5. HIPJ » Di rumah

1.1K 154 30
                                    

Sebelum baca, bisa kasi vote dulu?😊

Udah?

Oke. Terimakasih♡

Jimin, km dapet salam dari Meira
Meira said : "Awas lu Jim kalo brani macem-macem, gua gorok lu"

Jimin, km dapet salam dari MeiraMeira said : "Awas lu Jim kalo brani macem-macem, gua gorok lu"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading♡

•••


Hari ini, Meira memutuskan untuk berangkat ke kampus lebih awal. Alasannya hanya satu, menghindari Jimin.

Sekali saja, ia ingin menjalani paginya dengan tenang, tanpa letupan emosi, capek juga jika ia harus membuang tenaganya untuk mengomel terus. Sebenarnya Meira bisa saja mengabaikan pria itu, tapi masalahnya mulutnya akan selalu gatal ingin menguarkan omelan maut andalannya.

Tak mudah juga bagi Meira untuk berangkat sendiri, karena ia harus pintar-pintar mencari alasan yang pas untuk dikatakan pada Ibunya. Apalagi ibunya sangat ketat padanya. Ketat dalam artian, tidak membolehkan putrinya untuk berangkat kekampus sendiri, pokoknya harus bersama Jimin. Jangankan ke kampus, bahkan keluar hanya untuk membeli pembalut di mini market pun harus ditemani oleh Jimin. Huh! Itu sangat menjengkelkan sekaligus memalukan.

Meira sudah mencoba untuk mengatakan pada ibunya agar tidak terlalu melibatkan Jimin ke dalam setiap urusannya, namun sang ibu justru mengatakan katanya agar ia lebih aman, makanya Jimin harus selalu menemaninya.

Heol. Lebih aman apanya? Justru laki-laki itu sering mengancamnya dengan embel-embel mencium jika tak mau menuruti kemauannya. Lalu dari sisi mananya Meira akan lebih aman jika bersama Jimin? Justru itu malah sebaliknya, ia seperti berada di kandang buaya.

Meira menghela nafas, ia melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Sudah 20 menit, Jina belum juga keluar dari toilet, apa sih yang dilakukan oleh gadis itu sampai memakan waktu hampir setengah jam?

Kala merasa ponselnya bergetar, ia segera memeriksa layar persegi pintar itu, kemudian berdecak saat melihat nama pengirim pesan yang tertera pada ponselnya. Jari-jarinya bergerak mengetik balasan dengan teramat malas.

*Keparat Tebar Pesona✊*


Keparat tebar pesona✊:
Kau dimana?

Meira :
Dikampus lah. Kau pikir aku membolos?

Keparat tebar pesona✊:
Kenapa berangkat duluan?

Meira :
Bukan urusanmu!

Keparat tebar pesona✊:
Tentu ini urusanku. Kau tanggung jawabku.

He Is Park Jimin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang