Setelah mereka selesai makan, Via memutuskan untuk mencuci piring. Ara sebenarnya tadi sudah mencegah Via untuk mencuci piring, tapi Via bersi keras untuk mencuci parabotan yang kotor. Agar bersih dan tak ada piring kotor lagi.
Ara dan Putri pun meninggalkan Via yang masih mencuci piring kotor, mereka menuju ruang TV kembali dan menonton film kartun kesukaan mereka.
Via pun ikut nimbrung karena ia sudah selesai mencuci piring kotor, Ara yang merasa jengah pun bersuara.
"Gabut amat yak" Ucapnya sambil menopang dagunya, serta menatap lurus ke arah TV.
"Kira-kira kita ngapain yak biar gak gabut" Ucap Putri menatap Ara.
"YA AMPUN!" Teriak Ara sambil menepuk lengan Via dan Putri yang berada disisi kanan dan kirinya.
"Woy! Lo kalo nepuk berasa kek pake rotan tau gak" Putri melotot menatap tajam Ara sambil mengelus pelan lengannya, dan Putri pun membalas menepuk lengan Ara.
Plak!
"Aw!," Ara meringis, ia menatap tajam Putri. "lo lebih parah ya kalo nepuk" Ucap Ara melemparkan bantal kecil ke arah Putri.
Buk!
Bantal yang dilempar Ara pun mengenai muka Putri, Via hanya menatap mereka berdua sambil tertawa renyah.
"Wah nih Ara monyet ngajak berantem" Putri menunjuk Ara lalu mengambil bantal yang tadi dilempar oleh Ara ke arahnya. Putri memukul Ara dengan bantal itu, hingga Ara melindungi dirinya dengan tangan.
"Woy lo curang dasar Putri solo!" Ucap Ara beranjak dari tempat duduknya dan lari dari serangan Putri.
Via menonton mereka sampai tertawa terbahak-bahak, ia sangat bersyukur ada teman yang mau bertemannya. Apalagi kedua orang itu cantik-cantik sama seperti hati nurani mereka. Via tersenyum dan berharap mereka akan jadi sahabat sejati untuk selamanya.
"Baru kali ini aku mendapatkan teman yang sebaik mereka dan peduli kepadaku" Gumam Via pelan lalu tersenyum.
Ara yang kelelahan karena ia dikejar oleh Putri Solo, ia pun berhenti sambil ngos-ngosan.
"Eeh berhenti, gue nyerah deh" Ucap Ara mengangkat satu tangannya lalu menurunkan kembali.
"Hahaha! Gue menang ye ye aseek lole hahay" Putri berjoget-joget kesenangan.
Ara pun hanya menggelengkan kepala dan berlalu menghampiri Via dan duduk disampingnya.
"Lo kok diem aja sih, ikut gabung geh. Masa cuma liatin doang, seru tau" Ucap Ara menatap Via yang masih tertawa melihat tingkah Putri.
"Emm iya maunya sih gitu, tapi kalo belum akrap banget aku gak bisa gabung" Via menatap Ara, berharap Ara mengerti.
"Yaelah kaya ke siapa aja lo mah, santai aja kali. Anggep aja kita sebagai saudara lo. Jadi jangan sungkan" Ara mengusap pundak Via, agar bisa memastikan.
"Iya mak.." Via belum selesai mengucapkan kalimatnya, mereka di kagetkan dengan suara didapur.
Gubrak!
"AAA! TOLONG!" Teriak seseorang yang tak lain adalah Putri.
Ara dan Via pun bergegas menuju kedapur, mereka mendapati Putri yang tengah terduduk sambil mengusap bokongnya.
Hahaha!
Ara tertawa sangat keras, membuat Putri kesal lalu ia bangkit dan berjalan melewati Ara dengan tatapan tajam. Via pun hanya melongo, ia tak tau harus apa. Lalu Via mengajak Ara untuk kembali ke ruang TV.
"Udah kak jangan ketawa terus, lagian kak Putri udah pergi. Yuk susul dia" Ajak Via memegang pergelangan tangan Ara.
Ara pun menghentikan ketawanya, lalu ia menatap Via.
"Lo kesana dulu aja, gue mau buat minuman" Ucap Ara melepas genggaman Via yang memegangi pergelangan tangannya. Lalu Ara segera membuat minuman.
Via hendak ikut membantu, tapi Ara menolaknya. Via pun menuju ruang TV yang sudah ada Putri disana, sambil mengerucutkan bibirnya dan mengomel tidak jelas.
"Dasar Ara monyet, untung sahabat gue kalo bukan udah gue smash tuh" Gerutu Putri sambil memukul bantal kecil itu dengan pelan, sesekali mencubitnya.
Via duduk disamping Putri, sedangkan Putri menyadari bahwa ada yang duduk disampingnya pun menengok.
"Kakak jangan marah-marah terus nanti cepet tua loh" Goda Via sembari menatap Putri.
"Huh! Gue sebel tau gak!" Putri mendengkus kesal, lalu ia memalingkan wajahnya menatap TV dihadapannya.
Via hanya terkekeh melihat raut muka Putri yang menurutnya lucu.
Tak lama kemudian, Ara sudah kembali ke ruang Tv sembari membawa nampan yang ada tiga gelas berisi minuman berwarna oranye, ya bisa dibilang rasa jeruk.
"Nih diminum" Ara nyodorkan gelas itu kepada Via dan Putri.
Hari sudah mulai gelap, matahari pun sudah tenggelam.
Tak ada percakapan diantara mereka, hanya suara jangkrik yang terdengar dan suara TV. Mereka sangat fokus menonton film didepan.
Meow!
"E copot!" Ucap mereka bersamaan dan merapatkan badannya ke Putri.
"Woy kocheng aneh!, kalo datang tuh jangan ngagetin dong" Ucap Putri memarahi Kucing milik Ara sambil menunjuk-nunjuk kucing tersebut.
Kucing itu pun tiduran dikarpet yang diduduki oleh mereka, sambil memainkan ekornya kekiri dan kekanan.
"Ini kucing siapa kak?" Tanya Via menatap Ara dan Putri bergantian.
"Kucing gue dong" Ucap Ara sembari membuka toples keripik lalu memberikannya pada Kucing nya sedikit-sedikit.
Via hanya manggut-manggut, pertanda dia paham. Putri mengomel terus sedari tadi memarahi kucing tak berdosa itu, Ara yang sebal karena Putri mengomel tiada henti ia pun menyuapkan keripik ke mulut Putri.
"Gak lelah apa ngomel terus?" Tanya Ara menatap tajam Putri.
"Keripiknya enak, sini gue mau lagi" Ucap Putri merebut toples yang dipegang oleh Ara.
Sudah begitu lama mereka menonton TV sampai acaranya tidak menarik lagi menurut mereka, sampai mereka pun menguap beberapa kali.
"Tidur yuk gaes, mimpi yang indah gaes" Ucap Putri sembari meregangkan tangannya.
"Hoam!"
Plak!
"Aduh!, kok ditabok sih Putsol?" Ara menatap tajam Putri, lalu memegang bibirnya yang tadi ditabok oleh Putri. Walaupun tidak keras saat menaboknya.
"Kalo nguap ditutup, biar nyamuk nya gak ikut masuk" Ucap Putri menatap Ara.
Ara tak membalas perkataan Putri, ia mematikan TV nya lalu beranjak dari tempatnya lalu melangkah menuju kamar. Putri pun begitu diikuti oleh Via dibelakangnya.
Ara sudah terbaring dikasurnya, mungkin sudah sangat mengantuk batin Putri
"Sini lo tidur disamping gue," Ucap Putri menepuk tempat disebelahnya.
Via pun tidur disamping Putri. Mereka sudah tertidur lelap bermimpi entah apa hanya mereka yang tau dan tuhan.
Heloo gaes, kembali lagi kita. Gimana nih ceritanya? Jangan lupa VOTE ya biar aku semangat nulisnya:)
KAMU SEDANG MEMBACA
KETIKA SI PENDIAM BERUBAH
Ficção AdolescenteMaaf kalo alur ceritanya gak nyambung atau bahkan amburadul, mohon dimaklumi saya masih tahap belajar membuat novel wattpad. Jadi jika ada salah disetiap katanya atau penempatan tanda titik, koma, dan lainnya mohon dikasih tau agar saya bisa memperb...