~ Jika seseorang belum bisa menerima kenyataan maka dia akan terus mencari celah untuk menyangkal ~
Happy Reading!!
Begitu sampai halaman rumah aku langsung turun dari motor dan berlari masuk rumah,pintu depan terbuka ada kotak biru terbuka tak jauh dari pintu. Aku melongok isi kotak itu.sesuai dugaan ku,bangkai seperti sebelumnya. Kata MATI terukir ditubuh bangkai itu.
Aku berteriak memanggil nama adik ku ketika berada di dalam rumah,"Fitriii," Hening,tak ada sahutan apapun.
Ku susuri setiap ruangan lantai bawah tapi tak ada tanda-tanda keberadaan Fitri. Aku berpindah ke lantai atas tidak ada apapun hingga aku memasuki kamar ku. Hancur,itu kata yang tepat untuk menggambarkan keadaan kamarku saat ini. Sepertinya telah terjadi ledakan disini. Ada banyak bekas petasan dilantai. Ku amati setiap inci ruangan.aku mengambil batu yang berada didekat kaki meja belajar ku lalu menatap jendela yang pecah.
Apakah pelakunya lebih dari satu? memikirkannya membuatku pusing seketika,ku ambil ponsel dan mencoba menghubungi adik ku.berdering.aku menajamkan pendengar lalu pelan-pelan menuruni tangga,damn ternyata adik ku meninggalkan ponselnya dimeja dapur. Aku mengacak rambut frustasi.
Ketika aku keluar rumah untuk melapor ke polisi,netraku menangkap sosok Fitri, seketika lega menguasai ku. Namun melihat orang disebelahnya emosiku meluap,sialan itu.
Aku berlari kearahnya lalu melayangkan pukulan mentah tepat diwajah. Ia jatuh tersungkur.
"Abanggg," teriak fitri.aku tidak peduli ku tarik kerah baju Felix. Tetapi Fitri justru mendorong ku menjauh dan melindungi Felix.
"Abang bukan dia pelakunya,dia yang nolongin aku," Teriaknya lalu berbalik menatap Felix,"kakak gak papa?" Tanyanya cemas pada Felix.
"Jangan tertipu,dia orang asing Fitri," tegurku menariknya kesisiku.Fitri menghempas tangan ku,"Dia yang nolongin aku bang," Fitri menatap ku tajam.
"Dia bukan orang baik,Lo ga tau dia siapa dek. Abang yang lebih tau dia orang kek gimana. Percaya sama Abang," Aku menatap mata Fitri menyakinkan Adik ku bahwa dia mempercayai orang yang salah.
"Gue emang bukan orang baik tapi bukan berarti gue ga bisa berbuat baik," ujar Felix yang sudah berdiri dan mengusap sudut bibirnya yang berdarah,"Gue berani bersumpah kalo bukan gue pelakunya. sebrengsek-brengseknya gue gak pernah lempar batu sembunyi tangan kek gini," Lanjutnya sembari mendekat pada kami.
"Kalo bukan elo siapa lagi? pelakunya pengen gue putus sama milea dan elo orang yang paling ngebet liat gue putus dari milea kan,"
Kata yang terukir di tiap bangkai jika disusun membentuk kalimat PUTUS ATAU MATI. Jelas pelakunya menginginkan kandasnya hubungan ku dengan milea. Jadi Felix adalah kandidat sempurna untuk kejahatan ini. Terlebih image bosgeng yang ia sandang menambah bukti kuat untuk menyalahkannya.
Felix mendecak,"Lo pikir cuma gue orang yang pengen Lo putus dari milea?otak Lo dipake dong sadar diri Lo siapa dia siapa?hanya karena milea lebih milih Lo belum tentu keluarga,sanak saudara dan temen-temennya milih Lo," Hatiku merasa tertohok. Milea primadona sekolah lalu aku?hanya murid biasa wajar kalo hubungan kami banyak yang tidak menyetujui terlebih milea dari keluarga terpandang pastilah mereka mengharapkan pendamping berkelas seperti Hugo atau Felix.
"Asal Lo tau setiap hari banyak orang yang berdoa supaya kalian cepet putus, mereka ga memusuhi Lo secara terang-terangan kek gue karena apa?milea yang minta,jadi pacar milea itu berat makanya gue minta Lo mundur sendari dulu biar Lo ga patah hati," Aku hanya mampu mendengarkan tanpa berkata-kata.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Absurd Girlfriend
RomanceFahri tidak menyangka bahwa Mitha kekasih yang dicintainya dan telah berpacaran sejak masuk masa putih abu abu tega meninggalkan nya hanya karena sudah bosan. Kecewa?tentu saja Sakit? sangat tapi tak berdarah Namun siapa sangka Fahri justru dipertem...