Alaska

1.7K 129 2
                                    

Terkadang apa yang kita pikirkan benar tak semuanya benar belaka terkadang apa yang kita pikirkan salah tak semuanya salah belaka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terkadang apa yang kita pikirkan benar tak semuanya benar belaka terkadang apa yang kita pikirkan salah tak semuanya salah belaka


Continue..

Sesuai permintaan si kecil untuk berkumpul bersama, maka si ketua keluarga spontan saja mengiyakan permintaan tersebut dengan meminta ahli keluarga kecilnya untuk turut berkumpul di ruang keluarga. Bagi membahas perihal keinginan si bungsu.


"Jadi apa yang anak Papa inginkan, hm?" Tanya Mordy pada anaknya yang kini duduk di samping kanannya.

Aska menoleh ke arah Papanya, ditatapnya dengan lamat lalu tersenyum tipis menatap pria itu.

"Bagaimana ya, caranya ngomong ke Papa?" Pikir Aska celaru.

Aska menghembuskan nafas pelan, bismillah dia pasti bisa!

"Begini, di kelas Aska kedatangan pelajar baru. Dia cowo, dia baik tapi tidak pada nasibnya Pa. Dia ga punya orang tua, dalam artian sudah meninggal. Aska kasian sama dia Pa, gimana kalau kita angkat dia jadi keluarga kita." Pinta Aska lantas membuat mereka terkejut mendengarkan hal itu

Mordy mengerutkan keningnya menatap anak bungsunya itu. Apa yang dipikirkan anaknya sehingga bertindak seperti itu? Fikir Mordy sedikit kesal pada si kecil.

"Maksud Adik, bagaimana? Papa kurang ngerti." Kata Mordy menjawab permintaan Aska tadi.

"Iya, ngapain juga angkat anak? Kita punya kamu loh, kamu yang bungsu gaada lagi yang lain bisa ganti posisi anak Mama." Jelas Khayra, spontan membuat Aska menghembuskan nafas pelan sekian lagi. Sedih, karna tidak bisa membantu teman barunya yaitu Gavin. Tapi keluarganya tak sepenuhnya salah akan ini.

"Tapi kasian Ma, Pa, Dia tinggal di apartment sendirian enggak ada yang nanggung dia. Hidupnya terlalu keras Pa, pagi sekolah pulang harus kerja lagi biar bisa biayai kehidupannya seharian. Please Aska mohon, ini doang kok yang Aska minta." ucap Aska memohon

"Kalau itu Aska mau yaudah deh." ucap Mordy lalu berdiri dari tempat duduknya dan beranjak pergi dari ruang keluarga.

Kecil hati Aska, kala melihat punggung Papanya semakin menghilang kala keluar dari ruang keluarga. Apa Papanya marah pada-Nya?

Begitu juga yang lain, kini tinggal Aska dan mama Khayra yang berada di ruang keluarga

"Kenapa minta kayak gitu hm?" tanya Khayra sambil mendekat ke arah Aska dan memberi pelukan hangat ke anak kesayangannya itu

"Ma? Papa marah yah?" tanya Aska yang menunduk menahan tangis

"Hmm gih ke papa sana kasih tau kenapa Adik mau kita ambil anak angkat." Titah Khayra dan diiyakan oleh Aska.


Tok ...

Tok ...

"Papa?" panggil Aska yang sudah masuk ke kamar papanya itu

"Apa?" tanya papa Mordy dingin

"Papa marah ya? Maaf Aska gak maksa Papa sama Mama kok maaf. Yaudah Aska keluar maaf udah ganggu." ucap Aska lalu berbalik menghadap pintu buat keluar

Tapi dicegah oleh sang papa yang tiba tiba memeluk anaknya itu.

"Kenapa minta hal yang seperti itu? Aska tau kan keluarga kita ga bakal suka akan kedatangan orang baru apalagi dia asing. Apa Aska mau berbagi kasih, dan membiarkan diri merasa tidak dianggap? Hm? Gamau kan?" Jelas Mordy, lebih ke ancaman sih biar anaknya itu tidak meminta hal yang aneh aneh lagi kedepannya

Namun, Mordy salah!

"Gapapa, kata Mama kan berbagi itu amalan yang baik. Gapapa lah, Aska mau kok berbagi kasih sayang sama Gavin." Jawab Aska seraya tersenyum manis menatap Papanya.

"Harusnya Khayra gausah mengajarkan itu pada anakku. Akan ku beritahu pada-Nya nanti." Fikir Mordy.

"Yasudah, gausah dipikirkan itu lagi. Udah larut, mending Aska tidur yok bareng Papa." Tawar Mordy sekali lagi pada anaknua

"Mama gimana?" tanya Aska menatap Mordy dengan tatapan lembutnya ke arah Papanya itu

"Kasur itu besar loh masih bisa buat tampung kita bertiga." Terkekeh Mordy kala meliat anaknya itu menggaru kepala, pasti malu fikirnya. Tapi apa yang membuat anaknya itu malu?

"Udah baikan ni ceritanya?" ucap Khayra yang baru saja masuk ke dalam kamar

"Emangnya kenapa Aska pengen kita ambil anak angkat?" tanya papa Mordy masih penasaran

"Pengen aja biar dia bisa ngerasain punya keluarga lagi kayak dulu." ucap Aska seadanya.

"Yaudah papa ikutin kemauan Aska dengan satu syarat Aska harus selalu sehat jangan pernah ninggalin kita semua janji?" ucap Mordy

"Iya Aska janji." ucap Aska sambil tersenyum manis

"Tapi untuk jangan pernah ninggalin hmm Aska gak janji pa soalnya itu udah ketentuan Allah." ucap Aska sambil memandang kedua orang tuanya itu

"Tidur yok, udah larut." Khayra yang merasakan aura canggung pun spontan mengalihkan pembicaraan agar suami dan anaknya tidak larut dalam pembahasan itu.

"Mama, Papa, percayalah Aska ga bakal pernah ninggalin kalian jika bukan karena ketentuan Illahi, atau keinginan kalian." ucap Aska lagi sambil tersenyum miris

"Kita ga bakal seperti itu, Dik." ucap Mordy menenangkan anaknya

"Yaudah sekarang kita tidur, Aska udah makan obat belum?" tanya Khayra

"Belum ma"

Lantas, Khayra membawa kaki jenjangnya buat kearah nakas yang berada di sisi meja rias, lalu mengambil kotak obat yang sememangnya disediakannya di kamar itu.

"Nih makan terus ini minumannya." ucap Khayra

Sementara di kamar Aeron ada Alfa. Mereka berdua sedikit kecewa dengan apa yang terjadi lagi lagi Aeron dia gak bisa nahan emosinya terhadap adiknya itu. Dia marah, dia sakit hati.

Sementara Alfa dia hanya memikirkan ke hadapannya jika mama papanya menyetujui hal tersebut.

"Bang kalau mama papa setuju, lo bakalan milih Aska atau adek baru?" tanya Alfa

"Gue...."

To Be Continue

Awan Redum AlaskaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang