Two Rings, One Love(HwangMini) Pt.14

284 25 39
                                    

Aku muncul lagi sebelum kerja aku menjado numpuk nih.

Jangan lupa tinggalkan jejak vote + komen di book abal abal ini ya.

.
.
.

Segala perhatian keluarga hwang kini tertuju pada sinamja mungil yang kini sedang mengandung pewaris keluarga hwang. Dan secara otomatis juga kamar utama yang biasanya dihuni oleh minhee pun resmi menjadi kamar eunsang.

Sebenarnya yunseong sudah menyuarakan protesnya namun minhee mencegah itu dan mau tak mau mengemasi semua pakaiannya untuk berpindah kekamar tamu tepat disebelah kamar utama.

Seperti sekarang misalnya. Siang ini eunbi sedang berkunjung dan membawakan beberapa buah buahan segar dikhususkan untuk menantunya.

"Ayo sayang mama suapkan aaa.."

"Mama tidak u-usah esa bisa sendiri kok"

"Aniya.. menantu kesayangan mama tidak boleh membantah"

"Tapi.. oh kak mini.."

Iris beningnya menemukan minhee yang berjalan keraha mereka dengan segelas susu dinampan. Dengan senyum minhee menetakkan susu itu kehadapan eunsang.

"Esa minum dulu susunya.."

"Ck.. jangan sok baik kamu, sana pergilah menganggu saja"

Eunbi mendorong pundak simanis sehingga membuatnya sedikit tersungkur dan hampir saja terantuk ujung meja.

"Kak mini.."

Eunsang hendak bangkit dan membantu simanis namun tangannya terlebih dahulu ditahan oleh eunbi.

Minhee segera bangkit berdiri dan segera berjalan menuju dapur tak lupa dia sedikit membungkukkan kepalanya terlebih dahulu. (Sopan bener sama mertua yang jahat modelam eunbi min :'))

"Kak min.."

"Sudah biarkan saja dia, sekarang ayo minum susunya terus istirahat ya"

Tak tau saja mereka jika dibalik tembok pembatas antara ruang tamu sosok minhee tengah menangis dalam diam sambil memeluk nampan dipelukannya.

.
.
.
.
.
.

Sore ini eunsang dengan tergesa menyambangi sebuah cafe yang sudah dia janjikan bersama seseorang.

Matanya mengedar kesegala arah saat menemukan sosok itu dan dengan cepat berjalan menghampiri meja dimana sosok itu telah menunggu.

"Kak.."

"Oh sayang, duduklah.

"Apa? Tidak mungkin, yang benar saja kamh hamil anakku? Ck, bukankah saat malam sesudah kalian melangsungkan pernikahan. Namja kaya itu sudah menidurimu? Pasti itu anaknya lah"

Junho mencoba menampik segala kemungkinan kemungkinan yang ada.

"Lagi pula, jika kau hamil bagus bukan? Uang 500 juta itu akan bertambah dan kurang dari sembilan bulan lagi, kau akan mendapatkan harta kekayaan mereka berkat bayi itu, dan setelah itu kita bisa kembali bersama dan menikah"

"Tapi kak, usianya sudah 2 minggu sejak terakhir kali kita melakukannya"

"Jangan mengada ngada eunsang, jika pun bayi yang ada dikandunganmu itu anakku, cobalah untuk berpura pura anggap jika itu adalah hasil dari namja kaya itu. Ingat ayahmu membutuhkan biaya untuk pengobatan didesa"

Ucapan junho membuat eunsang termenung, ya benar sekali ayahnya yang kini sedang berada didesa sedang sakit sakitan. Dan disini eunsang mencoba peruntungannya dengan melanjutkan pendidikan sambil bekerja paruh waktu. Dia binggung sekarang, apakah dia harus jujur kepada keluarga hwang bahwa bayi yang ada dikandungannya bukanlah milik yunseong, melainkan bayinya bersama sang kekasih, junho.
Tapi disatu sisi dia juga sangat membutuhkan uang itu untuk dapat mengobati sang ayah.

"Setidaknya berpura puralah sampai bayi ini lahir, dan setelah harta mereka jatuh ketangan bayi itu. Kita akan pergi dari sini"

Tangan sang dominan meraih tangannya lalu menggenggamnya erat. Eunsang binggung apa dia harus menyembunyikan kebenaran sebesar ini.

'Huft..'

"Baiklah kak, demi ayah"
.
.
.
.
.

Minhee sedang berada disupermarket. Kaki panjangnya mendoro troly menuju jejeran susu khusu ibu hamil.
Dengan teliti tangannya terulur mengambil beberapa kotak susu dengan berbagai rasa dan memasukkan masing masing satu dari merek yabg dia pilih pada troly, dia ingin membelikan eunsang susu untuk persediaan dirumah. (Baik bener astagfirullah mini)

Dirasa sudah, simanis segera mendorong trolynya menjauh dari sana dan menuju rak es krim. Entah kenapa dia ingin membeli es krim vanilla dan coklat, mungkin juga untuk persediaan didalam kulkas nanti kalau kalau saja eunsang mengidam dan menginginkan es krim.

Dengan senyum yang tak pernah luntur dari paras ayunya. Simanis mengambil beberapa eskrim dan segera mendorong trolynya untuk menuju tempat kasir.

Saat diperjalanan, langkahnya terhenti saat melihat sebuah boneka kelinci berwarna putih bersampingan dengan dideretan baju baju bayi. (Kaya maskot gitu lah)
Entah kenapa langkahnya tertuju kearah sana. Lebih tepatnya minhee berjalan menuju sebuah bak yang disana terdapat baju bayi yang sangat mengemaskan. Senyumnya mereka saat melihat satu stel baju berbentuk seperti onesi(tau ga?) bertudung rilakkuma, sangat mengemaskan menurutnya. Tanpa perlu berpikir minhee berniat membelinya.

Bukan untuk eunsang, tapi dirinya sendiri. Dia hanya ingin membelinya
.
.
.

"Aku pulang.."

Yunseong melepaskan sepatunya dan menggantinya dengan sandal rumah.

"Eh mas yunseong sudah pulang? Sini biar esa bawakan tasnya mas"

Sekarang namja mungil itu mulai terbiasa dan tak gugup saat berbicara dengan si namja dominan. Dan yunseong tanpa kata menyerahkan tas miliknya kepada simungil.

"Sa.. dimana minhee?"

"Oh kak, mini sedang keluar sebentar mas. Mas mau mandi? Biar aku siapkan air hangat" tawa simungil dan hanya mendapat anggukan dari sang dominan.

Dikamarnya, yunseong segera melepas jasnya dan melonggarkan dasi berwarna hitam yang nampak mencekik disana lalu mendudukan dirinya dipinggir ranjang.

Atensinya menoleh keatah nakas yang kini terdapat pigura dirinya bersama eunsang dengan pakaian pengantin. Lalu dia menoleh kearah dinding didekat pintu yang juga disana terdapat pigura besar dengan fotonya dan eunsang yang tengah tersenyum. (Senyum paksa waktu itu)

Namja dominan itu menghembuskan nafas beratnya lalu melemparkan dirinya untuk berbaring diatas ranjangnya. Otaknya memikirkan hal hal random sampai dia mengingat tentang usia kehamilan sang istri keduanya yang kini sudah memasuki minggu ke tiga.

Dia masih tak menyangka. Bisa bisanya eunsang hamil secepat itu sesangkan dirinya dan minhee yang sering berhubungan tak pernah sekalipun membuahkan hasil. Memikirkannya saja membuat kepalanya sedikit pening.

"Mas yunseong.. air hangatnya sudah siap"

"Hu'um.. baiklah, gomawo"

Yunseong segera bangkit dan berjalan menuju kamar mandi. Tangannya terulur untuk menerima handuk yabg diberikan simungil lalu mengusap surai sewarna madu itu pelan.

Perlakuan sederhana itu spontan saja membuat rona pink menjalar kearah kedua pipi eunsang yang menunduk. (Esa inget juno esa)

Sedetik setelah suara pintu kamar mandi yang tertutup menyadarkannya, dan dengan segera menggelengkan kepalanya.

"Astaga jangan esa.. jangan.."

Tak tau saja dia, jika dibalik pintu itu sosok minhee tengah bersembunyi dengan ekspresi tak sukanya. Ditangannya dia meremat segelas susu yang tadinya ingin dia berikan pada eunsang.

Hatinya sakit saat menyaksikan perlakukan sang dominan kepada orang lain.

.
.
.
.

TBC

Hayooo esa.. tahan nak... wxixixixi

Semakin kesini kok malah gaje ya :'(

[2]  ✔Two Rings, One Love (HwangMini)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang