Part 18

56 8 2
                                    

Sinar matahari sudah menampakkan cahayanya dipagi hari, membuat ke tiga orang yang sedang tertidur nyenyak akhirnya bangun. Meregangkan otot-ototnya, sembari menguap dan memandang satu sama lain.

"Good morning beby" Ucap Putri menatap Via dan Ara bergantian, matanya masih sipit karena ia merasa sangat mengantuk.

Ara dan Via bergidik ngeri, lalu beranjak dari tempat tidur dan meninggalkan Putri sendiri dikasur. Ara menuju kamar mandi yang sudah ada dikamarnya, sedangkan Via menuju kamar mandi yang berada dibawah.

Putri menatap heran Mereka berdua, lalu ia menghempaskan kembali tubuhnya kekasur dan menarik selimut sampai menutupi kepalanya. Putri memejamkan matanya dan melanjutkan tidur.

"Sungguh perfect" Gumam Putri sembari memeluk bantal guling.

Ara sudah selesai mencuci muka sekalian mandi, ia begitu fresh setelah mandi pagi hari ini.

"Nih bocah biar bangun harus pake apa yah" Gumam Ara menatap kasurnya yang ada Putri disana tertutup selimut sangat rapat.

"Huhu seblak, gue mau seblak huhu" Putri ngelindur, membuat Ara terkekeh.

Ara membuka horden dikamar, membuat Putri kesilauan akibat sinar matahari yang masuk. Putri membuka selimutnya sambil menyipitkan matanya.

"Woy tutup lagi hordennya lah" Ucap Putri pelan, namun masih bisa terdengar oleh Ara.

Ara tak menghiraukan ucapan Putri, ia berjalan menuju kasurnya lalu menarik selimut yang menutupi tubuh Putri.

Putri tak terima selimutnya ditarik, ia pun menarik kembali selimutnya. Ara pun semakin geram dan menarik kuat selimut itu, Putri pun demikian. Jadilah tarik menarik antara Putri dan Ara.

"Woy bangun kebo nyasar!" Ucap Ara tetap menarik selimut itu.

"Hee diam lo mak lamver!" Ucap Putri membalas, ia masih menarik selimut itu.

Ara semakin geram, ia menarik selimut itu dengan kuat. Putri yang kualahan pun melepaskan begitu saja tanpa berucap. Dan Ara pun terjatuh ke lantai, membuat Putri kaget.

"Aw!" Jerit Ara memegang bokongnya yang sakit.

Brak!

Putri menutup pintu kamar mandi sampai berbunyi, ia sudah didalam kamar mandi, menghela napas panjang.

"Untung bisa kabur dari mak lamver" Gumam Putri pelan.

Sedangkan Ara mengomel tak jelas, sembari merapihkan tempat tidurnya lalu berjalan keluar dan mengusap bokongnya yang masih terasa sakit.

Ara menuruni anak tangga, menuju sebuah dapur untuk memasak dan sarapan hari ini. Via pun sudah mandi, menghampiri Ara yang sedang asik memotong sayuran.

"Kakak butuh bantuan?" Tanya Via yang masih berdiri dibelakang Ara.

Ara sempat terlonjak kaget, lalu menengok kebelakang dan menatap Via tajam.

"Ngagetin aja sih lo" Ucap Ara kemudian beralih memotong sayuran. "Sini bantu gue masak" Sambungnya.

Ara dan Via sama-sama masak bersama didapur, sampai datanglah si Putri.

"Gue kerjain ah" Gumam Putri pelan sambil berjalan mengendap-endap seperti akan maling.

Putri sudah dekat dibelakang mereka berdua yang asik memotong sayur.

Satu

Dua

Tiga!

Putri menghitung dalam hati

"DOR!" Teriak Putri tepat ditelinga Ara dan Via.

Ara dan Via tidak terkaget sama sekali, itu membuat Putri terheran-heran.

Ara menghentikan memotong sayurnya lalu menatap Putri.

"Mau ngagetin?, hilih gak akan bisa" Ucap Ara sembari tersenyum aneh.

"Dih psikopat!" Putri bergidik ngeri melihat Ara tersenyum aneh.

"Lo sekarang yang masak, gue sama Via udah ngeracik sayur serta bumbunya tuh" Ara menunjuk Putri lalu beralih menatap sayuran yang sudah dipotong.

Putri tak menjawab, ia segera memasak sayur yang sudah dipotong-potong.

"Yuk kita duduk disono" Ara mengajak Via sambil menunjuk sebuah kursi yang biasanya untuk duduk sembari makan.

Putri begitu lihai memasak, ia dulu saat ibunya masih ada dia selalu memasak untuk ibunya sebelum berangkat sekolah. Ia begitu rindu masa-masa itu, tak terasa air matanya menetes perlahan-lahan.

Ara dan Via mengobrol jadi mereka tidak tau apa yang terjadi dengan Putri sekarang.

Setelah beberapa menit mereka menunggu masakannya selesai, akhirnya Putri sudah menyelesaikan masakannya. Sudah tertata rapih diatas meja makan. Aroma masakan yang membuat mereka sangat lapar, sepertinya sangat enak tercium dari bau masakan itu.

"Aku sudah lapar nih kak, kayaknya enak nih" Ucap Via menatap masakan yang ada dimeja makan.

"Ya udah, tunggu apa lagi ayo makan" Ucap Putri lalu duduk bersebelahan dengan Ara.

Mereka makan begitu lahap, ya walaupun masakan ini tidak semewah direstoran luar sana tapi ini sudah cukup bagi mereka.

Setelah sudah selesai makan, mereka membersihkan dapur serta piring yang kotor. Lalu mereka menuju ke ruang seperti biasanya yaitu ruang TV. Menonton film favorit mereka, hingga Putri tersadar ada yang harus dipersiapkan.

"Eh guys, besok kita kan udah ngecamp. Jadi kita harus nyiapin barang-barang dari sekarang dong" Ucap Putri menatap Ara dan Via.

"Ho iya, duh kok bisa lupa sih" Ara melotot baru keingat hari ini, untung saja Putri teringat besok mereka akan ngecamp.

"Masih muda kok udah pikun" Putri melirik Ara.

"Yee kek lo gak pernah pikun aja" Balas Ara menatap sinis Putri.

"Yuk lah siapin barang-barang yang mau dibawa" Putri beranjak dari tempatnya, lalu berjalan menuju kamar Ara.

"Vi, lo kan udah nyiapin barang buat besok kan?" Tanya Ara menatap Via.

"Iya udah kok kak," Ucap Via tersenyum.

"Ya udah, gue ke atas dulu yah. Lo disini dulu gak pa-pa kan sendirian?" Ara beranjak dari tempatnya, memastikan kalau Via tak apa ia tinggal sendiri disini.

"Iya nggak pa-pa kok kak, atau mau aku bantuin?" Tanya Via yang akan beranjak dari tempatnya, tapi Ara mencegahnya agar ia tetap disini.

"Lo disini aja, lagian ada Putri kok" Ara menyuruh Via duduk kembali ditempatnya.

Via hanya manggut-manggut sembari tersenyum. Ara melangkah menuju kamarnya, yaa dia pun merasa bingung mau membawa apa.

Ceklek

Ara membuka pintu kamarnya, ia begitu kaget melihat Putri yang sangat banyak membawa barang.

"Woy lo mau ngecamp atau mau pindahan sih" Ucap Ara, ia melangkah menuju tempat Putri berdiri.

Putri tak menghiraukan ucapan Ara, ia tetap sibuk dengan barang-barang yang akan dibawanya.

Eh tapi tunggu, ada yang nyangkut dimeja rias itu. Ara mendekat lalu mengambilnya sembari mencincing kain yang berwarna pink itu.

"Ini celana dalamnya siapa Put?, ada gambar barbienya pula dibelakang" Ucap Ara sembari membolak-balikkan yang dipegangnya.

Putri menoleh kearah Ara lalu segera merebut dari tangan Ara.

Ara kaget, lalu memicingkan matanya.

Bhahaha!



VOTE VOTE VOTE

BIAR GW SEMANGAT DONG GUYS

KETIKA SI PENDIAM BERUBAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang