Bhahaha
Ara tertawa sangat kencang, membuat perutnya sakit. Ia tak bisa menghentikan ketawanya. Putri hanya menatap Ara dengan tajam, dan juga malu.
"Beeh itu punya lo Put?" Tanya Ara yang masih menahan tawanya.
"Bukan!" Ucap Putri singkat, masih menatap Ara dongkol.
"Tapi boong! Ya kan?" Ara terus menggoda Putri agar mengakuinya, kalau itu punya Putri.
"Eh lo jadi ngecamp gak sih?, dari tadi bukannya siap-siap malah ketawa" Ucapnya mengalihkan topik pembicaraan.
"Ya gue sih simpel, gak ribet kek lo" Ucap Ara melangkah menuju tas ransel miliknya. Lalu segera mempersiapkan barang yang akan dibawanya besok.
"Kita emang berapa hari sih disana?" Putri menghentikan beres-beresnya, lalu menatap Ara yang mondar mandir membawa barang yang akan dibawanya.
"Keknya satu abad" Ucap Ara asal.
"Hah?!" Putri melongo, sembari menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Madang!" Ara berseru, menatap Putri lalu melangkah kekasurnya dan merebahkan tubuhnya.
"Ish! Lo mah nyebelin banget yah" Ucap Putri ikut merebahkan tubuhnya.
"Lo udah selesai nyiapin barang buat besok?" Tanya Ara menatap Putri.
"Hm" Ucap Putri singkat, sembari memejamkan matanya.
"Kira-kira kita ngapain aja yah disana?" Ara kembali bertanya pada Putri.
Tak ada jawaban dari Putri, Ara bingung sekaligus heran.
"Wah nih bocah pasti tidur" Gumam Ara pelan sambil melihat Putri yang mungkin sudah bermimpi.
"Nyebelin banget sih nih bocah" Ucapnya lagi lalu bangun dari tempat tidurnya dan berlalu meninggalkan Putri sendiri.
"Ntuh bocah sebenarnya dikasih makan apa sih sama emaknya, sampe-sampe setiap gue mau cerita pasti molor mulu kerjaanya. Heran deh gue, mana kalo tidur suka ngigau gak jelas lagi." Ara terus mengoceh sampai diruang TV.
Via bingung, karena Ara terus mengoceh dan raut muka Ara terlihat kesal.
"Kakak kenapa?" Tanya Via menatap Ara.
Ara mendudukkan dirinya disamping Via. Lalu ia menceritakan perihal Putri, Via hanya tertawa dan sesekali manggut-manggut.
"Ya kakak sabar aja, mungkin kak Putri lelah habis beresin barang buat besok" Ucap Via memberi tahu Ara.
"Ya gu-" Ucapan Ara terhenti saat mendengar suara ketukan yang begitu keras.
Tok! Tok! Tok!
"Siapa sih, ganggu aja" Gumam Ara pelan, lalu segera beranjak dari tempatnya dan berjalan menuju pintu utama.
Via tetap menunggu diruang TV, karena Ara yang memintanya untuk tidak ikut.
Ceklek
Ara membuka pintu, dan alangkah terkejutnya ia mendapati seseorang yang tak asing baginya.
"Lama banget sih buka pintunya!" Ucap orang itu.
"SSG dong!" Ucap Ara melotot kearah orang itu.
"Beeh apa tuh SSG?, Susu-Susu Gede?" Ucapnya, membuat Ara geram dan menatap tajam mereka.
"Otak lo udah ilang kah?" Ara melipat kedua tangannya didada sembari melihat orang itu.
"Otakku ilang diambil orang" Ucapnya sembari menyanyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
KETIKA SI PENDIAM BERUBAH
Ficção AdolescenteMaaf kalo alur ceritanya gak nyambung atau bahkan amburadul, mohon dimaklumi saya masih tahap belajar membuat novel wattpad. Jadi jika ada salah disetiap katanya atau penempatan tanda titik, koma, dan lainnya mohon dikasih tau agar saya bisa memperb...