Pagi hari ini, seorang anak lelaki yang berusia 7 tahun dengan semangat menuruni tangga mansion. Tidak lupa senyumnya tak pernah luntur dibibir tipisnya itu.
"Pagi Mama! Pagi Papah! Aska comeback dengan senyuman yang manis!" Teriak Alaska. Dirinya Alaska Januar Daryan. Si bungsu kesayangan semua.
"
Baby jangan lari-lari nanti kamu jatuh," tegur mereka dengan serempak, terhitung mereka ada 5 orang.
"Dan, jangan teriak baby. Nanti tengorokanmu kamu sakit, emang kamu mau disuntik lagi?" sambung salah satu dari mereka dengan sedikit ancaman.
"Iya-iya, Aska minta maaf," ucap Aska setelah sampai di meja makan
"Yasudah, ayo duduk di samping abang," tawar Aeron. Aeron Jazkiel Daryan, dirinya adalah abang pertama dari Alaska. Si dingin, namun sangat perhatian pada keluarga.
"Abang mah! Kemaren kan udah, sekarang adek sama Alfa. Adek, di samping abang Alfa aja yuk sini," tawar abang keduanya itu. Alfa Jevaro Daryan, si berandalan yang hanya patuh dengan keluarga dan suka menyesatkan adeknya. Oh tidak! Alfa tidak menyesatkan adeknya, melainkan adeknya mengikuti jejaknya.
"No! Aska mau duduk di samping mama sama papah aja," ucap Aska lalu mendudukkan bokong nya di bangku berdekatan dengan kedua orang tuanya
Sementara Alfa, dirinya masih saja menyalahkan abangnya atas ketidakmauan adek bungsunya itu.
"Lo sih bang bego!" ucap Alfa dengan wajah kesal dan tidak puas hatinya itu.
"Salah gue apaan, Ya Allah." Batin Aeron sambil menatap adek keduanya itu
"Your language, Alfa!" tegur Khayra sambil memandang tajam tepat di wajah Alfa. Khayra Ivarra, mama kesayangan Aska yang lemah lembut dan sayang ke semua anak nya.
"Im sorry mom." ucap abang Alfa menunduk patuh
"Yok! Semua doa, adek udah laper ini," kata Aska sambil memegang perutnya yang besar itu. Sesekali mengambil sebutir nasi dan memasukkannya ke dalam mulug
"Doa dulu baby," ucap mereka serempak
"Udah, tadi nunggu kalian kelamaan sempet mati kelaparan Aska nungguin kalian!" ucap Aska dengan nada kesalnya sambil memegang sendok lalu makan dengan cepat.
"Makan itu jangan buru-buru, nanti keselek loh," peringat Aeron ke Aska. Namun, tak di anggap ada oleh Aska.
"Im done, mau ke kamar dulu," ucap Aska dengan nadanya yang sana seperti tadi.
Saat ingin berjalan pergi dari ruang makan, tangan Aska di cekal oleh papanya sendiri
"Hmm ada apa, Pa?" tanya Aska
"Kok buru-buru, makan lagi yok sini," ucap Mordy, sang papa sambil memandang Aska dengan tatapan lembutnya.
"Tapi, Aska udah kenyang makanua pengen ke kamar dulu, sebentar lagi, Aska ikut kumpul di ruang keluarga" ucap Aska lalu buru-buru berjalan mengarah kamarnya.
"Aeron selesai." ucapnya lalu tanpa pamit lagi dirinya langsung mengejar adek kesayangan nya itu masuk ke dalam kamar.
Sementara Alfa, dirinya hanya terdiam memikir gerak gerik adek kesayangan nya tadi itu. Di pikiran nya cuma satu, Aska seperti menahan kesakitan.
"Gue harap yang di pikiran gue itu gak benar",batin Alfa sambil menghembuskan nafasnya dengan kasar.
"Hayoloh Pa, nih",ucap Alfa sambil tersenyum menyindir
"Tau tu Papa banyak ngomong amat, udah tau adek belum makan semalaman hm",ucap mama Khayra memandang suaminya dengan tatapan yang sukar di artikan
Ya jadi Aska itu belum makan semalam karena, katanya gak nafsu makan. Jadi gitu deh dia, lebih memilih untuk tidur daripada makan semalam.
"Papa minta maaf",ucap papa Mordy sambil menyelesaikan acara makannya itu
"Papa ke kamar Aska dulu",ucap papa Mordy
(15/08/2020)
(28/05/2023)
KAMU SEDANG MEMBACA
Awan Redum Alaska
Teen FictionStart: 15/08/2020 End: 26/10/2020 Revisi Ulang : 28/05/2023 Benar kata orang, hidup ini bagaikan pentas opera. Dimana aku adalah tokohnya dan mereka penonton utamanya. Dunia, terkait harta. Jika mempunyai harta bahagia lah mereka, namun tidak dengan...