Part 8

124 14 4
                                    

Ada seorang yang ditemuinya tadi dijalan. Yah dia adalah Andra Mixcalbar, ia bersama temannya yaitu Angga Wiliam.

"Eh! eh! eh! kita ketemu lagi nih bro." Andra memulai aksinya untuk menjahili cewe yang ada didepannya.

"Minggir!" Ara menerobos mereka berdua, diikuti oleh Putri.

"Hah! Dasar cewe songong lo." Andra kesal dengan cewe satu ini.

"Lo itu ngapain sih gangguin cewe. Biasanya juga cuek." Angga binggung dengan Andra.

"Dah lah, nggak usah dibahas." Andra berlalu meninggalkan Angga. Angga pun hanya geleng-geleng kepala.

Dilain sisi, Ara dan Putri tampak sebal karena orang tadi. Kenapa ia bertemu lagi dengan orang itu.

"Kenapa sih, gue harus ketemu sama orang sinting kek dia." Ara kesal, Putri hanya diam. Ia tak mau mengganggu Ara yang sedang emosi.

Sudah lama berjalan, mereka akhirnya sampai disupermarket. Mereka pun membeli makanan dan cemilan.

Sedangkan Ara, ia terus mengoceh dengan kejadian tadi. Putri pun hanya geleng-geleng kepala.

Setelah sudah berbelanja, dan membayar. Mereka segera pulang.

"Gue heran deh sama lo Ra, lo tau nggak?" Putri bertanya kepada Ara.

"Apaan?" Ara sangat malas menanggapi Putri.

"Tadi lo ngoceh sendiri itu dilihat banyak orang tau, banyak yang bisik-bisik juga. Apalagi tadi ada anak kecil ngom---" Belum sempat Putri melanjutkan ucapannya, Ara sudah memotong pembicaraan Putri.

"Udah nggak usah dibahas, kita udah sampai dirumah." Ara sekarang lagi nggak mood.

"What! kita kok udah sampai aja ya." Putri bingung, karena saat ia berangkat untuk berbelanja perjalanannya sangat lama. Tapi saat balik kerumah, begitu cepat.

Ara pun hanya menghembuskan napasnya pelan. Dan ia masuk diikuti dengan Putri.
Setelah itu, mereka memasak untuk makan malam.

Setelah semua sudah siap untuk dihidangkan, mereka makan bersama. Putri makan dengan sangat lahap. Ara pun begitu saking laparnya. Dan tidak ada obrolan diantara mereka. Hanya bunyi sendok dan piring yang bergesekan karena Ara dan Putri.

Mereka pun akhirnya selesai dengan kegiatan makan malamnya. Kini mereka akan menonton televisi.

"Besok kita ngapain ya Ra?" Putri bertanya kepada Ara.

"Besok kita perang put," Ucap Ara dengan datar.

"Per---"

"Ya sekolah lah, aneh banget deh." Ara kesal dengan Putri yang begitu lugu.

"Oh hehe, gue kan pelupa." Putri cengengesan dengan dirinya sendiri. Sedangkan Ara, ia hendak akan kedapur karena haus. Tapi kejadian yang tak diinginkan terjadi.

"Aaaaaa! kenapa harus mati lampu sih." Ara ketakutan setengah mati. Begitupun dengan Putri. Mereka saling berpelukan satu sama lain.

"Iya nih, nggak ngode dulu kek atau gimana gitu. Huuuh!" Putri kesal dengan situasi sekarang.

"Duuh! HP gue dikamar lagi, gimana nih. HP lo dimana Put? Nyalain cepetan." Ara bertanya kepada Putri.

"Gue nggak tau Ra, HP gue ada dimana." Putri pun bingung dimana ia meletakkan HP nya.

Setelah sudah ada dua jam mereka ketakutan, akhirnya lampu pun hidup. Mereka juga sempat ketiduran.

Mereka mengerjapkan matanya karena silau. Dan beberapa detik kemudian.

Aaaaaaa!

Mereka berteriak secara bersamaan. Dan melepas pelukannya.

"Lo ngapain peluk gue?" Ara bergidik ngeri dengan Putri.

"Lo juga kenapa peluk gue?" Putri pun bertanya juga kepada Ara.

"Heh! Gue tanya bukanya dijawab malah nanya balik." Ara kesal dengan Putri.

"Bodo ah, gue udah ngantuk nih. Tidur yuk." Putri mengajak Ara.

"Oke lah."

Mereka pun beranjak dan menuju kamar. Ara dan Putri langsung menjatuhkan tubuhnya kekasur. Mereka tidur begitu nyenyak.

Gimana nih ceritanya?
Menarik nggak? Tolong yah divote jangan dibaca aja oke.😉

KETIKA SI PENDIAM BERUBAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang