"JENO!!!!!" Jaemin memekik panik ketika mendengar suara berisik dari ruang tengah. Ternyata Jeno pingsan.
"Taeyong hyung!!!! Cepat tolong aku!!!" Panggil Jaemin pada Taeyong yang ada di dapur. Taeyong segera menghampiri keduanya. Dia juga sama kagetnya dengan Jaemin saat melihat kondisi Jeno.
"Bawa dia ke kamar!" Ucap Taeyong sambil membopong tubuh Jeno.
"Hati hati!" Cegah Jaemin ketika mereka mulai menaiki tangga.Taeyong membuka pintu kamar Jeno. Dia lalu membaringkan tubuh Jeno dengan sangat hati hati di kasurnya.
Jaemin dental cekatan mengambil beberapa obat dan suntik, lalu mengambil segelas air dan meletakkan semua itu di nakas.
Jaemin lalu menyuntikkan sesuatu yang Taeyong pun tidak tahu apa itu. Lalu dia mencampurkan beberapa obat dengan air dan menuangkannya ke gelas yang berisikan air minum.
"Apa itu?"
"Obat Jeno...."
"Apa dia memang selalu seperti itu?"
"Iya, sejak dia divonis kanker...."
"Apa paman Donghae dan bibi Taeyeon tahu hal ini?"
"Tentu saja tidak...."
"Jadi selama ini, kau yang mengerjakan ini semua?"
"Terkadang Jeno bisa melakukannya sendiri."
"Jaemin~ah, apa sebaiknya kau memberitahu hal ini pada orangtuamu saja? Nanti keadaan Jeno semakin memburuk...."
"Aku bisa mengatasinya, hyung....."
"Tapi kau tidak bisa selamanya mengatasi hal ini, Jaemin...."
"Tidak apa apa... Aku tidak masalah dengan hal ini, yang penting Jeno tidak terlihat seperti orang sakit..."
"Bagaimana dengan kemoterapi? Efeknya pasti ada, dan fisik Jeno lama lama akan berubah. Apa orangtuamu tidak curiga hal itu?"
"Hyung, sudahlah! Kau memperumit keadaan..."
Taeyong hanya menghela nafas pasrah dan keluar dari kamar Jeno. Dia tak habis pikir mengapa Jaemin begitu keras kepala.
Jam 10 malam KST.
Jeno tersadar dari pingsannya. Membuat Jaemin lantas segera menghampiri Jeno. Dan membantunya duduk.
"Bagaimana perasaanmu?"
"Aku hanya sedikit pusing..."
"Minum obatmu dulu....." Ucap Jaemin sambil menyodorkan gelas air putih yang sudah dia campur obat tadi.
"Aku tidak mau, pahit!"
"Hey, kau harus minum obat agar sembuh...."
"Tapi aku tidak mau...."
"Ayolah Jeno, meminun ini hanya sebentar...."
Jeno memutar bola matanya malas, lalu menerima gelas itu dan meminumnya cepat. Setelah itu, dia sedikit meringis menahan pahit.
"Astaga... Pahit sekali!"
"Tidak apa apa, sebaiknya kau istirahat sekarang...."
"Kau mau kemana?"
"Ke kamarku?"
"Temani aku...."
"Kau sudah besar Lee Jeno..."
"Temani aku Nana Hyung, aku tidak mau sendiri...." Jeno mulai memasang majah memelas yang membuat Jaemin luluh.
"Ya sudah, tetapi cepat tutup matamu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Back to the time || Jeno Jaemin [END]
Fanfic[SEQUEL 1: DON'T HATE ME || JENO JAEMIN] Tidak ada seorangpun yang bisa mengubah jalannya takdir. Benar bukan? Takdir selalu mempermainkan kita, memberi harapan palsu yang tak akan pernah kita dapatkan. Ya, terkadang takdir memang selucu itu.. A...