Di Tengah Malam bersama Ribuan Bintang

524 27 8
                                    

Nami Pov

Dalam kelamnya malam, aku dan Luffy terus melangkah menyusuri hutan yang gelap dan agak menyeramkan ini. sampai beberapa menit kemudian, aku mendapati diriku keluar dari hutan dan berada di puncak bukit dengan langit-langit yang di penuhi bintang yang hampir tanpa awan.............

" Jadi bagaimana? apakah kau suka tempat ini? " tanya Luffy di samping ku

" Hm " jawab ku dengan menganggukkan kepala sambil tersenyum padanya, lalu kembali melihat ke arah langit

Aku tersenyum melihat Ribuan bintang yang sedang bersinar terang sangat indah. karena seumur hidup ku, baru pertama kali nya aku melihat pemandangan yang sangat indah seperti ini. hingga aku tidak menyadari kalo Luffy sudah tidak ada di samping ku...........

" Ehh! kemana tuan menyebalkan itu? " gumamku kaget

Aku lalu menengadah mencarinya. sampai akhirnya aku melihatnya sedang duduk memangku lutut sembari bersandar pada pohon dengan menatap langit berbintang. Luffy yang seakan menyadari ke hadiran ku hanya tetap terdiam dengan menatap langit. aku lalu mendekati nya dan duduk di sampingnya.........

Setelah beberapa detik dia akhirnya mulai memecah kesunyian " menurut mu, hal apa yang kini tengah kau rasakan tatkala duduk di tengah malam di puncak bukit dengan pemandangan langit yang di hiasi beribu bintang yang kini bisa kau nikmati pemandangannya, namun tak bisa kau tuk pergi ke sana? "

Satu kata yang pertama kali terucap di benakku adalah: pertanyaan macam apa itu? lalu aku hanya memandang ke arah ribuan bintang sana, seraya berkata " Aku merasakan kita begitu kecil di alam semesta ini "

Kini aku memandangi nya yang mulai menunjukkan rasa ketertarikan nya pada jawaban ku. melihat hal itu aku hanya tersenyum, lalu aku melanjutkan " Ribuan bintang ini memang sekilas terlihat kecil. tetapi, aku yakin sekali bahwa mereka begitu besar dan terang menderang. sebab, jikalah mereka sangat jauh, mereka masih bisa kita nikmati keberadaan nya lewat manik-manik yang tertangkap oleh mata normal kita, manusia "

" Aku setuju dengan mu " katanya seraya tersenyum sedikit " kita adalah makhluk kerdil yang berada di permukaan planet kerdil yang tengah mengitari bintang kerdil pula. apalah guna kita merasa besar, benar? "

Aku hanya menjawabnya dengan anggukan singkat. lalu ku lihat dia melihat ke arah langit berbintang lagi.......

" Tetapi, kita mungkin juga merupakan kesadaran yang alam semesta miliki. aku tidak tahu bahwa makhluk lain seperti, kucing, anjing, tanaman, atau bahkan alien di luar sana memiliki kesadaran universal akan keberadaan nya sendiri sama seperti kita. maka tidaklah aneh jikasanya aku memiliki dua perspektif yang saling kontradiksi satu sama lain " katanya, ku lihat dia menghela napas. lalu melihat ke arah ku dengan serius

" Kita adalah satu-satunya kesadaran yang alam semesta punya, mata kita adalah mata semesta itu sendiri. tetapi, kita tidak bisa mengelak bahwa kita juga merupakan debu di bentangan semesta raya yang kosmik " katanya, namun di kalimat terakhir, dia seakan merendahkan suaranya, menunjukkan rasa pesimistis dari kalimat itu

Aku hanya menghela napas, memikirkan setiap kalimat yang barusan di terangkan nya. mungkin, memanglah ada benarnya apa yang di terangkannya mengenai kesadaran. karena kitalah kesadaran alam semesta itu. tetapi, bahkan aku belum pernah merasakan rasanya mejadi ular, jadi aku tidak bisa menjamin bahwa manusia satu-satunya makhluk yang memiliki kesadaran seperti itu. itu membuatku lebih memilih memasukan kata " mungkin " di dalam nya

Setelah beberapa menit kesunyian, dia berdiri, melangkah ke depan, lalu merentangkan kedua tangannya dengan kepala mengadah ke langit. seketika aku melihat sesuatu yang lain dalam dirinya. aku merasakan suatu keagungan aneh tatkala dirinya berdiri di sana, di bawah kilauan gemintang.......

Luffy X Nami(Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang