera meminta gendong.
Di lorong minimarket, papa sibuk memilih pena yang akan dibeli sementara Kana berada di gendongannya.
Mata bulat Kana berbinar-binar ketika menatap jejeran alat tulis yang tersusun rapi di rak. Mulai dari pena yang beragam jenis, pensil, spidol, buku tulis, dan yang terakhir, tentu saja alat-alat untuk mewarnai. Saat papa mengambil sekotak pena penuh warna, tangan Kana juga ikut menjangkau satu set alat menggambar lengkap dengan krayon untuk mewarnai.
Di dekapnya kotak tersebut erat-erat, "Mau ni pa... Mau buat gambal di lumah" katanya antusias.
Papa melirik alat gambar yang dipegang anaknya sekilas, kemudian tersenyum lembut. "Yang ini kurang lengkap nak.. Mending beli di tokonya langsung, lebih banyak krayon warnanya"
Si kecil menggeleng, tangannya semakin mendekap alat menggambar yang diinginkannya, seketika raut wajah lucunya berubah sedih.
"Mau yan inyiiii"
Mendengar rengekan Kana membuat papa goyah. Tapi dia berusaha untuk tidak terbuai.
"Jangan sekarang ya? Hari minggu kita beli di toko dekat pusat kota oke?" bujuknya. Bukannya papa tidak mau membelikan, tetapi alat gambar yang versi ini kurang lengkap warnanya. Sedangkan papa mau membelikan Kana yang tipe Super Mega Art set dengan papan gambarnya langsung. Isi krayon nya pun lebih banyak, bahkan mencapai 200 buah.
Kana memandang papanya dengan tatapan ragu. Kalau papa sudah berjanji seperti ini pasti tidak akan berbohong. Soalnya papa itu tipe orang yang suka menepati janjinya, jika papa bilang besok, berarti memang harus besok dan Kana pun tidak bisa merengek atau memaksa lagi.
"Benelin?" ujar Kana.
"Iya sayang"
"Papa danji loh?" peringatnya sambil menyodorkan jari kelingking. Tanda kesepakatan telah sah dan tidak bisa di tolak.
Papa terkekeh geli tapi tetap mengaitkan kelingking mereka berdua, "Janji"
"Yang ini kita taruh lagi ya" Papa mengambil alat gambar tersebut dan menaruhnya kembali di tempat semula.
"Iyya~ tapi aku boyeh beyi kuwe ndak?" kalau alat tadi tidak dapat berarti boleh jajan kue kan?
"Boleh dong, sekalian kita beli buat mama juga"
Kemudian, sepasang ayah dan anak tersebut berjalan memasuki lorong khusus makanan ringan dan cemilan lainnya.
*****
Trashhhhhhh.......
Sayangnya, setelah berbelanja dan membeli cemilan. Di luar minimarket hujan turun begitu lebatnya. Saking derasnya hujan, air yang turun menghantam atap-atap perumahan jadi menimbulkan bunyi yang berisik.
KAMU SEDANG MEMBACA
STILL A BABY || BABY KANA IN ACTION✔️
Nouvelles[COMPLETE] Keseharian baby Kana sebagai tetangga mini phi Meow. Mew : 14 tahun. Kana : 3 tahun. Cerita ini mengandung bromance. ⏩15-08-2020 20-06-2021⏪ Highest Ranking, [#2. Raikantopeni, 13-03-2021] [#3. Gulfkanawut, 09-04-2021] [#1. Bromance, 19...