Bab 18

11 1 0
                                    

~Jangan membuat perempuan emosi nanti kamu bisa secepatnya bertemu illahi,hati-hati~

Happy reading!!

Sepanjang perjalanan pulang hanya keheningan yang menyelimuti atmosfer mobil.Sepertinya Milea masih marah karena insiden tadi sehingga memilih diam seribu bahasa,sedikit mengejutkan dia mampu menahan diri untuk tidak bicara padahal saat perjalanan berangkat belanja tadi dia berbicara tanpa henti.

Aku menghela nafas dan dengan ragu memulai pembicaraan,"Milea,"pangilku padanya yang sendari tadi sibuk memandang ke luar jendela.

"Hmm.."sahutnya tanpa menoleh.

"Rumah Lo dimana mau gue anterin pulang?"tawarku mencoba melunakkan hatinya.namun secepat kilat Milea menoleh dengan ekspresi terluka.shitt kek nya aku salah bicara.

"Kamu ngusir aku?"segera aku menggeleng kuat,"ga,bukan gitu maksud gue,Lo keliatannya capek bgt makanya gue pengen anterin Lo pulang biar bisa istirahat,"

Milea menatapku tidak percaya,"bukan,biar bisa ketemuan sama dia,"selidiknya.astaga mana ada aku pengen ketemuan sama Mitha sejujurnya tadi hanya reaksi impulsif karena terpesona parah ayu Mitha yang sepertinya bertambah memukau saja.

"Gakk,Lo bisa ikut kerumah gue kalo ga percaya,gue ga akan kemana²,"

"Beneran?"tanyanya sedikit antusias.

"Iya,"sanggup ku tanpa pikir pajang.pasalnya sesampai dirumah aku menyesali keputusan tanpa berpikir matang ini.

Milea melakukan penjajahan terhadap semua ruangan dilantai satu,dengan menyuruhku memindahkan ini itu supaya indah dipandang matanya.begitu juga dengan isi kulkas ku yang saat ini dipenuhi susu pisang kesukaannya.tak ada yang bisa ku lakukan untuk mencegah Milea.penolakan berarti penyiksaan.

Seperti saat ini misalnya aku tengah mengelus lengan ku yang telah menjadi korban cubitan Milea hanya karena menolak memindahkan bunga kesayangan adik ku dari tempatnya.

"Adik gue ngamuk ntar kalo itu dipindah,"

"Biar aku yang tanggung jawab,lagian kamu kakak kok takut sama adek,"

"Bukan takut,gue cuma ga mau dia ngambek ribet ngerayunya,"

"Ck..cewek kalo ngambek tuh gampang dirayunya tinggal Kasih apa yang dia suka aja,selesai.kalian kaum cowok mana peka,"

"Ya kan kita manusia biasa bukan putri malu yang super peka,"

"Ngeles mulu,pindahin bunganya buru,"

Dengan terpaksa aku memindahkan bunga itu ke tempat yang sesuai keinginan Milea.

"Nah gini kan jadi estetik rumahnya, tinggal lantai atas nih,"

"Gakkkkk bolehh,"tolak ku mentah-mentah sambil merentangkan tangan didepan Milea untuk menghalanginya naik tangga.ga ada yang boleh menjajah kamarku apalagi kamar fitri bisa digantung aku kalo berani nyentuh koleksi kpop stuffnya.

"Minggir ihh,"

"Gakk, pliss jangan jajah lantai atas,"pintaku dengan memelas.

"Berlutut,"titahnya.meski bingung aku tetap menuruti perintah Milea,ia kini tengah mengambil beberapa tisu lalu mendekat kearahku.ia mengusap peluh didahiku.

Aku mendongak untuk melihat wajah Milea,dari jarak yang dekat seperti ini bisa ku lihat mukanya yang putih mulus tanpa noda dan sepertinya hari ia tidak menggunakan make up sama sekali.kulitnya terlihat putih cerah alami.ia tersenyum tipis,"chagiya pasti capek bgt ya?".aku mengangguk tak mampu berkata meski sekedar bilang iya.aku meneguk ludah ketika Milea mendekatkan wajahnya lalu mengelus rambut atas ku.jangan tanya jantungku baik-baik saja atau tidak jawabannya jelas enggak.

My Absurd GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang