16. HIPJ » Tidur bersama?

1.5K 138 47
                                    

Dada seksi check

Dada seksi check

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Happy reading







Jimin tidak tahu entah sudah berapa kali dirinya merubah posisi tidur, mulai dari meringkuk ke kanan,  ke kiri, kemudian terlentang bahkan hingga tengkurap pun sudah ia lakuan, namun tetap saja rasa kantuk itu tak kunjung menjemputnya. Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam.

Jimin menghela nafas, ia menoleh ke atas ranjang tempat Meira berbaring nyaman. Sementara dirinya sampai sekarang masih tidur di lantai dengan kasur tipis. Sungguh malang nasibnya.

"Meira ... Kau sudah tidur?"

Jimin mengangkat kepalanya sedikit, namun Meira tak menjawab, gadis itu hanya bergumam tidak jelas.

"Meira..."

Jimin memanggil lagi, kali ini lebih terdengar seperti merengek.

"Apa sih, Jim? Kau mau minta dibuatkan susu lagi malam-malam begini? Buat saja sendiri, aku bukan Ibumu." Meira berucap malas, Jimin benar-benar mengganggu, padahal sedikit lagi ia akan terjun ke alam mimpi.

Mengenai Jimin yang meminta susu, itu memang pernah terjadi di malam-malam sebelumnya, di jam menjelang tidur Jimin kadang meminta dibuatkan susu, katanya supaya bisa tidur dengan nyenyak. Padahal membuat susu adalah pekerjaan yang mudah, namun laki-laki itu memang kelewat manja hingga harus Meira yang membuatkannya.

"Sebenarnya aku bosan minum susu yang dijual di toko-toko terus, ingin mencoba susu lain yang belum pernah kucoba" Jimin berbaring menyamping dan menyangga kepalanya dengan tangan.

"Tetangga sebelah rumahku punya anjing perempuan, kebetulan sedang beranak. Kalau mau kau bisa bergabung dengan anak-anak anjing itu untuk mendapatkan susu murni dari induknya." Meski masih dalam keadaan mengantuk, Meira tetap mampu mengucapkan kata-kata menyebalkan untuk Jimin.

Jimin mencebik, "tidak mau. Bagaimana kalau susumu saja?"

Mulut itu mulai bicara sembarangan lagi.

"Tidurlah, Jim! Kau menggangguku." Meira semakin mengeratkan selimut yang melilit tubuhnya kemudian bergeser ke sisi ranjang sebelah kanan agar jaraknya lebih jauh dari Jimin yang tidur di bawah sebelah kiri.

He Is Park Jimin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang