Part 15

60 7 0
                                    

"Kakak!" Teriak seseorang tak jauh dari mereka berhenti dan melambaikan tangannya.

Ara dan Putri pun beralih menatap seseorang yang berteriak tadi, sepertinya mereka kenal dengan orang itu. Ya! Itu dia yang mereka tunggu-tunggu sedari tadi.

"Eh rumah lo dimana sih?, cape tau gak nyariin rumah lo" Ucap Ara sebal, lalu melipat kedua tangannya.

"Ehehe maaf kak, ayuk kerumahku" Ucapnya berjalan menuju sebuah gang masuk.

Ara dan Putri pun mengekor dibelakang Via, sambil menuntun motornya.

Dan sampailah disebuah rumah yang sederhana, ada sebuah pohon mangga disebelah kiri rumah Via. Serta tanaman bunga yang berjejer rapih dirumah Via. Sangat cantik rumahnya, walaupun sederhana.

Ara memarkirkan motornya dekat pohon mangga, agar tidak kepanasan.

Ara dan Putri sempat menganga tak percaya, udara disana sungguh sejuk dan asri. Mereka mulai berjalan kearah rumah Via, mereka sempat berkeliling melihat rumah Via.

"Ini rumah lo Vi?" Tanya Putri menatap Via lekat.

"Iya kak, aku suka tanaman jadi aku rawat deh sampai sekarang" Ucap Via memandang bunga-bunga yang berjejer rapih.

"Trus lo tinggal disini sama siapa?" Tanya Ara menatap rumah Via.

"Sama ibu dan adek kak" Ucap Via tersenyum manis.

"Hmm trus ay.." Ara belum selesai berucap, Putri sudah mencubit lengannya. "Aws! Sakit lah woy!" Ucap Ara menatap tajam Putri lalu mengusap lengannya yang tadi dicubit oleh Putri.

"Lo itu seharusnya mikir dulu, jangan asal ceplos kalo bicara" Ucap Putri berbisik ke Ara.

Via tau apa yang akan ditanyakan oleh Ara, ia pun tersenyum agar tidak ada kesedihan dimatanya.

"Ayah ku udah tiada saat aku berusia 10 tahun" Via tersenyum, ia mencoba tahan air matanya yang sebentar lagi akan jatuh.

Ara dan Putri pun saling pandang, dan merasa tak enak dengan Via.

"Ya udah yuk masuk ke dalam, pasti kakak cape" Ucap Via mencoba mengalihkan pembicaraan.

Ara dan Putri hanya membututi dibelakang Via.

"Sini duduk dulu kak, mau dibuatkan minum apa?" Tanya Via menatap Ara dan Putri.

"Seadanya ada Vi, gak perlu repot-repot" Ucap Putri tersenyum, sedangkan Ara hanya mengangguk.

Via pun melangkah menuju dapur, sedangkan Ara dan Putri masih berdebat dengan kejadian tadi.

"Lo sih Ra, kalo ngomong tuh dipikir dulu. Dia jadi sedih kan" Putri menatap Ara tajam.

"Gue kan gak tau Put, juga gue penasaran" Ara menatap Putri sekilas lalu beralih menatap sekeliling.

Putri hendak berucap lagi, namun Via sudah keluar membawa nampan berisi es teh serta keripik ditoples.

"Silahkan diminum kak, maaf adanya cuma ini aja hehe" Via pun ikut duduk.

"Ya nggak apa-apa kok Vi, kaya ke siapa aja lo mah" Ucap Putri, lalu mengambil es teh nya lalu meminumnya hingga sisa setengah.

"Eh buset dah lo Put, ga ada sopan santunya. Minum sekali mau habis" Ara menggeleng-gelengkan kepalanya, lalu membuka toples yang berisi keripik.

"Gue haus, apa salahnya coba" Ucap Putri meletakkan kembali es teh nya dimeja.

Via hanya terkekeh melihat tingkah kedua kakak ini.

"Lo udah nyiapain keperluan buat camping?" Tanya Putri menatap Via.

"Udah beres semua kak, tinggal nunggu aja hehe" Ucap Via meunjukkan deretan giginya yang rapih.

"Eh gimana kalo lo berangkat bareng kita?" Ara beralih menatap Via, lalu menatap Putri.

"Jadi maksud gue, lo tinggal dirumah gue sampai hari minggu besok" Ara masih menatap Via dengan serius.

"Nah iya tuh, gimana?" Putri pun ikut memastikan.

"Umm yaa nanti aku izin dulu sama ibu kak" Ucap Via menatap Putri dan Ara bergantian.

"Emang ibu kamu dimana?, dari tadi kok gak kelihatan" Putri melihat sekeliling tapi tak ada ibu nya Via.

"Bentar lagi pulang kok kak, jadi jangan khawatir" Ucap Via beralih menatap keluar.

Ara dan Putri hanya manggut-manggut, tak ada obrolan lagi diantara mereka. Hingga seorang wanita paruh baya memasuki rumah Via dengan seorang gadis kecil berumur 11 tahun. Ya! Mereka adalah ibu dan adek nya Via.

Ara mulai menyalami ibunya Via diikuti oleh Putri sambil tersenyum.

"Eh ada cah ayu, duh maaf yah rumahnya sederhana gini" ucap ibunya Via ikut duduk.

"Iya nggak pa-pa kok bude," Ucap Putri tersenyum.

"Nama nya siapa aja ini?" Ucap ibunya Via menatap Ara dan Putri bergantian.

"Saya Ara, kalo ini Putri" Ucap Ara sambil menepuk pundak Putri.

Ibunya Via pun hanya manggut-manggut.

"Bu," Ucap Via terjeda, lalu menatap Ibunya.

"Iya ada apa Vi?" Ucap Ibunya menatap Via.

"A-aku," Perkataannya terjeda lagi. Ia takut Ibunya akan marah.

Putri tau bahwa Via takut, ia pun mencoba berbicara dengan Ibunya Via.

"Jadi gini bude," Ucap Putri menatap Ibunya Via serius.


Maaf yah baru up akhir-akhir ini, karena mikir alurnya juga jadi bingung deh. Ini karyaku sendiri loh ya, jadi mohon maaf kalo ada kesamaan🙏

KETIKA SI PENDIAM BERUBAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang