ALASKA

9.8K 565 29
                                        

"Tak semua candaan itu bisa di anggap bercanda, ianya juga terkadang membuatkan seseorang marah. Intinya kita bisa becanda tapi pada situasi yang tertentu."- Aska.

"- Aska

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kini, Mordy sedang memasuki kamar bernuansakan biru muda itu. Pemilik kamar itu siapa lagi, kalau tak bukan Aska. Gumpalan kecil dibalik selimut, itulah pemandangan pertama saat pertama membuka pintu tersebut.

Tatkala, melihat sosok putra sulungnya. Mordy memilih memberi isyarat agar putra sulungnya itu keluar sebentar. Seraya mengangguk, Aaron memilih untuk keluar sesuai dengan perintah Papa-nya.


"Aska? Putra kesayangan Papa?" Panggilnya, namun tak ada sahutan dari pemilih nama yang disebut.

"Baby? Jawab dong?" kata Mordy lagi, namun lagi dan lagi tak ada sahutan dari anak bungsunya itu.

"Baby? Papa mau jalan ke mall, ikut gak? Kita beli semua jenis coklat di toko-nya gimana? Papa juga dapat info jika ada coklat keluaran terbaru, emangnya kamu gak mau memakan coklat terbaru itu?" Tawar Mordy tapi tak ada juga tanda tanda si bungsu ingin menjawab.

"Yaudah deh yang di bawa nggak mau ikut hmm, Papa jalan dulu pengen borong coklat terus nonton di cinema." ucap Mordy lagi pun tak ada jawapan

"Masa iya ngambek cuma gara-gara itu, apa penyakit anakku kambuh lagi? Nggak mungkin!" batin Mordy

"Papa pamit dulu ya pengen jalan-jalan dadah!!" Heboh Mordy mengambil ancang ancang untuk pergi melangkahkan kaki dari kamar Aska.

Saat sudah di depan pintu kamar tak di sangka sebuah tangan kecil melingkar di kaki Mordy. Siapa sangka kalau pemilik tangan itu adalah Aska.

"Mau ikut!"ucap Aska perlahan-lahan

"Udah gak marah ni sama Papa? Kalau masih hmm gak boleh ikut wlee!" tanya Mordy tersenyum tipis menatap anaknya itu.

"Eh-eh Aska gak marah kok sama papa!!" ucap Aska tersenyum menampakkan deretan giginya yang putih itu

"Yaudah sekarang ganti baju sana, Papa tunggu di ruang keluarga yah." ucap Papa Mordy sambil mengacak acakkan rambut Aska

"Siap pa!!" Aska kegirangan

"Aska, jangan teriak-teriak nanti tenggorokan mu sakit" peringat papa Mordy ke aska

"Iya papa, Aska pengen ganti baju dulu" ucap Aska beranjak pergi ke wnc di kamarnya

Sementara Mordy lebih memilih keluar dan bersiap untuk jalan bersama anak kesayangannya itu. Namun, tak dipungkir bahwa hatinya sedikit gusar saat meninggalkan anaknya itu sendirian di kamar.

Setelah membuka pintu kamar Aska, tiada sosok yang di carinya itu. Tak ingin buang waktu, Mordy melangkahkan kaki ke wnc milik Aska dan sama, tak ada siapa-siapa disana. Hati Mordy semakin gusar dan secepatnya melangkahkan kakinya ke kamar mandi, baru saja membuka pintu, Mordy malah dikejutkan dengan anaknya yang tergeletak tak berdaya, dengan darah yang mengalir dari hiding juga kepalanya.

"Aska? Bangun sayang hei?" Tak ada jawapan dari Aska, dengan gerakan cepat Mordy menggendong tubuh mungil Aska keluar kamar dan berlari ke lift rumahnya tujuannya sekarang itu cuma satu.

Rumah sakit.

***

Kini, mereka sudah berada rumah sakit dan Aska langsung saja di bawa ke ruang rawat untuk di periksa oleh dokter.

"Baby pasti baik baik aja."batin mereka

(16/08/2020)

Awan Redum AlaskaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang