12»[Gifted]

1K 138 12
                                    


Iridescent

The story Pure from_©Alula_as Author.


●●●

Rona jingga tergeser waktu, susana Bangkok menghitam. Deru angin menggila petang ini. Kemarau yang mengerikan dengan segala notifikasi perkiraan cuaca mengacau menggangu rungu.

Chimon mengernyit, dengung bising aktifitas sekitar latar photoshoot terdengar amat mengganggu. Belum lagi ia harus dengan suka rela menjadi pemuda mandiri hari ini. Membereskan semua perlengkapan dan beberapa potong benda-benda elektronik penghilang bosan seorang diri. Ia cukup tau diri untuk tak merepotkan phi Jane, setelah semua yang wanita berkulit hitam itu lakukan.

Nanon memilih pulang ketika aktifitas photoshoot akan di lanjutkan. Melenggang dalam diam, ia tak cukup baik memahami perasaan sahabatnya itu akhir-akhir ini. Terlebih Nanon sering menyalahkan diri sendiri atas apa yang terjadi.

Satu hela nafas panjang tak sanggup mengaliri paru-paru, dan berakhir sia-sia. Hidungnya memerah, cukup buruk ketika menyapa penglihatan. Warna merah itu menggangu rona paras putih pucatnya. Padahal jika diingat dirinya sudah cukup menjaga diri, baiklah itu memang kurang benar! Akan tetapi mengapa harus flu?! Ia benci harus bernafas dari krongkongan mulut.

Benar-benar sialan bukan? Di tengah badai angin seperti ini pemotretan baru dinyatakan selesai. Kemudian semua penderitaan datang, atas tuntutan kemandirian. Tau seperti ini, di lain waktu ia berjanji tak akan selalu bergantung pada phi Kwang.

Itu masih belum apa-apa. Sebagian besar telah di selesaikan phi Jane. Sebenarnya manager keluarga Ruangroj itu tak jauh berbeda dengan phi Kwang, terlalu berlebihan dalam segala hal.

Seutas carger telah berpindah kedalam tas kecil terakhir yang ada, menjadi penutup semua pekerjaan mandiri ini. “Selesai.”

Semuanya beres, hanya tinggal menunggu sampai phi Jane kembali dari foodcounter. Wanita itu sedikit kalang kabut saat mendapati suara bersinnya yang tak kunjung reda, kemudian merepotkan diri dengan rela mengantri hanya untuk segelas air panas. Tak apa, menunggu sembari melemaskan tubuh terdengar tak cukup buruk. Meja persegi dihadapan dimana ia duduk terasa nyaman menampung berat kepalanya, bertumpu kedua tangan yang terlipat.

Chimon sedikit tersentak saat merasakan sebuah benda halus menutupi tubuh bagian belakangnya. Ia menoleh cepat, dan menemukan sebuah mantel biru muda yang tersampir rapi di atas permukaan kedua sisi pundaknya. Kedua netra kelamnya bergulir, menjadi alasan bagaimana ia kembali di buat terkejut.

Uncle Krist? Ia tak salah lihat bukan?

Krist Perawat Sangpotirat.

Krist Perawat Sangpotirat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
IRIDESCENT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang