SB 11

10.5K 756 155
                                    

Yang kangen Saga manaa?

Semoga part ini bisa menghalau rindu kalian sama Saga-Ruqa.

Maaf Ya slow update soalnya Nuna udah sibuk lagi, besok udah masuk kerja.. 😥😥

Typo? Telen sendiri aja ya, gak papa kenyang kok makan typo dari ada makan janji palsu wkwkwk

🌱🌱🌱

Perasaan Ruqa menjadi tak menentu semenjak Saga membawanya melihat rumah yang ternyata sudah di siapkan lelaki itu jauh-jauh hari. Jauh dari lubuk hatinya ia sangat ingin pindah ke sana seperti yang di minta Saga, bukankah seorang istri harus mengikuti kemana suaminya membawa, setelah menikah. Tetapi ia belum siap meninggalkan rumah orang tuanya, meninggalkan Kalan juga.

"Apa kamu ingin membuat rumah kebanjiran,"

Sebuah tangan terulur mematikan kran wastafel. Ruqa terkejut langsung menyadari perbuatanya. Gara-gara melamun ia tak sadar air dari wastafel sudah meluber keluar karena saluranya terutup tumpukan piring kotor.

"Astagfirullah ya Allah, ma-maf kak A-ku, Eh" Ruqa terheran saat Saga memberihkan tanganya dari busa sabun, kemudian menariknya menuju kursi.

"Duduk di situ!" perintah Saga.

"Itu piringnya belum selesai aku cuci kak"

Saga diam saja kemudian mengambil kain pel untuk mengepel lantai dapur yang basah.

"Aku bilang duduk, Ruqa!"

Ruqa bergidik di pelototi Saga.

"Kerjakan pekerjaan lain yang tidak akan membahayakan kamu dan rumah ini" Ujar Saga kemudian melanjutkan mencuci piring.

Ruqa yang tak mau mendapat pelototan tajam Saga pun, melihat ke arah luar. Lebih baik ia mengangkat jemuran, Pikirnya.

Ruqa jadi bingung sendiri. Ia pikir ia telah berdamai dengan Saga dan setelahnya akan memutus ke canggungan mereka. Nyatanya sekembalinya dari rumah Saga seminggu yang lalu, mereka kembali canggung. Ya walau tak secanggung dulu, tapi tetap saja, Saga itu kadang masih dingin dan datar seperti tadi. Interaksinya dengan Saga pun tidak terlalu sering karena seminggu ini Saga beberapa kali menginap di apartemennya.

Hal ini membuat Ruqa kembali berpikir mungkin masih ada sesuatu yang belum beres diantara mereka. Buktinya, Saga tak pernah melakukan skinship lebih dari ciuman. Pillow talk merekapun tak ada lagi. Karena Saga sering lembur mengerjakan pekerjaanya.

Ruqa baru saja membereskan cucian yang sudah kering, Saga masuk ke dalam kamar.

"Bersiaplah kita akan menginap di apartemen dua hari kedepan"Ucap Saga

"Kenapa?"

"Terlalu jauh aku bolak-balik ke kantor" Jawab Saga.

Tapi, aku yang jadi jauh ke kantor. Pikir Ruqa.

"Aku yang akan mengantarmu ke kantor" Balas Saga, mencoba menjawab arti tatapan Ruqa.

"Kalan?"

"Di rumah bunda"

Ruqa hanya mengangguk menurut.

***

Sudut bibir Ruqa tertarik saat masuk ke apartemen Saga. Dua pasang sendal rumah berjejer di depan pintu masuk. Saga langsung memakai yang berwarna abu-abu, sementara Ruqa malah menatap sendal berwarna peach.

"Aku mau mandi dulu" Suara Saga membuyarkan kebengongan Ruqa.

"Ohh iya kak.." Jawab Ruqa kemudian, ia memakai sendal dengan perasaan berbunga-bunga. Ia berjalan menuju dapur untuk menghangatkan makan malam yang ia bawa dari rumah.

SARJANA BUCIN[18+](END✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang