Persetujuan

491 29 6
                                    

Cahaya senja menyinari hamparan pepohonan jeruk yang hijau dan merubah seketika menjadi orange. seperti biasa gadis berambut orange panjang itu selalu duduk sendiri di bangku taman belakang rumah nya, sembari dirinya memegang sebuah surat yang selalu dia baca saat hatinya merindukan seseorang.......

Keluarga dan teman-teman nya mengatakan, kalo dia sedang menunggu harapan. harapan paling indah sekaligus paling kosong yang di sadarinya. harapan menyadarkan kalau dia tidak akan pernah menemui seseorang yang selama ini ditunggunya........

Kenyataan kalau dirinya dan seseorang itu memang harus berpisah karena sesuatu masalah yang dia sendiri tidak tahu apa masalah nya. ada titik di mana ia tahu bahwa dirinya harus berhenti berharap. hanya saja satu kata yang dijanjikan untuk bertemu kembali yang sebenarnya menjadikan harapan itu seolah tidak pernah berakhir.........

" Apakah kau sehat di sana? apakah kau masih ceroboh seperti dulu? apakah kamu masih sering memainkan rambutmu ketika kamu panik? kau tahu, aku masih mengingat semuanya. iya benar, aku juga masih menyimpan rasaku padamu " gumam nya sembari tersenyum dengan memandangi hamparan pohon jeruk

" Entah kenapa ingatan tentangmu masih sering mengetuk kepala ku, langkah kakimu masih menggema di telinga ku, dan mungkin meninggalkan jejak rindu di pintu hati yang retak ini.......hah! sungguh lucu hidup ku ini, aku terlalu berlebihan dalam menghadapi situasi seperti ini. mungkin aku akan menjadi gila bila hidup ku seperti ini " lanjut nya

Setelah cukup lama langit berhias warna orange, lalu senja pun berganti petang, langit cerah menjadi gelap dan memunculkan cahaya kecil yang indah, yang kita sebut dengan bintang......

" Hah, Lagi-lagi kau melamun, Nami "

Nami yang sedang asik memandang hamparan pohon jeruk, tersentak kaget atas suara seseorang yang datang menghampiri nya. Nami lalu melihat ke belakang nya, dia melihat seorang wanita berambut biru sebahu, dan dia ternyata Nojiko......

" Oh Nojiko, kau mengagetkan ku saja " kata Nami

" Kau sudah duduk setengah jam dan hanya memandangi perkebunan jeruk dengan pikiran entah kemana......ya ampun kau ini sudah gila iya? " kata Nojiko dengan duduk di sampingnya

" Hehehe, kau ini terlalu berlebihan, Nojiko. aku di sini hanya ingin menikmati indah nya matahari terbenam saja " kata Nami dengan tersenyum

Nojiko yang melihat nya hanya terdiam karena dia tahu kalo Nami sedang merenungkan hati nya lagi, dan dia juga melihat kalo Nami membawa surat yang di titipkan Luffy pada nya.........

" aku tahu, Nami. kau pasti sedang memikirkan nya, lagi kan? " tebak Nojiko dengan melihat pada Nami

Nami hanya terdiam dengan menatap lurus, dia tidak ingin Nojiko mengkhawatirkan kondisi nya saat ini karena dia tidak ingin semua orang menjadi cemas oleh dirinya. sedangkan Nojiko yang melihat nya hanya merasa kasihan karena tidak tega melihat adik kesayangan nya seperti ini, dan dia juga sempat ingin memberikan informasi tentang Luffy pada nya, namun dia ingat kalo itu akan memicu terjadinya masalah yang lebih besar.............

" Hah, tidak apa-apa, Nami. aku tahu kalo perasaan mu saat ini sangat terpukul karena kepergian nya. namun apa kau tidak lelah untuk terus-terusan seperti ini? " tanya Nojiko

Nami terdiam sejenak untuk mencerna apa yang di katakan oleh Nojiko, namun seketika dia mengingat perkataan Vivi saat di Cafe, kalo dirinya harus bisa bangkit dari kesedihan nya, dia lalu mulai tersenyum dengan menatap langit yang berbintang.........

" Hah, lelah ya? hmmmm? mungkin benar. terkadang aku juga bimbang dengan perasan ku ini, namun aku tidak boleh berhenti di sini. karena aku yakin semua yang indah akan menanti di kemudian hari " jawab Nami dengan tersenyum pada Nojiko

Luffy X Nami(Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang