SB 6

6.3K 529 66
                                    

Heeeei...Gessss
Yang udah lumutan nungguin Saga
Kuy merapat.
Jangan lupa tinggalkan jejak!!
Jangan jadi tukang intip(silent reader)!!

Typo meraja lela!!

°°°•••°°°

"Aku berhak melakukan lebih dari ini. Aku menafkahimu, setiap 3 bulan aku pulang melihat keadaanmu, memastikan kamu baik-baik saja"

Ruqa menengadah menatap Saga tak percaya.

"Kita masih suami istri, sah secara hukum dan agama"

"Apa kamu tetap menginginkanku pergi menjauh? Katakan sekarang ini jika kamu benar-benar ingin aku pergi Ruqaya? Tatap mataku dan katakan dengan lantang!"Ujar Saga berjongkok di depan Ruqa sambil memegang kedua pundak gadis itu. Ruqa menatap nanar pada Saga. Ia masih belum percaya apa yang di lontarkan lelaki itu.

"Tapi ka-kak sudah menerima surat cerai dan kakak juga bilang-"

"Tidak! Aku tidak pernah menanda tangani surat itu, aku tidak pernah mengucapkan kata-kata perpisahan sekalipun padamu"

"Aku meninggalkanmu kamu karena sakit hatiku atas fitnah bajingan itu, sementara itu kamu dan temanmu saling menyukai dan aku merasa di khianati karena itu Ruqa. Kemudian kamu minta cerai karena hal bodoh yang kamu dengar waktu dirumah, sehingga membuatku punya alasan untuk membencimu dan begitu juga denganmu menggunakan alasan itu untuk membenciku" Lirih Saga sambil menangis. Kedua kalinya Ruqa melihat lelaki ini menangis, Ruqa tidak tahu kenapa, Karena ia sibuk menerjemahkan perasaannya saat ini dan ia butuh waktu untuk menerima penyataan Saga.

"Tinggalkan aku sendiri kak, aku mohon!" Lirih Ruqa. Saga paham ia tidak bisa memaksa Ruqa.

"Baik, Aku antar kekamar" Lelaki itu berdiri kemudian membopong tubuh Ruqa.

"Beristirahatlah" Ujar Saga setalelah menurunkan Ruqa di atas tempat tidur.

Ruqa terbangun dengan mata yang terasa sedikit bengkak. Ia menatap sekeliling. Benar-ia masih berada di apartemen Saga. Ruqa menatap langit-langit kamar. Kata-kata di ucapkan oleh Saga entah mengapa terasa tidak nyata baginya. Ia tidak tahu apa arti perasaanya saat ini. Padahal ia sudah menelpon bunda tadi, saat Saga pergi meninggalkan apartemen. Memang benar, jika ia dan Saga masih berstatus sebagai suami istri. Tapi kenapa selama ini lelaki itu seolah membenarkan persepsinya bahwa mereka benar bercerai walau memang tidak dengan kata-kata'iya kita sudah berpisah' tapi Ruqa benar-benar mengira arti tindakan dan ucapan Saga sama maknanya.

Sekarang bukannya sudah jelas, Saga membencinya karena fitnah Xean pada dirinya dan lelaki itu merasa di khianati. Sementara ia meminta cerai karena masalah orientasi Saga. Setelah ini Ia berharap Saga tak lagi membencinya. Namun ia teringat kata-kata yang di ucapkan lelaki itu tadi,

'Kamu meminta cerai pada ku karena alasan masalah orientasiku yang kamu dengar sepintas lalu waktu itu'

Jadi apakah aku juga salah paham dengannya? Tapi kenapa ia tidak menjelaskan apapun?. Apa akau teralu picik meminta cerai dengan alasan, masalah itu? Batin Ruqa. Sungguh ia hanya ingin melepaskan diri dari pesakitan yang lebih dalam. Ia tidak akan sanggup melihat Saga melakukan hal zholim itu di belakangnya. Ia butuh seseorang sebagai pegangan dan pelindung untuk dirinya yang masih gamang ditinggal oleh orang-orang terkasih. Namun selama pernikahan singkat mereka, Saga sama sekali tak pemperlihatkan sifat yang mampu untuk melakukan itu.

Ruqa memijakkan kakinya pada lantai yang dingin. Sudah pukul sepuluh pagi. Berarti ia sudah tertidur hampir dua jam. Ruqa berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan muka dan berwudu. Ia belum menunaikan sholat Dhuha.

SARJANA BUCIN[18+](END✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang