Aku pengen tau dong, gimana sih awalnya kalian bisa nemu crita ini??
Happy reading ♡
•
•
•Sejak berada dalam mobil hingga tiba di rumah, Meira tidak mengeluarkan sepatah katapun dari mulutnya. Ia diam, tidak melontarkan pertanyaan pada Jimin. Sebetulnya sengaja, ia hanya ingin mengetes apakah Jimin mau menjelaskan sesuatu tanpa ia yang menuntut penjelasan atau tidak.
Namun harapan yang bersarang dalam kepalanya lagi-lagi tak terpenuhi. Jimin tidak mengatakan apapun, hanya sesekali menanyakan keadaan Meira, saat itu pula Meira hanya membalasnya dengan anggukan ataupun gelengan kepala. Ia benar-benar tak berbicara sama sekali. Suasana hatinya seakan sangat buruk.
"Tidak tidur?"
Jimin muncul dari pintu dengan ponsel yang ada digenggamannya, sepertinya laki-laki itu baru selesai menelfon seseorang.
Meira hanya melirik Jimin sekilas, kemudian ia menggeleng. Menenggelamkan dirinya dalam selimut dan sengaja memunggungi Jimin.
Laki-laki dengan balutan kaus oblong berwarna cokelat serta celana pendek hitam itu melangkah mendekat menuju ranjang. Sesungguhnya sejak tadi ia sudah merasa aneh, Meira sama sekali tidak berbicara, apa gadis itu sedang menghindarinya? Tapi kenapa?
"Meira... " Jimin duduk di sisi ranjang, tangannya terulur meraih bahu Meira agar gadis itu berbalik. Namun agaknya Meira memang sedang tidak mau bicara, ia menguatkan tubuhnya agar Jimin tidak berhasil membuatnya berbalik.
"Meira, ada apa?" Kening Jimin sampai berkerut, memandang Meira bingung.
"Sayang, jangan seperti ini. Bicaralah jika ada sesuatu yang mengganggumu." Suara Jimin benar-benar lembut.
"Kupikir kau yang seharusnya bicara." Suara Meira terdengar, masih dalam posisi memunggungi Jimin.
"Apa yang kau maksud, Meira?"
"Kalau begitu tinggalkan aku sendiri."
"Meira, jangan seperti ini, kau membuatku takut." Jimin ikut membaringkan tubuhnya di belakang Meira, meski sempit tapi ia berusaha menahan tubuhnya agar tidak terjatuh.
Tangan Jimin terulur hendak memeluk Meira, namun gadis itu menepis tangannya.
Meira bangkit, mengambil posisi duduk. "Jim, berhentilah menyembunyikan sesuatu dariku."
"Meira—"
"Jangan membuatku seperti orang bodoh karena tidak mengetahui apapun mengenai hal yang terjadi dengan diriku sendiri." Potong Meira. Ia memandang Jimin dengan tatapan penuh harap.
Meira melanjutkan. "Bagaimana kita bisa memulai sebuah hubungan yang serius jika kau sendiri masih begitu tertutup padaku?"
Jimin kembali mengambil posisi duduk—berhadapan dengan Meira. Ia tahu gadis ini sedang menahan tangis, matanya terlihat berkaca-kaca. Serius, bukan ini yang ingin Jimin lihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
He Is Park Jimin
FanfictionJeon Meira tak pernah mengira bahwa dirinya akan dipersunting oleh seseorang disaat umurnya baru menginjak 19 tahun. Berdiri diatas altar pernikahan ketika umurnya masih semuda itu terasa begitu aneh. Belum seharusnya. Ini perjodohan. Kolot memang...