My Boyfriends is A Fairy - Season 1 "Elementalists Universe"

Happy Family

Nichollas POV,

Tahun demi tahun mulai dan terus berganti, semua yang hidup pasti akan terus tumbuh dan berkembang. Anakku dan Verrel juga pasti mengalami hal yang sama yaitu pertumbuhan dan perkembangan, dimana struktural baik secara anatomi maupun fisiologi nya mereka terus berkembang dengan baik. Farrel dan Rafael kecil sudah menginjak usia balita lebih tepatnya usia 5 tahun.

Selama beberapa tahun ini aku dan Verrel juga melakukan pekerjaan secara bersama-sama, baik pekerjaan rumah tangga yang terpenting, lalu pekerjaan sebagai dokter dirumah sakit, dan pekerjaan sebagai pemimpin kerajaan didua alam serta Fairy Guardians tentunya. Verrel juga telah selesai kuliah spesialisasinya, Verrel mengambil spesialis anak dan aku sangat senang dia mengambil studi itu jadi dia bisa tau dan mengurus anak twins kita dengan baik juga.

Danni sepupuku dia juga mengambil praktek dokter spesialis penyakit dalam di Nichollas University Hospital. Danni aku lihat memang menyukai Aiden, aku berharap mereka dapat segera resmi dengan secepatnya namun Aiden juga memiliki keluarga entah bagaimana keputusannya aku terima dan selalu mendukungnya. Aku, Verrel, Danni, dan anakku tinggal di apartemenku yang aku modifikasi menjadi 3 lantai penthouse agar lebih luas. Rumah Verrel dan almarhum Papa nya dulu juga sudah aku renovasi menjadi lebih luas dan mewah bahkan aku tambahkan kolam renang dan juga taman bermain.

Water Kingdom of The Northern Water Tribe, Elementalists Realm...

Hari ini aku sekeluarga sedang menghabiskan waktu weekend di istanaku di alam Water Kingdom Tribe. Aku sedang bersama Verrel dan anak-anak bermain ice skating di taman kota dekat istana dan balai kota.

"Hai anak Papa sayang, seneng gak kita kesini hmm ?." Aku bertanya ke anakku.

"Seneng pah, Raf dan Farrel seneng bisa main disini beda sama di bumi tempatnya." Kata Rafael anakku.

"Iya Papa Nick sama Papa Verrel, disini tempatnya enak dan bagus Farrel suka pah." Farrel juga menjawab.

Farrel dan Rafael memang sudah bisa berbicara dengan lancar diusia nya yang masih muda. Aku dan Verrel memang bukan orang tua yang buruk berarti hehe. Aku tertawa sendiri sekarang dan Verrel memperhatikan aku. "Kak sayang, kita mau nyoba uji kekuatan mereka sekarang ? Sayap mereka juga udah bisa buat belajar terbang kok." Verrel bertanya padaku, aku juga ingin melihat apa yang anakku bisa. "Boleh beb, aku mau coba yaa apa elemen mereka." Aku mencium dan memenuhi keinginan Verrel.

"Farrel, Rafael sini dehh kalian bisa gak melakukan ini ?." Aku mendemonstrasi kekuatan waterbending yang paling dasar dan sederhana ke mereka berdua.

"Kita coba yaa pah hehe." Kata mereka berdua dengan kompak.

Aku melihat mereka berdua berusaha. Beberapa menit kemudian, aku kaget dan Farrel yang bisa melakukan ilmu pengendalian air atau Waterbending aku berfikir malah Rafael yang bisa ternyata malah Farrel. "Pah Farrel bisa nihh kayak Papa." Farrel malah bisa lebih dari dasarnya dia bisa memutar dan menarik air serta merubahnya menjadi bola salju belum bisa memanipulasi menjadi es penuh. Aku bangga sekali itu adalah hal yang hebat diusia nya yang masih muda.

"Ihh pah, kok Rafael gak bisa sihh Pah ?." Rafael kesal dan bingung karena dia tidak bisa.

Verrel dan aku kini mulai mencoba membuat Rafael tenang. "Umm Rafael, sayang tenang kamu bisa kok mungkin bukan air bakat kamu, coba Papa Verrel contohin dehh, cepet sayang kamu coba ajarin kekuatan kamu ke Rafael." Aku menyuruh Verrel untuk mendemonstrasikan kekuatannya. "Ehh iya kak, umm coba yaa Rafael sayang yukk nihh liat Papa." Verrel mencoba memulai kekuatan apinya. Rafael mulai mencoba kekuatannya.

"Pah Rafael bisa nihh keluar api, hyahhh." Rafael bahkan bisa membuat semburan api wah gila sih.

Rafael menghasilkan api yang besar bahkan hampir mengenai Farrel, karena Rafael memiliki karakter yang aktif dan bersemangat. Farrel yang refleks membuat perisai air untuk melindungi dirinya dan dia tidak sadar kekuatan airnya terhempas ke arah Rafael dan membuat badan Rafael setengah membeku. "Ahhh panas." Farrel ketakutan. "Ahh pah Dingin, pah Farrel nakal." Rafael menangis karena badannya membeku setengah menjadi es balok. Aku menggelengkan kepala ku bingung begitupun suami ku Verrel. "Wahh sayang kok begini." Kataku dan Verrel bersamaan.