20. Epilog

10.6K 947 62
                                    

Hari ini adalah ulang tahun Jeno-dan Jaemin.
Beberapa bulan setelah kematian Jaemin.

Jeno berada di kamar Jaemin saat ini. Menangis sambil memeluk sebuah diary, surat dan kaset vidio yang dia temukan di lemari kembarannya.

Jeno masih tidak percaya, jika ternyata selama ini dia berada di dunia mimpi. Ternyata semua kebahagiaan itu tidak nyata. Hanya mimpi.

Memang benar, penyesalan selalu ada di akhir cerita.

Dan Jeno benar benar merasakannya.

Bisakah dia egois untuk kali ini saja?

Dia ingin Jaemin kembali. Meski telah banyak luka yang dia berikan untuk saudara kembarnya itu.

Diluar hujan turun dengan deras. Seolah mengerti bahwa Jeno sedang dirundung suka saat ini.

Jeno lupa!

Dia lupa, bahwa dia hanya diberi kesempatan untuk memperbaiki semua momen itu. Dia lupa bahwa sang nenek sudah memberitahu semuanya.

Jika saja dia ingat.

Dan tak terlalu banyak berharap.

Dia pasti tak akan sesedih ini.

"Jaemin~ah.... Kau pembohong yang jahat...." Lirih Jeno pelan disela tangisnya.

"Hari ini aku ulang tahun tanpamu.... Seharusnya kita meniup kue ulang tahun bersama...."

"Seharusnya....."

Jeno tak sanggup melanjutkan kata katanya. Menurutnya, dia terlalu malu untuk mengutarakan keinginannya. Dia malu pada dirinya sendiri yang tampak seperti pengecut sejati.

"Seharusnya.... Kau kembali...."

"Jangan pergi...."

Jeno kembali menangis disana. Dia tak ingin beranjak saat ini.
Sudah beberapa bulan memang, tapi rasanya baru seperti kemarin.

Jeno melihat gelang yang Jaemin berikan padanya.
Gelang itu masing setia bertengger indah di tangannya.

Dia bahkan tak tahu kemana gelang milik Jaemin saat ini.
Apakah sudah bersama Jaemin?

Atau Jaemin simpan?

Tapi Jeno yakin, Jaemin tak akan menghilangkan gelang itu. Gelang ini terlalu bermakna untuk Jaemin.

Hingga tanpa dia sadari, dia sudah jatuh tertidur di kasur Jaemin.

Jeno mengigau.
Memanggil manggil Jaemin diselenggarakan tidurnya.

Sesekali terisak, namun tak mengeluarkan air mata.

Sesekali mengerang seperti orang kesakitan.

Jeno tidak tahu.

Jaemin melihat semua itu.

Jaemin menatap kosong sang adik yang tertidur dengan menyedihkan.

Dia tahu Jeno kehilangan. Dia tahu Jeno benar benar menyesal.

Apa seharusnya Jaemin tak mendatanginya selama dia koma?

Sama saja dengan Jaemin memberi harapan palsu pada adiknya.

Jaemin tahu dia sudah meninggal.

Jaemin tahu bahwa dia tak akan terlihat lagi oleh adiknya.

Jaemin tahu....

Dia tidak akan bisa kembali....

Jaemin mendekati adiknya yang mengigau memanggil namanya.

Dia mencoba mengusap kepala Jeno.

Back to the time  || Jeno Jaemin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang