NOTE : SEHABIS BACA, TOLONG JANGAN LEWATKAN CUAP-CUAP AUTHOR DIBAWAH. ADA HAL PENTING YG MAU AKU BILANG KE KALIAN! TENTANG CERITA INI!!
•
•
Happy reading♡•
•
•
Meira benar-benar sangat bersyukur dengan kedatangan ibu mertuanya hari ini.
Kenapa?
Karena ini adalah hari minggu, setidaknya dengan kedatangan ibu mertuanya, ia tidak akan menghabiskan hari minggunya hanya berdua dengan Jimin di rumah.
Oh ayolah, berdua dirumah dengan Jimin selama seharian penuh hanya akan membuat Meira merasa terancam. Seperti sebelum-sebelumnya, Jimin akan senantiasa mencari kesempatan untuk menghimpit tubuh Meira, menjahili gadis itu dengan tingkah-tingkah nakalnya.
"Kalian selama ini baik-baik saja, kan? Tidak bertengkar, kan?" suara Park Minjung–Ibu Jimin, mengalun lembut, membuat Meira segera membawa atensinya pada wanita itu.
Apa yang harus Meira jawab ya?
Kalau dikatakan baik-baik saja, tentu saja tidak, Meira sering dibuat marah oleh Jimin. Tapi kalau dikatakan dengan jujur, ibu mertuanya pasti merasa kecewa.
"Kami baik-baik saja, Bu. Dia merawatku dengan baik."
Bukan, itu bukan Meira yang berbicara, melainkan Jimin. Laki-laki itu baru saja menuruni anak tangga, ia mengenakan pakaian santai, kaos putih polos serta celana pendek rumahan.
Meira hanya melirik Jimin sekilas dengan tatapan malas.
"Baguslah. Dan ibu harap kalian tidak tidur dalam ranjang terpisah. Kalian tidur satu ranjang, kan sejak awal menikah?" Minjung bertanya lagi sambil sibuk memasukkan beberapa bahan makanan yang ia bawa ke dalam kulkas. Sebelum datang kemari, Minjung memang memang sempat singgah ke mini market guna membeli beberapa bahan makanan untuk anak dan menantunya.
"Tentu saja, Bu. Aku bahkan selalu mendapat pelukan hangat setiap malam."
Lagi-lagi Jimin yang menjawab dengan tampang riang, seolah apa yang ia katakan memang begitu faktanya.
Jimin sempat melirik ke arah Meira seraya mengedipkan mata sekali, dan itu membuat sang gadis mendecih dalam diam.
"Itu bagus." Minjung tampak senang mendengar jawaban Jimin, lalu ia berbalik dan tersenyum setelah memasukkan semua makanan yang ia bawa ke dalam kulkas.
Meira ikut tersenyum sembari mengangguk samar. Terpaksa mengikutin kalimat dusta yang dilontarkan oleh Jimin demi membuat Ibu mertuanya senang.
Baiklah, berbohong demi kebaikan itu dipersilahkan bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
He Is Park Jimin
FanfictionJeon Meira tak pernah mengira bahwa dirinya akan dipersunting oleh seseorang disaat umurnya baru menginjak 19 tahun. Berdiri diatas altar pernikahan ketika umurnya masih semuda itu terasa begitu aneh. Belum seharusnya. Ini perjodohan. Kolot memang...