Chapter 18 : Sakura's Birthday Part 5

1.6K 143 5
                                    

Akhirnya mereka pun sudah selesai berbelanja semua kebutuhan perayaan ulang tahun Sakura. Tidak terasa mereka menghabiskan waktu seharian berbelanja. Kini waktu sudah menunjukkan pukul 16.00

" Papa, kau bisa pulang lebih dulu bersama Boruto. Aku akan berbelanja sedikit kebutuhan makan malam nanti "

" Hn, baiklah "

Mereka pun berpisah. Kini Boruto dan Sasuke sedang di ruang tamu hendak mendekorasi ruangan tersebut dengan pernak-pernik ulang tahun yang telah dibeli Sarada.

Melihat beberapa barang yang asing baginya, Sasuke tidak yakin dirinya mengerti cara memasangnya. Ya, beberapa barang terlihat sangat modern baginya. Seperti speaker nirkabel, serta beberapa pernak pernik dekorasi yang juga tidak pernah ia temukan. Untuk orang yang jarang bersentuhan dengan teknologi, serta produk kerajinan, Sasuke tidak dapat memungkiri ia sedikit payah dalam hal tersebut.

" Boruto, Kau bisa melakukan ini? "

" Aku bukan orang yang kreatif tapi untuk mendekorasi ini aku bisa, Ttebasa! Aku pernah membantu ibu mendekorasi ulang tahun Himawari"

" Kagebunshin No Jutsu! " Boruto memanggil klon bayangannya.

" Yosh, ayo kita selesaikan dengan cepat! "

" Ayo!!! " Boruto dengan bayangannya segera mulai mendekorasi ruangan. Beberapa darinya membantu Sasuke meniupkan balon. Yang lainnya menggantung bunting flag ( bendera tulisan ) bertuliskan selamat ulang tahun. Sisanya bersama Boruto menempelkan dekorasi ulang tahun lainnya.

Mereka pun menyelesaikan ini dengan cepat. Hasilnya sungguh ruangan yang meriah penuh dengan dekorasi ulang tahun berwarna merah muda.

" Sasuke-San, untuk benda ini. Kau harus menekan terlebih dahulu tombol ini. Lalu kau harus menyandingkan sandi dari ponsel dengan perangkat ini. Selanjutnya kau bisa memainkan lagu apapun dan suara akan keluar dari speaker ini. "
Boruto mengakhiri penjelasannya dengan memutar satu lagu dari ponselnya.

" Begitu ya, teknologi sekarang sangat berkembang "

" Sasuke-San, Kau ternyata juga kuno seperti ayah tuaku , Ttebasa! "

Sementara itu Sasuke masih mencoba mempelajari alat tersebut di tangannya.

---

" Apa ini tidak apa? "

" Tidak apa, Sensei. "

" Rileks Sakura, karena ini adalah hari spesialmu. Kau bisa pulang lebih awal " Shizune menambahkan sambil memijat ringan pundak Sakura.

" Tetapi... " Sakura tampak ragu. Ia tidak rela meninggalkan pekerjaan begitu saja.

" Ti-tidak apa-apa, Sensei... Kau bisa menganggapnya ini kado dari kami "

" Baiklah kalau begitu terima kasih semuanya, sampai jumpa~ "

" Sampai jumpa, Sensei ~ "

Sakura pun meninggalkan rumah sakit. Dalam perjalanan, ia kembali memikirkan wanita bersama suaminya tadi. Karena ia melihat dari kejauhan, ia tidak mengetahui wajah wanita itu.

" Siapa wanita itu, ia terlihat akrab dengan, Sasuke-kun?

Sakura terus bertanya dalam hati. Ia berjalan pulang tanpa fokus. Perjalanan ke rumah kian dekat, tetapi langkahnya semakin berat. Ia tidak siap menemui suaminya. Ia berusaha sepenuhnya untuk tidak menangis. Bukan sebuah hal yang baik jika seseorang memergokinya menangis, terlebih jika itu seseorang yang mengenalinya.

---

Sementara itu Boruto dan Sasuke sudah menyelesaikan Persiapan ulang tahun Sakura.

" huaaa akhirnya selesai, Ttebasa! " Boruto melemparkan dirinya di sofa.

" Kau mau? " Sasuke menyodorkan segelas air dingin untuk Boruto.

" Ini yang kubutuhkan, Ttebasa! "

* Gluk Gluk Gluk *

Boruto meneguk air dengan cepat. Gelasnya pun kosong dalam sekali teguk.

" Terima kasih sudah membantu. " Sasuke duduk di sampingnya.

" Ini bukan apa-apa, Sasuke-San. Kau lebih baik mempersiapkan diri untuk nanti " Boruto kembali merilekskan tubuhnya di sofa.

" Kau tahu aku buruk dalam hal itu. "

" Hahaha! Di satu sisi kau memiliki kesamaan dengan pak tuaku, Ttebasa. "

" Naruto? "

" Hn, ayah sangat payah, Ttebasa. Ia bahkan pernah mengacaukan ulang tahun Himawari dan aku sangat marah padanya karena itu. "

" Kau tahu, beban yang dimiliki Naruto lebih besar dari yang kita tahu. Ia mengorbankan banyak hal. Termasuk waktu bersama keluarganya. "

" Aku tahu, Ttebasa. Menjadi hokage memang merepotkan. Sebuah jabatan yang kuno. "

" Hokage ya... itu impian Sarada "

" Sarada mengatakannya pertama kali kepadaku. Kurasa ia serius akan hal itu, Ttebasa. "

" Itu bukan hal yang buruk. Aku mendukung sepenuhnya. Kau sendiri tidak tertarik menjadi hokage? "

" Tidak sama sekaki, Ttebasa! . Hokage atau apalah itu tidak menarik sama sekali. Jalan ninjaku adalah sepertimu, Ttebasa! "

" Seperti ku? "

" Ia, mengerjakan misi di luar desa seperti Sasuke-San. Menghadapi musuh keren itu jauh lebih menantang daripada duduk di meja tua seperti ayahku. "

" Suatu saat mungkin kau akan dapat melihat Naruto lebih dari yang sekarang. Aku masih jauh dari Naruto. "

Mendengar hal itu, Boruto diam-diam memikirkan serius perkataan gurunya tersebut. Ia tahu ayahnya memang benar-benar sosok yang dikagumi semua orang. Tetapi baginya, ayahnya tetaplah sosok yang menyebalkan. Rasa ingin tahu muncul dalam dirinya.

' memangnya sebenernya ayah sosok seperti apa? Semua orang begitu mengaguminya, Ttebasa  '

" Waktunya telah tiba, kita harus menjemput, kuenya. " Suara Sasuke memecahkan keheningan.

" Ohh... Iya! Hampir saja, Ttebasa! "
Boruto bangkit dengan buru-buru. Wajah Sarada mengamuk muncul di pikirannya.

Mereka pun kembali untuk menjemput kue.

To be continued
Chapter 19 : Sakura's Birthday Part 6

Sasusaku : I'll always be thereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang