Chapter 1 : Eternal feelings

7.8K 318 0
                                    

Hari sudah petang. Langit sore yang berwarna jingga menembus jendela kantor Kepala Rumah Sakit Konoha. Bias cahayanya jatuh membentuk bayang di lembar buku yang sedang Sakura kerjakan.

"Ah.. hari sudah mulai gelap.."
Sakura meletakkan pena. Ia menoleh ke arah langit sambil meregangkan pinggang. Sesekali ia memijat lehernya yang terasa agak pegal.

Tidak seperti hari biasanya dimana ia aktif di ruang praktik, hari ini Sakura hampir menghabiskan waktu seharian berada di ruangannya bersama tumpukan dokumen tebal.
Baginya ini lebih melelahkan dibanding menangani operasi berjam-jam.

Sakura beranjak dari bangkunya, sambil menguncir rambutnya, ia berdiri menatap ke arah halaman dari jendelanya.

Rasa penat dan stress mengerjakan proposal rumah sakit sirna seketika.

Sungguh situasi yang menenangkan hatinya. Ia mendapati dirinya tersenyum melihat keluarga yang menjemput kepulangan pasien.
Perasaan hangat mengalir di dalam dirinya.

Ya.., saat melihat momen hangat keluarga lain, Sakura selalu teringat dua Uchiha yang berharga dalam hidupnya. Uchiha Sasuke dan Uchiha Sarada.

Tanpa sadar Sakura memikirkan banyak hal
"Anata.. apa yang sedang kau lakukan sekarang ? Apa kau beristirahat yang cukup? ah.. iya.. Apa Sarada sudah pulang? Makan malamnya belum kusiapkan... Ah, tidak perlu khawatir Sarada bisa menjaga dirinya sendiri. Lagipula untuk anak seumuran nya, Sarada memiliki keterampilan memasak yang baik"

Tok..tok.. Suara ketukan pintu memecah percakapan dalam dirinya sendiri.

" Maaf sensei. Apa aku mengagetkanmu? " Tanya Ameri. Gadis kecil berambut oranye yang berusia sebaya dengan Sarada. Ia adalah korban perang dunia ninja ke-4.

Malangnya, Ameri harus kehilangan kedua orang tuanya akibat perang.
Sebelumnya, ia hanyalah anak pengrajin keramik. Kedua orang tuanya meninggal karena serangan ke Konoha. Setelah kepergian kedua orang tuanya, Ameri tidak memiliki siapa-siapa.

Tetapi, berkat Rumah Peduli Kasih yang didirikan Sakura, anak-anak yang telah kehilangan keluarganya dan tidak memiliki tujuan hidup kini memiliki rumah yang dapat mereka anggap keluarga.

Anak-anak tersebut akan diberikan bantuan kehidupan, serta kesempatan menimba ilmu sesuai daripada minat dan bakat mereka.

Dan Ameri, salah satunya yang memiliki ketertarikan mempelajari dunia kedokteran. Ia mulai menjadi murid sakura dan membantu di bagian administrasi.

" ah.. Ameri, kau belum pulang? "

" a.. anu.. maaf.. melihat Sensei yang bekerja keras, aku ingin bisa membantu walaupun sedikit... Ini laporan yang telah kukerjakan.. maaf, aku harap aku tidak mengecewakan sensei.. "

Sakura menyambut dokumen yang diserahkan Ameri dan membuka sekilas lembaran dokumen tersebut sambil menjawab

" Ameri, kau tidak perlu meminta maaf setiap kali berbicara. Lagipula justru aku yang berterima kasih Karena kau telah membantuku"

Sakura meletakkan dokumen, dan tersenyum pada Ameri.

Ia tahu, Ameri adalah anak yang pemalu dan kurang supel dalam pergaulan. Ameri juga kurang percaya diri dengan kemampuannya.

Namun Sakura melihat perkembangan mental yang signifikan dari Ameri. Saat pertama kali dirawat, Ameri sungguh tidak dapat mengekspresikan diri sepatah katapun. Ia juga sering terlihat murung dan tidak berantusias dengan apapun.

" Anak ini memiliki potensi yang besar "
Sakura bergumam dalam hatinya.

Bersambung
Chapter 2 : Eternal Feelings pt. 2

Sasusaku : I'll always be thereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang