Bruk!
Putri terjatuh terduduk saat ia menabrak benda yang ada didepannya.
"Aw!, siapa sih yang naro tiang ini disini" Ucap Putri menatap tiang yang berdiri kokoh sambil memegang jidatnya yang sakit.
"Hahahaha" Ara tertawa melihat Putri yang sedang kesakitan. "Jangan salahin tiangnya dong, kan lo yang nabrak. Seharusnya tiangnya yang marahin lo, bukan lo yang marahin tiang" Ara nyerocos bahwa Putri lah yang salah.
Putri berdecak sebal, lalu ia berdiri dan menendang tiang tak berdosa itu.
Tang!
"Aduh! Sakit! Sakit!" Ucap Putri memegang kaki kanannya sembari meniupnya.
Bhahaha!
Ara dan Via tertawa melihat Putri yang menurut mereka aneh, bisa-bisanya tiang yang keras itu ditendang oleh Putri.
Putri menatap sinis kedua temannya tersebut lalu berjalan duluan meninggalkan mereka yang masih tertawa. Dengan kaki terpincang-pincang ia berjalan, bibir yang dimonyongkan kedepan tanda ia kesal.
Ara dan Via menghentikan ketawanya mengejar Putri yang sudah berlalu duluan.
"Jangan ngambek dong" Ucap Ara merangkul Putri.
"Iya kak, maafin kita yah udah ketawain kakak" Via menggandeng tangan Putri sembari menatapnya.
Putri tidak menjawab, ia tetap diam dan berbelok. Mereka sudah sampai dirumah Ara, lega rasanya.
***
Waktu sudah menjelang malam hari, mereka menikmati cemilan diruang TV sambil menonton film kartun favorit mereka bertiga.
"Kita besok ngapain yah?" Ara bertanya kepada kedua orang yang ada di samping nya.
"Kita besok tempur sama bapak Presiden!" Putri berucap sembari melotot kepada Ara. "Udah tahu besok kita camping, tanya mulu lo," lanjut Putri berkata.
"Yah, kan gue cuma gabut doang. Kok lo marah sih!" ucap Ara, ia juga melotot kepada Putri.
"Gabut ya boleh aja, tapi jangan ke gue!" Putri memandang Ara dengan tajam.
"Serah deh!"
Sejenak mereka terdiam bersama, tidak ada obrolan lagi. Ya, mungkin saja mereka sedang lelah.
"Oh ya, cemilan buat besok apa ya yang enak?" tanya Ara membuka suara. Memandang kedua temannya.
"Mmm gimana kalo pisang rebus?" usul Putri, membuat Ara bengong.
"Pisang rebus mah bikin kenyang, lagian cemilan bukan makanan kale," ucap Ara memutar bola mata.
Putri tidak menjawab, dia merasa bahwa usulnya ini tidak menarik bagi Ara.
***
"Woy bangun, cepetan!" teriak Ara, sembari mengguncang tubuh Putri yang masih tertidur.
Ya, hari ini mereka akan pergi camping. Akan tetapi, Putri masih saja tertidur di kasur. Membuat Ara geram dan menarik kaki Putri.
Putri yang merasa kakinya ditarik, ia pun berteriak ketakutan.
"WAA! TOLONG! GUE DITARIK SETAN! TOLONG!" teriak Putri tanpa sadar, kalau yang menarik kakinya adalah temannya sendiri, yaitu Ara.
Ara geram, bisa-bisanya ia mengira bahwa dirinya adalah setan yang sedang menariknya.
"Woy! Gue manusia kale! Sadar dong, dah siang nih. Molor mulu sih," ucap Ara menghentikan menarik kaki Putri.
Putri yang mendengar itu pun terbangun dan mendapati Ara yang sedang menatap dirinya dengan tatapan horor. Wah bisa dimakan hidup-hidup nih, batin Putri.
"Ehehe." Putri cengengesan, menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Menatap Ara dengan polos.
"Mandi sono, ini udah siang. Kita kan sek--" Ara menghentikan ucapannya, karena Putri lari begitu saja menuju ke kamar mandi.
Ara hanya melongo dan kesal juga, karena Putri meninggalkan nya saat Ara masih berbicara. Tidak sopan sekali, batin Ara.
30 menit..
Ara yang kala itu menunggu Putri yang sedang mandi, sudah 30 menit tapi Putri belum keluar juga dari kamar mandi. Membuat Ara semakin geram.
"Putri! Lo di dalem ngapain sih? Ini udah siang, cepetan!" teriak Ara didepan kamar mandi.
Tidak ada jawaban dari Putri, membuat Ara berfikir yang tidak-tidak. Ara menggedor-gedor pintu kamar mandi, sembari menyebut nama Putri.
Ceklek!
Suara pintu dibuka, menampilkan Putri yang berdiri di ambang pintu kamar mandi. Menatap heran kepada Ara.
"Ngapain sih gedor-gedor pintu? Gak tau ya kalo gue lagi mandi?" ucap Putri, berlalu meninggalkan Ara yang bengong.
"Lo ngapain aja sih di kamar mandi?" tanya Ara yang sudah kesal sekali.
"Bicara sama air," ucap Putri.
"Ya jelas mandi lah, aneh banget deh," lanjut Putri berkata."Ck mandi kok 1 abad," Celetuk Ara, melipat kedua tangannya.
"Ya harus dong, emang lo. Kalo mandi cuma sedetik doang, ya mana bersih," ucap Putri, menatap Ara.
"Buruan deh, udah mau telat ini." Ara menghembuskan nafasnya kasar, menunggu Putri yang sedang menyisir rambut.
"Yok, udah nih."
Ara melenggang pergi meninggalkan Putri, sangat lelah sekali rasanya menunggu Putri solo itu.
***
"Rame banget," ucap Via menatap ke depan.
Mereka sudah sampai di tempat pos, menunggu intruksi dari kakak kelas.
"Yaudah, kita duduk disana aja," ucap Putri menunjuk ke sebuah bangku kosong.
Dan, baru saja akan duduk. Mereka didatangi oleh sekelompok geng bully, ya tidak asing lagi bagi Putri dan Ara.
"Wih, apa kabar?" tanya Tasya, menatap musuh didepannya dengan senyuman manis. Tasya datang bersama teman-temannya.
"Mau apa lo!" ucap Ara ketus, tidak suka dengan keberadaan para nenek lampir ini.
Sebenarnya, Ara dan dua temannya sempat bingung dengan gelagat Tasya yang berbeda dari biasanya. Tasya dan teman-temannya begitu ramah kali ini.
"Maafin gue ya," ucap Tasya langsung. Membuat Ara dan dua temannya melongo.
"Keknya dia lagi kesambet deh, Ra." Bisik Putri kepada Ara.
"Gue juga merasa gitu kali, Putri."
Bagaimana mereka tidak heran, tingkah Tasya dan the geng sangat berubah drastis. Entah mengapa mereka menjadi ramah seperti ini. Atau mungkin ada jebakan dibalik semua ini. Ya, Putri dan temannya harus hati-hati.
"Lo kesambet apaan sih?" tanya Putri, menatap Tasya dengan heran.
"Kalian masih ragu ya sama gue? Ya udah deh, gak apa-apa kok. Gue cuma mau bilang, maafin gue yang udah bully lo pada. Gue ngerasa bersalah banget, gue mau kita berteman kali ini." Tasya berucap dengan tulus, lembut tidak seperti di sekolah waktu itu.
Putri tentu saja bengong, dan tidak bisa berkata apa-apa. Tasya memang beneran minta maaf atau hanya drama saja? Tapi tidak ada kebohongan di matanya. Terlihat sangat tulus berucap seperti itu.
"Ya, mau maafin atau nggak sih itu urusan lo pada. Gue hanya menyampaikan bahwa gue salah dan minta maaf. Kesalahan gue emang gak bisa dimaafin, ya udah gue mau pergi dulu ya." Tasya melangkahkan kakinya, ia pergi dari tempat mereka berdiri. Diikuti pula oleh teman-temannya.
Wah, kira-kira Tasya beneran minta maaf atau boongan ya? Tunggu Part selanjutnya😁
JANGAN LUPA VOTE GUYS
![](https://img.wattpad.com/cover/233954689-288-k39505.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
KETIKA SI PENDIAM BERUBAH
Novela JuvenilMaaf kalo alur ceritanya gak nyambung atau bahkan amburadul, mohon dimaklumi saya masih tahap belajar membuat novel wattpad. Jadi jika ada salah disetiap katanya atau penempatan tanda titik, koma, dan lainnya mohon dikasih tau agar saya bisa memperb...