ΑLASKA

4.9K 282 10
                                        

Menjadi seorang anak bungsu itu sebenarnya tidaklah begitu menggembirakan, terkadang apa yang kita kehendaki itu tidak semuanya bisa tercapai dan dimiliki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menjadi seorang anak bungsu itu sebenarnya tidaklah begitu menggembirakan, terkadang apa yang kita kehendaki itu tidak semuanya bisa tercapai dan dimiliki.

***


Hari ini, genap seminggu Aska di rawat di RS tersebut. Saat ini keadaan, sunyi sepi karena cuma ada Khayra doang.

"Ma? Kapan ade bisa pulang?" Tanya Aska tanpa mengalihkan pandangannya dari lego legonya

"Mama juga gak pasti mungkin tunggu body anak mama fit" jawab Khayra

Aska mengeluh kesal,

"Tapi, nanti Papa ga bakal ajak jalan lagi."

"Iya nanti pasti papa ngajak adek ke mall, tapi tunggu body adek fit dulu." Bujuk Khayra supaya Aska tidak seperti ini lagi.

"Tapi nanti coklat keluaran terbaru itu habis gimana? Kan Ask juga, pengen rasa!" Jawab Aska seraya menampilkan Mata yang jelas kini, berkaca-kaca.

"Jangan nangis dong, masa cowo nangis sih? Malu tau sama yang baca." Goda Khayra spontan terkekeh pelan menatap anaknya itu.

"Gak! Aska gak nangis kok. Siapa bilang Aska nangis?" Jawab Aska sambil mengusap cepat air matanya yang tadi sempat jatuh di pipi.

Tak lama kemudian, terdengarlah ketukan keras lebih tepat gedoran di luar ruangan.

"ASSALAMU'ALAIKUM!!"

"Hm waalaikumsalam, lain kali kalo ke sini ketuk pintu dulu jangan begitu yah Levin kaget mama." Nasehat Khayra ke Levin

"Maafin Levin yah mama, soalnya lagi semangat nih mau ketemuan so Aska!!" Raut Levin berubah menjadi serba salah, dirinya tidak sendiri tapi ditemani seorang kembarannya suara seorang lagi iaitu kembaran Levin yang bernama Kevin

"Yaudah, kalian jagain Aska gedenya mama bentar yah. Mama pengen ke kantin dulu beli makanan. Mama pergi dulu bentar ya, sayang." Pamit mama Khayra berlalu meninggalkan ruangan tersebut

"Kalian minggir sono udah, bau ketek deket-deket lagi sama adek gue." Bidas seseorang tak lain tak bukan ...

"Eh Farel!! ih kangen!" Heboh Aska semangat melihat Farel si kutub es

"Hmm, ada yang sakit?" Tanya Farel sambil memberikan senyum tipisnya ke Aska

"Ga ada yang sakit kok, udah sehat tapi gak dibolehin discharger! Kangen pengen sekolah." Keluh Aska sambil memanyunkan bibirnya

"Turutin aja, lagian kamu itu belum sehat sepenuhnya." Ucap Levin dan diangguk kepala oleh Kevin

"Udah makan belum?" Tanya Farel

"Hmm, sudah kok." Jawab Aska gugup

"Lo boong!!" Tungkas Kevin sambil menunjuk wajah Aska

"Gak boong kok. Bener udah makan tadi, di suapin mama" balas Aska kesal, Kan dia udah makan tapi dikir

"Yaudah, sekarang kamu istirahat aja yah." Perintah Levin

"Tapi, Aska mau main!" Tolak Aska lalu memandang legonya sedari terbiarkan itu

"Yaudah deh kita main!" Ucap Levin riang sambil menarik kerusi yang ada di samping kanannya.

Tetapi..

Kevin, si anak yang paling iseng itu malah menarik bangku yang akan diduduki Levin ke arah kiri dan Levin yang sudah ingin mendaratkan bokongnya ke kerusi malah jatuh ke lantai.

Bruagg (anggap aja bunyi dia jatuh)

Terkedu mereka, lalu terdengar suara ketawa mereka diruangan rawat inap itu.

"HAHAHAHAHA pasti sakit." Tawa Aska meledak saat melihat Levin terjatuh

Begitu pun si kutub es yang sedari tadi hanya menahan tawanya, untuk meledak. Yaps!! Hanya sahabat sahabatnya lah yang bisa membuatkan Farel tertawa tapi terkadang mereka juga lah yang bisa membuatkan singa jantan terbangun.

"Emang enak? Hahahaha?" Tanya Farel sambil tertawa dan di akhiri gelengan kepalanya

"Kurang ajar lo Kevin lucnut! Gue coret nama lo, dari jadi kembaran gue yaa!!" Kesal Levin yang kini sudah berdiri

"Bahasa mu, Levin!" Tegur Farel

"Iya maaf, kesal gue ama lu Kevin, liat aja nanti!!" Marah Levin

"Duh maaf dong kak Levin ku sayang, adikmu ini menyesal," Tutur Kevin dengan wajah menjijikkannya

"Jijik tau gak!!!" Ucap Levin ketus

Sementara yang lain, masih saja tertawa terbahak bahak kala mengingat gimana Levin yang terjatuh tak elit itu.

"Lo miring Kev?" Tanya Farel saat melihat Kevin yang sengaja memanyunkan bibirnya begitu juga suaranya yang dibuat buat.

"Dih kok malah mojokin gue, kan becanda doang tadi." Ucap Kevin

Farel malah lebih memerhatikan adik kesayangan di sampingnya yang masih tertawa itu.

"Udah jangan ketawa terus nanti..." Teguran farel terhenti saat melihat kondisi Aska yang tiba-tiba tercungap-cungap memasukkan udara melalui mulutnya.

Bisa diketahui mereka penyakit kambuh lagi. Dengan sesegera mungkin, Levin menekan tombol yang berada di atas kasur milik Aska.

Tapi tak ada satu pun dokter masuk dan itu membuatkan farel geram. Wajahnya yang tadi biasa biasa itu, sekarang udah berwarna merah aja..

Tanpa membuat waktu lagi Kevin berlari, keluar ruangan untuk mencari dokter Jason untuk secepatnya memeriksa Aska. Levin tak kalah cepatnya, dirinya juga sedang menelepon seluruh keluarga Aska dari Mordy, Khayra, Aeron dan Alfa. Tak lama datang dokter Jason dan mereka disuruh keluar sebentar membiarkan dokter, suster dan Aska di dalam

Di luar ruangan, suasana menjadi semakin canggung hanya terdengar suara detik jam yang semakin bergerak ke hadapan. Sehingga terdengarlah suara langkah seseorang tak lain lagi itu mama Khayra dengan wajah paniknya begitu pula matanya yang sudah merah menandakan dirinya menangis.

Tak lama kemudian datanglah papa Mordy dan kedua anaknya lagi. Mereka juga tak kalah kusutnya sekarang. Malah mereka melihat ketiga sahabat anak bungsunya itu juga melamun sambil menatap pintu ruangan Aska membuatkan mereka juga merasa kasian.

"Masih lama yah?" Tanya mama Khayra ke semua

"Dokter Jason, baru tanganin Aska ma," Jawap Levin

"Maaf ga bisa jaga Aska dengan baik." Rungut Farel menunduk menyesal, terdengar penyesalan tersirat di suaranya

"Kamu, gak salah kok.q" Jawab papa Mordy dan diangguki oleh mereka yang lain

Tak lama kemudian terbuka lah pintu ruangan yang sedari tadi mereka tunggu itu.

"Dok/Jas gimana keadaannya?" Tanya mereka bersamaan

"Hmm jadi...."

(22/08/2020)

Awan Redum AlaskaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang