17»[Handled]

1K 133 6
                                    


Iridescent

The story Pure from_©Alula_as Author.

●●●

Turn off the lamp, The red shine annoying will hurt your eye's.

.

Udara semakin dingin, Chimon mengeratkan genggaman pada belahan mantel tebal yang ia gunakan. Terdiam dengan raut wajah datar, memandang sebuah mobil putih kepunyaan sang manager yang telah melesat menjauhi pandangan.

Meninggalkan hempasan udara penuh debu. Cahaya kembali remang, pelataran luas di luar gerbang tinggi di belakang punggungnya tak cukup memiliki penerangan yang memadai—kesan kelasik yang sesungguhnya. Cahaya samar bulan diatas langit yang berpadu dengan bias lampu buram kekuning-kuningan.

Bangkok di guyur hujan lebat petang tadi, tepat setelah ia dan Phi Kwang telah menyelesaikan beberapa urusan menyebalkan di rumah sakit. Membuatnya kembali harus patuh pada beberapa jadwal konsumsi suplemen, dengan banyak aturan kegiatan yang harus di mengerti.

Hujan yang amat lebat, menggebrak tatanan daun kering yang masih kukuh pada tempatnya. Aroma tanah basah yang demi apapun jauh lebih baik, daripada sejumput aroma karbol yang masih menempel pada ujung hidungnya.

Helaan nafas di hembus lamat, tubuhnya di putar pelan. Mendongak dan dengan lamat memperhatikan gerbang megah tak asing tak jauh di hadapannya saat ini. Ia tak ingin masuk, sungguh. Masih lengkap bayang-bayang semua kejadian menyakitkan yang menjadikan hunian megah ini sebagai latar tak terlupakan di dalam otak. Namun pergi juga bukan pilihan.

Selain phi Kwang, saat ini ia tak lagi memilki tempat bertumpu kesedihan. Sementara ia dan phi Kwang baru saja di landa jalur pemikiran yang bersebrangan. Ia memang berniat merajuk. Wanita itu amat keras kepala dengan segala kehendaknya, maka ia pun juga bisa melakukan hal serupa.

Tak ada yang harus di khawatirkan. Dirinya benci harus tampak lemah.

Chimon mungkin tak tahu bahwa phi Kwang sering berpikiran ringan. Sejauh apa ia merajuk jelas itu tak akan sampai lama. Chimon tanpa phi Kwang adalah sesuatu hal yang amat mustahil.

Yeah, anggap saja begitu. Baru beberapa jam aksi diamnya ini ia lancarkan, akan tetapi bayang-bayang phi Kwang telah memenuhi seisi pikiran.

Tidak, jika saja Chimon memang harus benar-benar bertarung dengan batinnya sendiri mengenai apakah ia harus masuk atau tidak? Cukup sampai disini! Mengapa harus membuatnya terlihat sulit. Ia hanya harus masuk, dan segera melangkah cepat menuju kamar lalu menguncinya rapat. Itu mudah.

Baiklah bukan masalah besar. Rumah itu terlihat selalu sepi dan hening. Rumah bergaya eropa modern dengan beberapa furniture kelas antik yang mendunia. Warna putih yang menjadi satu-satunya siluet jernih di atas permukaan setiap sisi yang ada. Tempat di mana ia selalu percaya bahwa dunia itu menyenangkan. Semenyenangkan bagaimana papi selalu menceritakan tentang seorang pangeran yang akan hidup bahagia bersama keluarganya.

Kisah klasik penuh omong kosong.

Pada kenyataannya pangeran kecil itu telah tumbuh menjadi seorang dengan sakit mental yang menyedihkan.

Gggrr!

Rentetan derak roda gerbang bertemu dengan baja di bawah tanah menusuk rungu. Mau tak mau ia memang harus masuk. Gerimis kembali berulah.

Garden lamp menyala otomatis sebab sensor kehadiran.

Halaman rumah terlihat becek dibeberapa sisi. Memberi tahu lewat pantulan permukaan air bagaimana wajahnya terlihat begitu buruk. Perasaan ragu kembali hinggap ketika salah satu tangannya hampir membuka pintu. Sudahlah.

IRIDESCENT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang