Jeno berada di sebuah hutan pohon pinus yang indah.
Burung burung berkicau merdu.
Suasana yang sangat menenangkan.Jeno tersenyum ceria saat dia menyadari tak merasakan sakit lagi.
"Jeno~ya....."
Jeno berbalik saat seseorang memanggip namanya.
Lalu seketika wajahnya berubah menjadi sangat senang ketika melihat sosok yang selama ini dia rindukan.Sang nenek sedang berdiri dengan senyum kecil menatap dirinya penuh arti. Dia memakai gaun putih yang anggun untuk usia rentanya.
Keriput di wajahnya tak bertambah, tetap sama. Membuat Jeno tanpa sadar menitikkan air matanya.
"Nenek....." Panggilnya.
"Aku sangat merindukan nenek...." Jeno memeluk neneknya dengan erat. Melampiaskan rasa rindu yang dia pendam selama ini.
Sang nenek tersenyum bahagia melihat cucu kesayangannya ini.
"Nenek juga... Nenek sangat merindukan Jeno..."
"Jangan tinggalkan aku lagi..."
"Jeno~ya...."
Jeno melepaskan pelukannya dan menatap sang nenek.
"Gomawo....."
"Untuk?"
"Kembali...."
Jeno menautkan alisnya tak mengerti.
"Kau telah diberikan sebuah kesempatan lagi. Dan kau memanfaatkannya dengan sangat baik...."
"Maksud nenek?"
"Kau sayang Jaemin, kan?"
"Iya..."
"Kau berhasil. Kau berhasil mengubah kenangan buruk itu menjadi sebuah kenangan yang sangat berarti..."
"Nenek, aku—"
"Jeno!"
Jeno berbalik menatap lelaki yang sangat dia kenali. Berlari ke arahnya. Senyum Jeno mengembang seketika.
"Jaemin!"Jeno berlari dan memeluk Jaemin. Jaemin pun membalas pelukan adiknya itu dengan senang hati.
"Aku merindukanmu...."
"Haha, aku juga!"
Jaemin melepas pelukannya dan memegang pundak Jeno.
"Gomawo Jeno~ya, kau mau memberiku kesempatan untuk memperbaiki semuanya..."
Jeno tersenyum senang mendengarnya.
"Setelah ini, kau harus hidup bahagia, eoh? Bukankah kau sudah mengubah semua kenangan buruk menjadi kenangan indah? Kau tak perlu menyimpan rasa penyesalan lagi...."
"Memangnya... Kau tidak apa apa degan hal itu?"
"Usahamu berhasil. Aku tak menyimpan dendam sama sekali Jeno. Aku senang karena kau memberiku kenangan indah."
"Jaemin, sudah waktunya kita pergi...." Ucap sang nenek yang tiba tiba menghampiri Jeno dan Jaemin.
Jaemin mengangguk.
"Kalian mau kemana?" Tanya Jeno tak mengerti.
"Lee Jeno, setelah ini... Berbahagialah..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Back to the time || Jeno Jaemin [END]
Fanfiction[SEQUEL 1: DON'T HATE ME || JENO JAEMIN] Tidak ada seorangpun yang bisa mengubah jalannya takdir. Benar bukan? Takdir selalu mempermainkan kita, memberi harapan palsu yang tak akan pernah kita dapatkan. Ya, terkadang takdir memang selucu itu.. A...