Battle and Equality Realms

25 1 0
                                    

Nichollas POV,

Aku tidak mengerti kenapa Adrian dan Arthur tidak setuju untuk kemajuan pengembangan teknologi diseluruh alam. Aku menyesal mempercayai mereka sebagai sahabat aku. Adrian juga mau saja dihasut oleh Arthur. Aku beruntung semua sahabatku ada disini mendukungku. Pengembangan teknologi, medis, dan sebagainya ke seluruh alam sudah disetujui oleh rapat besar di kelima alam. Alam manusia atau bumi akan segera dikembangkan seusai ke-5 alam rata.

Dari seluruh pemimpin di 5 alam hanya Arthur yang tidak setuju. Arthur marah padaku karena aku yang mengusulkan dan Rafi yang mengembangkan usulan ini. Arthur memutuskan untuk mulai melakukan penyerangan ke kerajaan ku untuk aku mundur namun aku tidak mau mengalah. Evolusi kemajuan itu untuk siapapun dan tidak boleh dibatasi. Arthur, Adrian, dan pasukan dari Zaofu sudah ada di depan Water Kingdom of The Northern Water Tribe.

"Lu gugup Nick, mereka cukup banyak lohh pasukannya." Rafi bertanya padaku. Aku memang gugup bukan karena kekalahan, tapi memutuskan persahabatan dengan Adrian. "Gak papa raf, gue yakin pasukan kerajaan gue akan menang disisi lain iklim disini gak cocok buat para pengendali bumi untuk bertarung lebih lama." Jawabku agar mereka semangat. Semua sahabat ku memelukku erat. "Dia akan nyesel Nick, semua ide lu dan Rafi hebat kok Nick gua gak nyangka Arthur jadi penghianat kerajaan bumi." Kevin terlihat kecewa dan marah.

"Apapun yang terjadi vin, kemajuan teknologi ini harus dikembangkan dan dibagi adil untuk semua orang." Aku tetap kekeh dengan pendapatku. "Baik Nick kita siap menyerang para yang memberontak kemajuan ini." Kata semua sahabatku. "Gue minta Ridha, William, dan Dista untuk jaga disekitar istana dan pintu ke spirit oasis itu adalah prioritas penjagaan, dan sisanya Iqbal, Kevin, Rafi, dan gue akan hadapin Arthur dan Adrian." Aku mulai memecah tim elit sahabatku. "Baik Nick, aku akan bantu evakuasi para penduduk." Farhan memutuskan untuk bantu evakuasi.

Aku berempat dengan Rafi, Kevin, dan Iqbal keluar dari istana dan menuju ke lokasi penyerangan. Aku lihat pasukan Zaofu bisa dikalahkan oleh para master pengendali air dikerajaan ku. Semua pasukan Arthur tampak kewalahan dan  menyerah mundur. Rumah penduduk ada yang rusak dan terbakar akibat penyerangan ini. Aku bersama sahabat ku mulai menuju ke arah Arthur dan Adrian. Aku memblok langkah mereka berdua dengan dinding es.

"Hyahhh jangan melangkah lebih lanjut dri, tur." Adrian dan Arthur kaget.

Arthur dan Adrian berjalan ke arahku dan mulai menyerangku dengan kabel besi nya. "Singgg gak ada yang boleh halangi jalan gw." Arthur mengarahkan kabel besi nya padaku dan aku refleks langsung mengendalikan air ke besi itu dan membuatnya korosi hingga berkarat. "Hyahhh." Akhirnya Arthur kewalahan dan kesal. "Sial kabel gw bisa dibuat berkarat sama Nick ahhh." Arthur kembali menyerang dengan pisau besi dari baju nya. "Rasain nihh." Kata Arthur.

Kevin membuat perisai besi untuk melindungiku. "Huhh kita coba apa lu bisa handle ini tur." Kevin membalikan serangan ke Arthur dengan pisau platinum dan membekap tangan Arthur. "Ahhh shit dri bantuin dong." Arthur kewalahan karena dia tidak bisa mengendalikan platinum seperti Kevin. "Rrrahhhh." Adrian kini membuat pusaran udara, namun dibalikkan oleh Iqbal. "Kenapa dri lu gini ?." Menyerang Adrian. Adrian pun jatuh dan hilang keseimbangan. Rafi langsung mulai menyerang mereka berdua dengan pengendalian petir nya.

"Hyahhhh 'zzzzttttt duarrrr'." Rafi menyambar Adrian dan Arthur hingga mereka berdua tidak berdaya.

"Ahhhhhh." Arthur dan Adrian kesakitan.

Mereka berdua melemah kekuatannya aku langsung melakukan pengendalian darah pada mereka. "Cukup sudah selesai ini semua." Aku mengendalikan tubuh Adrian dan Arthur. "Akkkhhh nggg kita ga bisa bergerak." Arthur dan Adrian lumpuh organ tubuhnya. "Vin borgol tangan Adrian dengan besi atau platinum." Suruhku, Kevin mulai membuat platinum dan mengikat tangan Adrian. "Sudah Nick." Kata Kevin. "Hyahh." Aku kini membekukan tubuh mereka menjadi balok es hanya kepala saja yang tidak aku bekukan.

Aku membawa Arthur dan Adrian bersama 3 sahabatku ke penjara es di Tundra Utara. Suhu dingin dan penjara platinum akan melemahkan Arthur dan juga Adrian. "Maaf tur, gue harus melakukan ini lain kali jangan berfikir pendek." Aku mengucapkan kalimat perpisahan ku pada Arthur. "Liat Nick atas keputusan lu ini." Arthur masih saja keras kepala. Aku kini memasukan Adrian ke sel penjara khusus yang lebih hangat, dan bagus tentu nya aku tidak tega melihat Adrian menderita.

"Maaf ya dri, gue harus lakuin ini gue kecewa sama lu dri, kenapa ? Gue gak habis pikir sama lu." Aku menangis setelah memasukan Adrian. "Gua emang salah Nick, gua dicuci otak gapapa ini adalah hukuman buat gua dan makasih juga udah kasih gua sel yang bagus Nick, gua sayang sama lu." Adrian mengakui kesalahannya. Aku akhirnya pamit padanya dan menemui yang lainnya.

Waktu berlalu dengan cepat sekali, kini adalah saatnya pengembangan inovasi teknologi di-5 alam pertama. 1 tahun kemudian kelima alam kini sudah memiliki teknologi terbarukan yang lebih maju dari perkembangan di 5 alam lainnya sekitar 100 tahun lebih maju dari bumi saat ini. Semua disini sudah futuristik kini, aku dan sahabatku memutuskan untuk turun ke bumi mengembangkan teknologi dan sebagainya disana dan komparasi dengan yang ada di 5 alam lainnya. Tahun itu adalah tahun 1955 di Bumi, butuh 5 hingga 7 tahun untuk memeratakan pengembangan teknologi disana.

Untungnya waktu dibumi dan di Fairy Topia berbeda. Umurku di Fairy Topia adalah 19 tahun dan dibumi menurut perhitungan orbit alam adalah 1900 tahun umurku. 1 tahun di Fairy Topia berati kehidupan dibumi 100 tahun. Umurku di bumi akan tetap sama selama 100 tahun kedepan. Aku sangat senang dibumi sangat bagus. Aku merasakan ada kehidupan yang menarik di bumi ini aku dan juga sahabatku memutuskan untuk mencoba hidup dengan manusia di alam bumi ini.

Di tahun 1955 aku memulai kuliah S1 kedokteran di Harvard sambil juga mengembangkan yang belum maju di alam ini. Rafi kuliah astrofisika, Ardista kuliah kesenian, Farhan kuliah Hukum, Kevin dan William kuliah Psikologi, Ridha kuliah Pendidikan, dan Iqbal kuliah Kedokteran Gigi. Kami semua lulus pada tahun 1959 dengan berbagai karya juga. Tahun 1960 kami semua lanjut kuliah S2 dan spesialis dan pindah ke London UK. Aku dan yang lain kuliah di University of Oxford hingga tahun 1962. Setelah tahun itu kami semua kuliah S3 sesuai bidang hingga mendapatkan gelar Doktor dan Professor di tahun 1965.

Setelah tahun 1965 kami semua bekerja dan mengembangkan semuanya hingga tahun 1980 an. Aku sudah memiliki 3 apartemen mewah dan 2 rumah mansion istana di Indonesia dan London. Aku dan yang lainnya berpencar semenjak kami lulus S3 namun tetap berkontak. Aku juga telah mengembangkan rumah sakit di London dan Indonesia yaitu Nichollas University. Semua bumi sudah berkembang dengan baik kemajuannya. Kekayaan ku dan sahabatku yang lain di bumi juga sangat banyak bisa dikatakan seperti konglomerat.

Tahun 1985 aku meminta Farhan untuk memalsukan kematian dan mengganti identitas ku agar masyarakat tidak curiga. Aku juga kuliah lagi karena sudah santai aku di bumi. Aku kuliah lagi hingga tahun 1994 aku dapat gelar S3 lagi dan juga gelar professor kedua kalinya. Mereka fikir aku masih muda wajahku tetap sama tidak berubah hanya saja rambutku tiap jaman berbeda gaya nya. Aku memutuskan untuk menjadi dosen di Indonesia di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia sejak tahun 1995.

My Boyfriends is A Fairy - Season 1 "Elementalists Universe"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang