Aduhh ini Meira gemes bgt, pantesan Jimin suka jail hahaha :')
Happy reading♡
•
•
•"Kurasa di tempat ini hanya aku yang tidak duduk bersama pacar." Pemuda itu memperhatikan suasana sekitarnya. Hampir semua meja yang ada di cafe ini ditempati oleh sepasang kekasih. Mungkin karena ini adalah malam minggu, jadi kebanyakan orang datang untuk berkencan.
Tempat ini lebih dominan di isi oleh anak-anak muda, ada juga beberapa yang bersama temannya. Berbeda dengan lelaki yang satu itu, yang justru duduk bersama Ibunya.
"Kau bisa menganggap Ibu sebagai kekasihmu." Canda wanita paruh baya itu
"Orang-orang bisa menganggapku gila, Bu."
"Kenapa begitu?"
"Karena berpacaran dengan wanita tua" celetuknya jahil.
"Eyy, Ibumu ini tak setua itu ya, walaupun sudah hampir berkepala lima, tapi penampilan Ibu masih cukup setara dengan anak-anak muda jaman sekarang." wanita itu tersenyum percaya diri. Menganggap dirinya masih layak untuk disamaratakan dengan anak muda jaman sekarang.
Laki-laki itu terkekeh sembari mendengar perkataan Ibunya, "iya iya, Ibuku ini memang masih muda."
"Ngomong-ngomong, ada apa Ibu mengajakku kemari? Padahal Ibu bisa kemari bersama ayah."
"Ayahmu sedang sibuk di ruangan kerjanya." wanita itu menghela nafas pelan, "Ibu hanya ingin melepas penat dengan menikmati waktu disini." ucapnya tanpa menoleh ke arah putranya, ia lebih memolih untuk membawa pandangannya pada jalanan yang terlihat di balik dinding kaca cafe tersebut.
"Ada apa, Bu?" tanya laki-laki itu, ia terlalu peka terhadap Ibunya, dari sorot matanya saja ia sudah tahu bahwa Ibunya sedang tidak dalam keadaan yang baik-baik saja. Ibunya pasti banyak pikiran.
"Ibu sangat khawatir, rasanya hati Ibu tak bisa tenang." ungkap wanita itu pada akhirnya.
Sementara sang anak sempat terdiam selama beberapa detik sebelum akhirnya ia mulai mengerti ke mana arah pembicaraan Ibunya.
Maka detik itu juga, tangannya terulur untuk meraih tangan sang Ibu. "Bukan hanya Ibu, aku juga merasa khawatir, tapi Ibu harus yakin bahwa semuanya akan baik-baik saja."
Tatapan wanita itu nampak semakin kosong, sementara pikirannya sedang berkecamuk memikirkan banyak hal. Memikirkan banyak kemungkinan-kemungkinan buruk tentang sesuatu. "Ibu memang selalu yakin jika tidak akan terjadi hal buruk, tapi hati Ibu tak bisa berbohong, rasa khawatir itu semakin membesar."
"Iya Bu, aku tahu. Terlebih, dia sudah mulai turun tangan untuk mencarinya sendiri. Hal itu juga membuatku sama khawatirnya dengan Ibu."
KAMU SEDANG MEMBACA
He Is Park Jimin
Fiksi PenggemarJeon Meira tak pernah mengira bahwa dirinya akan dipersunting oleh seseorang disaat umurnya baru menginjak 19 tahun. Berdiri diatas altar pernikahan ketika umurnya masih semuda itu terasa begitu aneh. Belum seharusnya. Ini perjodohan. Kolot memang...