Bab ini lumayan panjang yaa manteman (3.600k words) Pelan aj bacanya. Jangan di langakar² :)
Bab ini isinya full Jimin ama Meira.Happy reading♡
•
•
•Untunglah, Jimin tidak benar-benar tidur di balkon.
Setelah 30 menit berlalu, Meira memutuskan untuk membuka pintu.
Sebetulnya Meira memang tak berniat benar-benar membuat Jimin tidur di balkon, itu semua hanyalah sebuah gertakan dari Meira agar Jimin setidaknya merasa sedikit kapok atas setiap ucapannya yang membuat Meira marah-marah terus.
Bagaimanapun juga sisi kemanusiaan Meira masih ada, ia tak sejahat itu sampai sungguh-sungguh membuat Jimin berdiam diri di balkon sampai pagi. Bisa-bisa dia mati kedingingan. Meira tidak mau menjadi tersangka.
Perihal tidur, semalam Jimin dan Meira tidak tidur dalam satu ranjang. Tentu, yang menginginkan hal itu adalah Meira. Ia bersikeras agar tidur di tempat terpisah dengan Jimin. Awalnya mereka sempat berdebat panjang, saling mempertahankan argumen masing-masing, namun pada akhirnya Jimin juga yang mengalah. Pada kenyataannya perempuan memang akan selalu menang.
Karena di kamar mereka tidak ada sofa dan juga Jimin tidak mau tidur di sofa ruang tengah dengan alasan dingin, jadi mau tidak mau Jimin tidur di bawah, untung ia memiliki kasur tipis untuk bisa ditiduri di lantai. Sementara Meira tidur di ranjang.
Saat ini, Meira sedang berada di dapur.
Bukan, ia bukannya ingin melaksanakan kewajibannya sebagai seorang istri. Hanya saja, Meira memasak ya karena ia merasa lapar, perutnya perlu di isi. Karena mulai sekarang ia sudah tak bisa menunggu masakan ibunya tiap pagi maka mulai sekarang Meira harus membiasakan diri untuk memasak sendiri.
Jadi sekali lagi tolong dicatat, saat ini Meira berada di dapur bukan karena ingin menjalani kewajibannya sebagai seorang istri dari Park Jimin, tapi untuk memenuhi kebutuhan gizinya.
"Selamat pagi, istriku."
Itu suara Jimin, ia terdengar ceria pagi ini.
Meira yang sedang mencoba kuah dari sup yang ia buat sedikit melirik ke arah tangga.
Uhuk uhukk
Meira sontak tersedak kuah sebab melihat Jimin yang menuruni anak tangga hanya dengan balutan bathrobe.
Memang tidak ada yang salah dengan bathrobenya. Tapi melihat bagaimana cara Jimin memakai bathrobe itu membuat pengelihatan Meira terganggu.
Dada jimin terekspos bebas, tidak sepenuhnya sih tapi nyaris. Itu membuat Meira menelan ludah tanpa sadar. Gadis itu buru-buru mengalihkan pandangannya dari Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
He Is Park Jimin
FanfictionJeon Meira tak pernah mengira bahwa dirinya akan dipersunting oleh seseorang disaat umurnya baru menginjak 19 tahun. Berdiri diatas altar pernikahan ketika umurnya masih semuda itu terasa begitu aneh. Belum seharusnya. Ini perjodohan. Kolot memang...