SB 13

3.9K 433 125
                                    

Hulaaaa....

Met malamm bucinnya bang Saga...

Habis ini baca part ini masih Bucin gak? 😆😆

Kuy lah di temani typo malam ini...

🌷🌷🌷

Saga menutup dengan selimut tubuh Ruqa yang sudah berpakaian. Ia meremas tangannya kemudian Ia segera keluar kamar menuju kamar Kalan.

"Jagain kakak ya, Abang balik Lagi ke Bandung, mungkin balik lusa"Ujar Saga.

"Haa? Trus ngapain abang mesti pulang semalam"Tanya Kalan.

"Abang kira Kakak, demamnya parah, kata doker cukup isirahat di rumah aja"

"Trus ini berangkatnya sekarang banget?"Tanya Kalan menatap jam menunjukan masih pukul lima lebih 10 menit.
Saga mengangguk.

"Iya, kalau ada apa-apa kabari abang"Ujar Saga. Dia memang membawa Ruqa ke rumah Bunda agar dia tidak terlalu khawatir meninggalkan Ruqa.

"Kakak masih tidur, jangan di gangguin"
Kalan mengangguk.

Setelah berpamitan dengan Bunda , Saga segera berangkat.

Saga menatap ponselnya. Ia mengetikan pesan untuk Ruqa.

To: Qay

Istirahatlah dengan baik,, semoga Allah segera mengangakat penyakitmu.
Jangan melakukan sesuatu yang membuatku khawatir. Tolong kabari aku kapanpun kamu memegang ponsel.

Saga menghembuskan napasnya. Ia menatap jalanan dengan perasaan tak menentu. Apa kamu akan memaafkan aku Qay? Batin Saga.

Ruqa menatap langit-langit kamar. Kepalanya pusing dan tubuhnya terasa lemas. Dokter memang tidak menyarankan dia dirawat. Lagi pula dia sendiri memang tidak mau ke rumah sakit.

"Shhh.." Dia merintih kembali saat kepalanya kembali terasa berputar. Dokter bilang dia gejala typus. Sampel darahnya sudah dibawa ke lab untuk di periksa dan nanti siang Kalan akan mengambil hasilnya.

Dia mencoba memejamkan mata. Semoga saja ia bisa terlelap karena ia sudah sarapan dan minum obat. Tiba-tiba ia teringat semalam mendengar suara Saga. Kalan bilang Saga memang pulang semalam dan dia kembali subuh tadi. Padahal Ruqa tidak ingin laki-laki itu repot karena dirinya karena Saga sedang mengurus pekerjaannya.

***

Saga sudah tak sabar ingin sampai di rumah. Selama dua hari dia sengaja tak menelpon Ruqa. Dia hanya menanyai kabar gadis itu lewat bunda atau Kalan. Ia takut mendengar suara lemas Ruqa. Jika sudah mendengarnya bukanya lega, dadanya malah semakin sesak dan khawatir. Tadi saat menelpon Kalan, adik iparnya itu bilang jika Ruqa sudah mendingan sudah bisa berjalan keluar kamar dan ke dapur.

"Terima kasih Pak," Ujar Saga setelah memabayar taksi.

Ia segera memasuki rumah. Syukurnya tidak di kunci. Sekilas Saga tadi mendengar Ayahnya sedang berbicara dengan kakeknya via telpon di teras samping.

"Assalamulaikum,"

Tak ada sahutan. Saga kembali melirik arlojinya, baru pukul 9 lebih sedikit. Ia segera menuju kamar.

"Assalamualaikum," Ucapnya saat membuka pintu.

Tak ada siapa-siapa.

"Qay.."

"Ruqa..."

Setelah menaruh tas ia segera turun kebawah. Matanya menangkap siluet di dapur.

Ia berjalan mendekat. Gadis itu masih belum menyadari keberadaan Saga.

SARJANA BUCIN[18+](END✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang