Masih dalam perjalanan menuju Belanda. Pesawat yang Mew tumpangi diperkirakan sudah terbang selama 8 jam lebih. Cahaya matahari telah muncul dari sebelah Timur, sedangkan bagian sebelah Barat masih diselimuti langit gelap.
Mew tertawa kecil melihat adegan lucu film yang sedang ditontonnya. Remaja tanggung tersebut duduk berselonjor pada kursi sembari mendekap Kana yang tiduran diatas pangkuannya. Bayi lucu itu tengah minum susu sambil mengelus-ngelus permukaan wajah Mew menggunakan telapak tangan mungilnya.
Terkadang, Mew menangkap tangan gempal itu untuk sekedar ia cium dan dikecup dengan gemas. Gemas karena bentuk tangan si Kecil begitu gemuk tapi ukuran jarinya pendek-pendek semua. Lucu!
"Poni kamu tambah panjang." Mew menggeser poni Kana ke belakang hingga memperlihatkan dahi anak tersebut. "Nanti phi bantu ikat poni kamu, ya?"
Kana mengangguk saja. Mulutnya sibuk menyedot karet dot guna menghisap cairan susu rasa cokelat kesukaannya.
Pagi ini Ibu Mew membuatkan setengah botol susu saja karena sebentar lagi waktu sarapan akan masuk. Takutnya nanti Kana tidak mau makan makanan berat setelah kekenyangan meminum susu.
"Dah abic," ujar Kana mengangkat botol dot birunya. Mew mengambil botolnya lalu mendudukkan Kana untuk mengikat poni depan Kana.
"Sini ikat poninya dulu. Nanti mata kamu kena tusuk ujung rambut."
"Iyya."
Mew begitu telaten menyusun poni bagian depan Kana menggunakan jari kemudian membentuknya jadi satu agar lebih mudah diikat. Efek terlalu sering mengasuh Kana. Mew jadi lihai merawat anak kecil. Baik memandikan, mengganti pakaian, memberi makan, bahkan menyanyikan sebuah lagu untuk pengantar tidur jika anak itu sedang ingin.
Kana bilang suara Mew terdengar bagus. Makanya ia suka minta dinyanyikan sebuah lagu pada Mew ketika sedang teringat mama dan papa akibat menahan rindu.
"Nah... Kalau begini kan jadi manis," puji Mew menguyel kedua pipi bulat Kana. Ia juga mengecup ujung hidung Kana membuat anak itu tertawa senang.
Sekarang poni Kana terikat rapi seperti bentuk tungkai buah apel.
"Matan nanti aku au cama phi Meow ya?" pinta Kana. "Cuapin aku ya?"
Sudut bibir Mew tertarik. Ia tersenyum lebar kemudian menarik Kana dalam pelukannya. Ujung hidung mereka berdua saling bersentuhan dengan pandangan mata menatap satu sama lain.
Berkali-kali Mew melihat langsung pancaran polos bola mata cokelat terang milik Kana. Maka, sesering itu jugalah sebuah gejolak tiba-tiba muncul dari dalam diri Mew. Gejolak seperti ada ribuan kupu-kupu berterbangan secara bersamaan di dalam perutnya. Terdengar aneh, namun nyata. Mew seringkali mengalami hal menyenangkan tersebut ketika sedang berduaan bersama Kana.
Entah perasaan apa itu. Yang penting Mew sangat menikmatinya.
"Iya... nanti phi suapi kamu," angguk Mew menggerakkan tubuhnya ke kiri dan ke kanan. Tubuh keduanya saling bergerak berlawanan arah dengan kekuatan pelan. "Harus makan banyak-banyak ya?"
"Okay! Nanti aku matan manyak-manyak."
"Good boy!"
Satu ciuman mendarat pada puncak kepala si Kecil. Selanjutnya, mereka berdua tertawa geli bersama-sama.
*****
"Jangan terlalu jauh mainnya!"
Kana mengangguk cepat sebelum meninggalkan Mew di kursinya. Habis sarapan tadi. Kana minta turun dari kursi kemudian minta izin pada Mew pergi berkeliling.
KAMU SEDANG MEMBACA
STILL A BABY || BABY KANA IN ACTION✔️
Historia Corta[COMPLETE] Keseharian baby Kana sebagai tetangga mini phi Meow. Mew : 14 tahun. Kana : 3 tahun. Cerita ini mengandung bromance. ⏩15-08-2020 20-06-2021⏪ Highest Ranking, [#2. Raikantopeni, 13-03-2021] [#3. Gulfkanawut, 09-04-2021] [#1. Bromance, 19...