Chapter 1

3.3K 66 3
                                    

Happy Reading !!

---

Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta

Dua orang gadis baru saja sampai disalah satu bandara terbesar di Jakarta. Mereka adalah Asyifa Atmadja dan sahabatnya, Annisa Hanafiyah.

"Nis, buruan nanti kita ketinggalan pesawat" ujar Asyifa melihat Annisa tertinggal sedikit dibelakangnya.

"Astagfirullah Syif kamu tuh ya, bentar.. ini berat tau" dengus Anissa seraya menyeret kopernya.

"Sini kopernya aku bawa !"

"Oke"

Mereka melakukan check-in sebelum masuk pesawat.

"Emangnya penelitian apa sih yang harus kamu buat, sampai kamu harus ke Amerika segala ??" tanya Annisa, saat mereka sudah duduk dibangku pesawat.

Asyifa gelagapan, ia tidak berani menatap Annisa. Jika Annisa tahu niat sebenarnya ia pergi ke Amerika bukan untuk penelitian, melainkan untuk menonton konser idolanya, Annisa pasti akan marah dan lebih parahnya mereka tidak akan jadi pergi. Oh ayolah ia sudah menantikan momen ini sejak lama dan ia tidak mau sampai ini gagal.

Annisa melihat keanehan diwajah sahabatnya ini, ia memiliki firasat buruk tentang ini. Tetapi ia tetap berusaha berprasangka baik terhadap sahabatnya.

"Hei kok malah diem sih, kalo ditanya itu jawab" ujar Annisa seraya menepuk bahunya.

"Emm.. itu penelitian flora dan fauna langka" ucap Asyifa dengan ragu.

"Ohh, kamu gak lagi bohong kan ?"

"Ya nggaklah aku kan anak baik dan sholehah, aku gak mungkin bohong" ucap Asyifa dengan sedikit gurauan.

Annisa menautkan sebelah alisnya lalu berkata, "Amin" Asyifa membalasnya dengan tersenyum kecil.

Hufftt.. Asyifa merasa berdosa sudah bohong kepada sahabatnya. Tapi ya mau bagaimana lagi, jika tidak dengan cara ini Annisa tidak akan ikut bersamanya ke negeri paman sam itu. Untuk saat ini biarkan Annisa menganggapnya seperti itu dan ketika sampai disana ia akan jujur. Yah lebih baik begitu.

🐼🐼🐼

Los Angeles, USA

Di sebuah ruangan bergaya modern, terlihat seorang pria berpakaian jas rapi sedang duduk dikursi kebesarannya menghadap jendela, yang memperlihatkan pemandangan malam kota Los Angeles yang begitu indah. Dia adalah Adrian Rodriguez, seorang billionaire muda berusia 27 tahun. Adrian adalah seorang CEO Rodriguez Company. Tentu saja karena ia seorang billionaire muda dan tampan, banyak wanita yang tergila-gila padanya.

Walaupun begitu. Ia sama sekali tidak pernah dikabarkan dekat dengan seorang wanita manapun. Karena menurutnya wanita itu sangat merepotkan. Apalagi Adrian sangat benci dengan sifat wanita yang manja, selalu menuntut dan selalu ingin dimengerti. Lebih baik seperti ini. Hidup bebas tanpa adanya gangguan.

Tak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu dari luar.

Tok tok

"Masuk !" titah Adrian kepada orang itu.

"Maaf tuan jika saya mengganggu anda, saya ingin memberitahu bahwa orang yang berada dibalik bunuh dirinya nona sudah ditemukan" ucap Stefan yang merupakan tangan kanan dari Adrian.

Adrian memutar kursinya lalu menatap Stefan, "Bagus".

"Dan ini data tentang orang itu" ucap Stefan seraya menyerahkan amplop coklat yang ia bawa.

"Baiklah kau bisa pergi"

"Baik tuan, saya pamit undur diri" ucap Stefan seraya menunduk hormat.

🐼🐼🐼


Malam harinya, mereka baru saja tiba di Los Angeles International Airport (LAX). Suasana disini begitu ramai dan cukup padat. Beberapa kali Annisa tidak sengaja menabrak seseorang dan berakhir dengan tatapan sinis orang itu. Dan Asyifa ?? gadis itu malah meninggalkannya dengan dua koper ditangannya.

"Akhirnya kita sampai" teriak Asyifa dengan sangat gembira.

"Sstt, jangan malu-maluin deh mendingan kamu bantuin bawa koper nih" ujar Annisa seraya menyerahkan koper.

"Ishh, gak bisa liat orang seneng dikit" gerutunya.

Annisa hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Ketika mereka berjalan keluar, pandangan semua orang tertuju pada mereka. Annisa sangat tahu alasan orang-orang itu memandang mereka. Ia memakluminya, karena ia sekarang sedang berada dinegara minoritas muslim. Mungkin saja mereka belum terbiasa melihat seseorang yang memakai hijab. Ia mencoba untuk mengabaikannya, walaupun sebenarnya ia merasa risih.

"Syif kita cari mesjid dulu" ujar Annisa.

"Oke"

Setelah mereka menunaikan kewajibannya sebagai muslim, Asyifa dan Annisa langsung pergi untuk check-in hotel. Mereka sengaja -- ralat -- Asyifa memilih hotel dekat dengan pusat kota Los Angeles, agar bisa dekat dengan tempat konser idolanya.

Ah iya ngomong-ngomong soal konser, Asyifa sudah berjanji untuk jujur kepada Annisa tentang konser itu. Sekarang ia sedang berpikir bagaimana cara mengatakannya. Posisi mereka sekarang, Asyifa yang sedang duduk dipinggir ranjang dan Annisa yang sedang berbaring di ranjang seraya memainkan ponselnya.

"Nis" panggil Asyifa.

"Iya" jawab Annisa yang masih fokus dengan ponselnya.

"Sebenarnya aku ngajak kamu datang kesini bukan buat penelitianku" perlahan Asyifa mulai mengatakannya dengan perasaan ragu, takut dan deg-degan.

Annisa yang mendengarnya, langsung mengubah posisinya menjadi duduk dan menghadap sahabatnya.

"Maksud kamu ??"

"Aku ngajak kamu kesini buat temenin aku nonton konser " ucapnya dengan satu tarikan nafas.

Beberapa saat Annisa terdiam lalu tersenyum, "Pantes aja dari awal aku gak yakin"

"Maksudnya ??"

"Kamu tau aku kan ?? feeling-ku gak pernah salah. Waktu kamu pergi ke Apartemenku dan ngajak aku buat ke Amerika dengan dalih penelitian, aku ngerasa kamu bohong tapi aku tetep berusaha berprasangka baik sama kamu, dan nyatanya aku bener" jelas Annisa.

"Jadi kamu gak marah ??" tanya Asyifa.

"Nggak, ngapain aku harus marah, seharusnya aku berterima kasih karena kamu udah ngajak aku kesini, apalagi kan kamu bayarin aku, aku gak tau diri banget dong kalo aku marah karena hal ini" terang Annisa jujur.

"Ishh kayak sama siapa aja, aku sama sekali gak keberatan kalo soal uang, malah aku seneng karena kamu rela nemenin aku, walaupun aku tau kamu gak suka"

"Yaudahlah gak usah dibahas lagi, btw konsernya kapan ??" tanya Annisa.

"Lusa" jawabnya.

Annisa mengangguk-anggukan kepalanya, "Kamu udah beli tiketnya ??" tanyanya lagi.

"Udah dong, nih liat" jawab Asyifa sembari memperlihatkan dua tiket konser itu kemudian Annisa mengacungkan jempolnya sembari tersenyum.

"Yaudah aku tidur duluan ya, good night" ujar Annisa.

"Good night my bestie".

---

Thank you so much for reading 😊 Jangan lupa buat vote and comment 😉

DANGEROUS BILLIONAIRE (New Version) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang